Anak-anak telah kehilangan dunia
anak-anak, mereka sudah bercampur dengan dunia orang dewasa *demikian batin
saya menjerit-jerit setiap melihat anak-anak lewat di depan rumah.
"Saya harus bergerak bukan hanya menjerit!"
"Saya harus bergerak bukan hanya menjerit!"
INILAH yang membuat saya
akhirnya terjun langsung di Sekolah Gratis yang didirikan oleh Nanit http://www.hanivamagazine.com/?p=932, saya harus bergerak
membuat anak-anak kembali memiliki ZONA ANAK. MUNGKIN, melalui inisiatif Nanit
saya bisa melakukannya. Anak-anak akan didekati oleh anak-anak.
RAMADHAN menjadi awal terjunnya
saya ke dunia anak-anak. Saya menyulap teras rumah menjadi ruang bermain anak.
Saya yang sukanya rapi sudah tidak peduli ruangan menjadi berantakan__Demi
anak-anak!
Bagaimana dengan ibu-ibu yang
menjadi FOKUS pembinaan saya? tetap saya kelola melalui komunitas.
Untuk yang berbisnis saya kelola di grup ibu-ibu Doyan Bisnis
Link ada disini:
https://www.facebook.com/groups/ibudoyanbisnis/?fref=ts
Pembinaan ibu-ibu penulis saya kelola di grup ibu-ibu Doyan Nulis
Link ada disini:
Pembinaan ibu-ibu penulis saya kelola di grup ibu-ibu Doyan Nulis
Link ada disini:
SEDANGKAN Facebook personal saya
jadikan tempat untuk mengcampaign mengenai SOSIAL termasuk pembinaan anak-anak.
Semua karena saya merasa harus
bergerak! Bukan hanya untuk membina ibu-ibu tapi juga melakukan yang saya bisa
untuk anak-anak, bismillah, semoga...
SATU HAL yang membuat saya miris
memang kondisi anak-anak yang saat ini sudah lebih dewasa sebelum waktunya
dalam urusan negatif, meski kematangan berpikirnya sangat jauh dari yang
diharapkan *mengutip ungkapan sahabat saya, teh Ida S. Widayanti.
Apa saja yang bisa kita lakukan
untuk mengembalikan dunia anak-anak menjadi dunia yang aman untuk mereka
bertumbuh?
Pertama, BERNIAT TULUS menjadi
ibu mereka tanpa tebang pilih. Siapapun anak-anak yang kita temui, darimanapun
latar belakangnya, bagaimanapun kondisinya, adalah anak-anak kita yang harus
dirangkul dan diberikan kasih sayang yang cukup.
Kedua, MENYIAPKAN SATU RUANG di
RUMAH untuk dijadikan tempat bermain anak-anak atau bisa dibilang menjadi ruang
mengasuh anak. Misalnya saya, menyediakan teras rumah yang menjadi Sekolah
Gratis setiap sore. *bahkan pagi, siang, sore anak-anak ramai disana
Ketiga, MENYIAPKAN WAKTU untuk
memikirkan langkah edukasi anak-anak dengan cara yang kreatif sebab anak-anak
amat mudah bosan. *kecuali gadget tak membuat mereka bosan
Keempat, AJAK DULU SEDIKIT ANAK
untuk datang tidak perlu langsung merangkul semua anak. Sedikit anak yang betah
di rumah kita akan mengajak lebih banyak anak lainnya untuk datang ke rumah
kita.
Kelima, PERBANYAK DISKUSI dengan
ahlinya. Ini yang saya lakukan sebab saya sendiri juga paham minimnya ilmu saya
dalam mengajar anak. Saya berdiskusi dengan ahli psikologi dan juga praktisi
untuk memberikan arahan langkah saya terjun ke dunia anak.
Keenam, JADI SAHABAT anak, bukan
menjadi orang yang SERBA MELARANG tapi saya menggali mereka sebagai IBU
PENDENGAR. Misalnya ketika ada anak melakukan kesalahan, saya ajak dia ngobrol
berdua.
Ketujuh, MEMBORBARDIR ANAK
dengan KATA-KATA POSITIF, misalnya saja dengan lagu Sekolah Gratis yang memang
dipenuhi kata positif. Anda bisa lihat disini:
SEKOLAH GRATIS
Ciptaan: Qanita dan
Bunda Nanit
Di Sekolah Gratis belajar CINTA
ALLAH
Di Sekolah Gratis meniru AKHLAK
NABI
Di Sekolah Gratis jadi PEMBERANI
Di Sekolah Gratis jadi ANAK
KREATIF
Di Sekolah Gratis jadi ANAK
AKTIF
Di Sekolah Gratis aku lebih
BERBUDI
DI Sekolah Gratis selalu
BERPRESTASI
Oooooh Sekolah Gratis, Sekolah
kita semua
Sekolah Gratis, Sekolahnya Anak
Indonesia
Yeaaaaaaaa......
Kedelapan, MENYIBUKKAN ANAK DENGAN AKTIVITAS FISIK, inilah yang membuat mereka lebih fokus bergerak, berkeringat, dan lupa duduk :). Saya membuat setiap kelas bergerak bukan hanya duduk diam. Mereka sibuk mengikuti lomba, gotong royong, bernyanyi, bermain, dan terus bergerak.
Kesembilan, MENGATAKAN PADA ANAK
YANG SESUNGGUHNYA terkait dampak seringnya main ke warnet dan pengaruh gadget.
Tidak perlu tendeng aling-aling lagi karena memang bahayanya luar biasa jika
anak-anak tidak paham dengan cepat pengaruh negatifnya.
Kesepuluh, MELIBATKAN LEBIH
BANYAK ORANG di ruang bermain anak yang menyenangkan mereka. Itulah sebabnya
saya terus menambah sejumlah sukarelawan yang mau terlibat untuk mengasuh anak
dengan kreatif. Guru seni peran, guru silat, guru rawat tubuh, guru
keterampilan, dan ada banyak guru akan terus kami libatkan. KENAPA saya
libatkan? karena saya terbatas dalam hal ilmu dan saya yakin BERSAMA KITA BISA!
Ada banyak tips yang mungkin
bisa juga Anda share kepada saya dan ibu-ibu lainnya, dengan harapan kita bisa
bersama-sama MENGEMBALIKAN DUNIA ANAK-ANAK yang AMAN dan NYAMAN sehingga mereka
bisa menjadi GENERASI EMAS INDONESIA.
Alhamdulillah banyak laporan
anak yang positif saat ini:
"BUN, dulu aku sering ke
warnet, tiap hari malah, sekarang udah nggak" ujar anak-anak gembira
"Aku sudah nggak ngomong
kasar loh, Bun" pamer anak-anak
"Aku sholat subuh loh sekarang"
nyengir
"Aku betah bermain di
Sekolah Gratis" ujarnya
90% anak di Sekolah Gratis (https://t.me/joinchat/AAAAAELxfC5Yb2AeVY8-rQ) berubah
sedikit demi sedikit dengan pembinaan INTENS 30 HARI.
Apakah, ibu-ibu ada yang siap
mengasuh anak-anak dalam 30 hari PERTAMA? dan selanjutnya Anda akan JATUH CINTA
untuk mengasuh mereka SELAMANYA. InsyaAllah...
Mari bu, kita bergerak bersama
untuk mengembalikan dunia anak-anak kita dan anak-anak di sekitar kita.
Mari bu, meminimalisir kenakalan
anak dengan kreatif bukan dengan vonis sadis.
Anakku....Anakmu...Anak kita
semua
No comments:
Post a Comment