Ada
banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melatih aktivitas menulis, salah
satunya adalah mengikuti kompetisi menulis.
Dengan kompetisi menulis kita dapat mengukur sejauh mana kemampuan kita
dalam menulis dan sejauh mana kemampuan kita dalam menuangkan ide-ide yang
dimiliki ke dalam sebuah tema yang telah ditentukan.
Ide
itu seperti air yang bisa kita lihat dimana-mana. Ide sebenarnya ada di
sekeliling kita, namun kita sendiri yang tak pernah menyadari. Kegiatan kecil
yang kita lakukan bisa kita jadikan ide tulisan. Pengalaman hidup kita bisa
kita tuangkan dalam bentuk bahasa tulis. Menyelaraskan ide yang kita miliki
dengan tema yang diminta oleh sebuah kompetisi menulis merupakan tantangan tersendiri.
Lalu
mulai dari mana?
Mulailah
menulis di mana pun Anda hendak memulainya. Mulailah menulis pada bagian di
mana pun Anda merasa nyaman. Banyak penulis yang tak menulis pengantar terlebih
dahulu, bahkan mereka hampir tak pernah menulis judulnya pada saat mulai
menulis.
Kalimat
pertama yang mereka tulis mungkin hanya sebuah pengantar yang ditulis mereka
untuk kepentingan mereka, yang digunakannya sebagai batu loncatan untuk masuk
ke bagian tulisannya yang lain. Bisa saja kata-kata pertama yang mereka tulis
tak muncul pada artikelnya yang sudah final. Meski begitu, menulis sesuatu yang
mungkin pada akhirnya tak terpakai bisa jadi cara bagi Anda untuk mulai
menulis.
Ah
susah, saya kan masih penulis pemula.
Menulis
adalah keterampilan. Bukan berarti penulis pemula tidak berpotensi memenangkan
sebuah kompetisi menulis. Namun masalahnya tidak semua penulis pemula mau
berlatih menulis dengan mengikuti berbagai kompetisi.
Menulis
adalah menuangkan ide, gagasan, dan perasaan dalam pikiran kita dalam bahasa
tulis. Untuk dipahami oleh pembaca sebagai salah satu alat komunikasi tidak
langsung. Kemampuan seseorang untuk menulis tidak muncul secara instan dan
otomatis. Kemampuan ini pun bukan bakat yang dibawa sejak lahir. Namun
kemampuan seseorang dalam menulis diperoleh melalui pembelajaran dan latihan.
Tidak
mau mengikuti kompetisi menulis dengan alasan merasa bahwa kita bukanlah
penulis yang handal malah membuat kita nggak akan pernah mengukur sejauh mana
kemampuan menulis kita. Kita harus tahu bahwa kompetisi menulis bukan hanya
untuk penulis yang sudah hebat saja. Bahkan para penulis hebat yang sering
memenangkan kompetisi pun awalnya sama seperti kita mengalami kesulitan ketika
menuangkan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan untuk mengikuti sebuah kompetisi
menulis. Namun mereka terus belajar dan rajin mengikuti berbagai kompetisi.
Kadang
setelah ide muncul masih juga belum berani mengikuti kompetisi. “takut
tulisanku dikritik orang”. Orang lain mengkritik tulisan kita berarti mereka
membaca karya kita. Kritikan yang diberikan bukan membuat kita harus malu
apalagi mundur. Namun dari kritikan itu kita belajar untuk menulis lebih baik.
Mengolah kata lebih sempurna hingga tulisan kita enak dibaca. Lebih baik
tulisan kita dikiritik daripada hanya bisa mengkritik tapi tak pernah menulis.
Tak
ada jalan terbaik untuk meruntuhkan rasa tidak pede dalam mengikuti berbagai
kompetisi menulis selain belajar dan rajin mengikuti berbagai kompetisi. Jika
belum menang, jangan berkecil hati, teruslah latih kemampuan menulis Anda.
Jadi,
kompetisi menulis apa saja yang sudah Anda ikuti sampai hari ini?
No comments:
Post a Comment