Jadi Bunglon
Menulis buku Auto biografi membutuhkan skill bukan hanya sekedar pandai menulis tapi ada skill khusus yang wajib diperhatikan. Ilmu ini saya sebut ilmu bunglon!
Ilmu bunglon merupakan ilmu yang membuat kita 'mendadak' menjadi orang yang sama dan memosisikan yang ternyaman bagi tokoh yang kita tulis.
Ketika menulis buku Auto biografi tidak jarang saat menulis saya menangis, marah, dan sedih menyesuaikan dengan cerita yang saya tulis dan inilah yang membuat tulisan itu kemudian lebih bernyawa serta sering mendapat pertanyaan dari sang tokoh, "kok seperti saya yang nulis" :)
Lalu, bagaimana ketika sedang berhubungan dengan sang tokoh? saya pun menjadi bunglon yang tepat. Saat menulis seorang profesor, saya memosisikan diri menjadi seorang murid. Saat menulis seorang kakek, saya mendadak seperti cucunya. Saat menulis seorang pengusaha, saya lebih senang menjadi teman diskusinya. Saya menjadi bunglon dan ternyata kunci dari kekuatan menulis di lini autobiografi adalah sepandai apa kita mengubah diri kita saat bersama sang tokoh, meski tentu saja tidak boleh mengubah karakter penulis itu sendiri.
Saya menikmati konsep bunglon ini dan saya rasa tokoh yang tulis pun demikian, karena hingga kini saya jadi memiliki hubungan baik dengan mereka seperti saat saya menuliskannya, mereka menganggap saya murid, cucu, teman dekat, hingga adik ^__*
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment