Judul : Gendut, Siapa Takut?
Penulis : Indari Mastuti
Editor : A. Ariobimo Nusantara
Asisten Editor : Mira Rainayati
Penata Isi : Suwarto
Isi : 104 Hal, 13 x 19,5 cm
Penerbit : PT. Grasindo, Jakarta, 2005
Resensi:
“Mama!” Teriak Agatha keras, tergopoh-gopoh Mama keluar dari kamar begitu pula Ega yang sedang mandi dengan hanya memakai seutas handuk menghampiri Agatha.
“Ada apa, ada apa?” tanya Mama dan Ega berbarengan.
“Aduh Ma, ini gawat! Agatha naik 4 kilo. Oh, tidak!” Teriak Agatha setengah histeris. Ega langsung berjingkrak-jingkrak senang, sedangkan Mama setengah mengiba.
“Ah sayang, sampai separah itukah?” Ujar Ega sedikit melecehkan. Agatha geram, lalu dibantingnya timbangan… brak…
Sekelumit dialog dari salah satu kumpulan cerita pendek buku “Gendut, Siapa Takut?” ini rasanya hampir semua orang merasakan. Terutama para remaja yang mulai memperhatikan penampilannya sebagai modal utama untuk gaul.
Agatha sebagai tokoh utama dari setiap judul menyajikan kisah-kisah pendek dan menarik ketika dia harus berhadapan dengan berbagai kasus. Saat Agatha berhadapan dengan perusak tanaman kesayangannya dijudul ayam tetangga betapa kesal dan kacau pikirannya. Sampai proses menyelidik dan mencari solusinya. Lalu ketika Agatha mendapatkan teman baru bernama Cersy yang cantik setengah mati, membuat banyak teman-temannya menyukainya dan membuat hatinya iri. Sehingga muncul sikap memusuhi pada Cersy dengan tujuan agar dia bisa keluar dari sekolahnya.
Kegokilan Agatha yang ceria, spontan dan jail makin terasa setelah menjelajah dari satu cerita menuju cerita yang lain. Khas anak remaja dalam melewati persoalan hari-harinya dengan Ega sang Kakak yang demen becanda, dan geng “imut-imut tapi amit-amit” sebagai juru supporter saat Agatha berhadapan dengan masalah-masalahnya. Ini menarik untuk dibaca oleh remaja juga orang tua, karena cerita-ceritanya riang, ringan, mengelitik.
Ima Emaknya Alif
No comments:
Post a Comment