[SOCIAL] Katakan YA untuk Manage Social Media



8 hari di Mekkah saat umroh dan tanpa social media ternyata semua baik-baik saja, demikian bisik hati saya.

Ya, saat umroh semua akses saya ke dunia maya hilang, baik dari ipad hingga handphone padahal di hotel tersedian wifi yang memadai.

Setelah hari ke-9 selesai tawaf wada, semua akses social media NYALA. Saya langsung cek sana sini membereskan urusan, meeting jarang jauh antara Bandung Mekkah hingga Bandung Amerika dan hati saya berbisik, "barangkali nilai plusnya adalah ibadah nggak boleh bersaing dengan social media. Nikmati ibadah sepuasnya."

Memang benar, jujur selama tak ada social media, bahkan dalam 8 hari saya bisa menyelesaikan mengkaji ayat demi ayat AlQur'an hingga khatam, berada di Mekkah tanpa foto-foto, dan diskusi intens dengan kedua ibu yang ikut umroh bersama. Ya, tanpa kehebohan sebuah social media.




Pulang dari Mekkah, saya mulai berpikir untuk selalu memanage social media dengan sebaik-baiknya. Sekretaris saya dalam perjalanan kami ke Jakarta bercerita, "waktu teteh di Umroh, team Indscript ramai-ramai nonton sebuah tayangan menggugah tentang social media. Kami semua bersepakat, no gadget selama bekerja. Gadget kami pegang saat istirahat dan pulang kerja. Ternyata teh, indah banget. Sekarang suasana kantor lebih ceria karena nggak sibuk ama gadget tapi bercanda teruuus. Kerja lebih konsentrasi apalagi ada kegiatan tidur siang juga di kantor pas istirahat. Freeeesh banget." Ujarnya. Saya tertawa lepas bersama mereka...



Bukan, bukan tak boleh bersocial media, tapi kini, semakin teguh keinginan saya untuk memanage social media. Saatnya iINTERAKSI di dunia nyata lebih hebat!
Kami bersepakat, ingin mengukir sejarah setiap detiknya dengan interaksi yang sesungguhnya. Social media bagian dari interaksi dunia nyata. Aaah, Mekkah telah menginspirasi saya dalam banyak hal.


2 comments:

  1. Doakan yah teh bisa ke Mekkah juga. Amiiin

    ReplyDelete
  2. Aamiin..Terus berdoa dan berusaha Mbak Sri Muliana:)

    ReplyDelete