"Enak nggak di telinga
mendengar kata-kata yang kasar?"
"Dipukul atau dicubit sakit
nggak?"
"Diejek
sakit hati nggak?"
"Dikucilkan
sedih nggak?"
Ada
banyak pertanyaan yang kami berikan pada anak-anak untuk membangkitkan rasa
dalam dirinya
Menempatkan
diri anak ada pada posisi tersebut
"Maka,
jika telinga ngerasa nggak enak mendengar kata kasar, dicubit dan dipukul itu
sakit, diejek bikin sakit hati, dikucilkan itu sedih, jangan lakukan pada orang
lain" lanjut kami, para guru SEGI (Sekolah Gratis Indonesia)
Menanamkan
empati pada anak butuh perjuangan sebab mereka belum memahami dengan baik mana
yang boleh dan tidak boleh, mana yang asyik dan tidak, mereka bergerak sesuka
hati dan sangat ekspresif.
JIKA
MENEMUKAN YANG BERBEDA di mata mereka, bukan tidak mungkin mereka melihatnya
aneh, contoh ketika kami kedatangan tamu disabilitas, anak-anak langsung heboh
bertanya ini dan itu terkait perbedaan tamu tersebut dan mereka.
Anak-anak
butuh dipandu untuk meningkatkan empati sejak dini, sehingga ketika mereka akan
bertanya terlebih dahulu pada dirinya jika akan melakukan sesuatu, "Kalau
saya diperlakukan begini, saya bahagia nggak?"
Bukan
hanya di dunia nyata, bahkan di dunia maya sekalipun empati sangat penting.
Kelak mereka akan bertemu dunia maya yang sangat memudahkan mereka mengatakan
dan melakukan apapun.
Apa
yang ada di pikiran kita, bisa langsung diposting dan diketahui oleh
sebanyak-banyaknya orang, pertanyaannya adalah, "Apakah postingan saya
menyakiti orang lain nggak ya?"
Ketika
anak sudah belajar merasakan apa yang orang lain rasakan maka langkahnya
menjadi lebih positif
Bukan
semau gue
Bukan
asal gue happy
Bukan
suka-suka gue
MENDIDIK
ANAK itu seperti mendidik diri sendiri, dengan mengajarkan pada anak sesuatu
maka otomatis saya mengajarkan pada diri sendiri untuk melakukannya juga
SEGI
mendidik anak berkarakter penuh empati, InsyaAllah...
Yuk,
para perempuan, kita didik semua anak di lingkungan kita agar lebih berkarakter
dan penuh empati. Bismillah….
No comments:
Post a Comment