"Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain.' (HR. Ar-rabii)
Ada banyak orang yang nggak bisa menerima pendapat orang lain. Apalagi jika pendapat itu bertolak belakang dengan pendapatnya. Mati-matiannya dia mempertahankan pendapatnya dan mati-matian membantah pendapat temannya.
Padahal pendapat orang lain sama pentingnya dengan pendapat kita. Jika kita tidak dapat menerima pendapat orang lain berarti kita sulit untuk mengembangkan pola berpikir obyektif. Tentu saja, karena semua kita asumsikan dari kacamata kita sendiri? Seperti sebuah rapat OSIS yang berubah menjadi kacau ketika Adis, ketua OSIS SMU Harapan Kita tidak bisa menerima pendapat dari Anton yang mengusulkan merubah program yang dicanangkan Adis karena dinilai tidak efektif untuk diterapkan. Adis ngotot bahwa program itu pernah dijalankan oleh sekolah lain dan hasilnya positif bahkan dengan emosional menganggap Anton tidak kooperatif mendukung kemajuan sekolah. Padahal dalam sebuah musyawarah perbedaan pendapat adalah wajar, jadi orang seperti Adis terlalu mengandalkan pengalaman, perasaan, dan kemampuan sendiri dalam menilai sesuatu. Sekali lagi ukurannya adalah diri sendiri! Bahkan orang seperti ini paling nggak mau mengakui kelemahannya dan menganggap orang lain kurang dibandingkan dia.
Padahal sikap seperti ini dapat mempengaruhi proses social, hubungan pribadi yang berantakan. Emosional adalah salah satu cirri pribadi orang yang tidak mau menerima pendapat orang lain. Besar kemungkinan membuat orang yang bersangkutan melakukan tindakan distruktif, jika ketidakpuasannya tak terbendung. OOW!
Agar kita bisa menerima pendapat orang lain :
Cobalah sesering mungkin berkomunikasi dengan orang lain. Bersikaplah terbuka terhadap perbedaan
Membiasakan diri untuk berpikir lebih mendalam terhadap setiap tindakan dan masukan yang diterima dari luar
Singkirkan negative thinking kepada orang lain dan kembangkan pola pikir positif
Cobalah untuk mempercayai orang lain, minimal kepada keluarga atau sahabatmu dulu
Cobalah menerima kelebihan orang lain. Kamu harus menyadari siapa tahu orang lain memiliki wawasan lebih luas dibandingkan kamu!
BEDA PENDAPAT kenapa enggak?
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment