Kristy Powell, seorang warga
Amerika tak pernah menyangka ia mendapatkan uang penggantian atas kasus yang
menimpa dirinya senilai 1 Milyar dalam kurs Rupiah.
Pasalnya suatu saat, ia dituduh
melakukan suatu kejahatan (mengutil). Dalam proses pemeriksaan oleh kepolisian,
jilbabnya ditarik paksa hingga terbuka. "Aku merasa telah telanjang saat
itu," ungkapnya. Di negara yang konon menyuarakan keras HAK ASASI ini,
menerima laporan Kristy atas dugaan PERAMPASAN HAK SESEORANG MENJALANKAN
IBADAHNYA.
Sebab, JILBAB BAGI MUSLIMAH
ADALAH KEWAJIBAN DALAM AGAMA ISLAM.
Perkara ini berkembang dan
akhirnya, dimenangkan oleh Kristy Powell. Dan ia berhak mendapatkan penggantian
atas hak azasi nya yang telah dirampas oleh kepolisian setempat.
Pertanyaannya, apakah kita
muslim di Indonesia yang katanya mayoritas beragama muslim sudah memperjuangkan
hijab kita?
Dengan kata lain, berhijab bukan
sebuah hal yang memalukan. Diluar sana, mati-matian orang MEMBELA MURUA'H diri
pada Hijabnya.
Sementara kita disini apa yang
sudah kita lakukan?
Dalam kondisi negara yang
seperti ini, yang sudah semakin menerima hijab bagian dari kehidupan keseharian
kita. Buktinya pada saat paskibra pada Perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus
2017 tempo hari banyak peserta yang memakai jilbab, bahkan menggunakan cadar.
Tapi terkadang para muslimah
masih ada juga yang belum secara sempurna menghijabi seluruh auratnya.
TERTUTUP TAPI TERBUKA...
MENUTUP, BUKAN MEMBUNGKUS...
Semoga kisah Kristy Powel dan
para peserta paskibra dalam memperjuangkan hijabnya dapat kita petik hikmahnya.
No comments:
Post a Comment