Siang ini saya kedatangan sahabat dari Solo. Sahabat yang satu ini di mata saya adalah pengusaha yang tak pernah lepas dari kaidah agama. Pengusaha Agamis, begitu barangkali lebih tepat saya sebut. Bersamanya bukan hanya bisa berdiskusi mengenai bisnis tapi juga banyak siraman agama yang saya terima.
Itu yang membuat kedatangan beliau begitu menggembirakan. Bukan main, ternyata kedatangannya kali ini juga memberi informasi baru mengenai perkembangan bisnisnya.
Sebuah perusahaan baru yang didirikan bersama dengan sahabat yang lain telah diresmikan. Sebuah perusahaan yang peduli akan peningkatan SDM dan produk dalam negeri. Diawali kepeduliannya pada perkembangan produk dalam negeri yang selalu saja kalah bersaing dengan produk impor serta SDM yang selalu jauh tertinggal, maka perusahaan ini dibangun dengan satu tekad MAJU DARI KETERTINGGALAN.
Tentu saja, ini tidak mudah dan butuh proses yang tidak sebentar. Sahabat mengakui hal itu. Namun, beliau yakin dengan konsentrasi penuh dari divisi-divisi yang dibangunnya, maka semua itu akan menjadi mungkin. Dan saya juga yakin bahwa salah satu dari sekian banyak modal untuk maju adalah optimis!
Saya tertarik atas konsep bisnis yang dibangunnya. Bahkan dengan antusias menyanggupi ungkapan sahabat yang suatu saat akan mengundang saya sebagai trainer di salah satu divisinya.
Saya memang bukan trainer yang bisa dibandingkan dengan konsultan dan penasehat bisnis yang menyandang banyak gelar 'wah' serta pemilik perusahaan 'dinosaurus' tapi sebagai trainer 'kelas bawang', saya lebih banyak mentransfer dan punya tanggungjawab untuk menularkan energi-energi positif yang selama ini begitu bermanfaat di lapangan. Training yang saya lakukan memang berasal dari pengalaman-pengalaman di lapangan. Jadi, mohon maaf jika saya tidak banyak mengutip teori-teori orang besar melainkan menurut Gede Prama merupakan teori yang berdasarkan realita di lapangan karena kenyataan itu terlalu kompleks untuk direduksi ke dalam satu atau beberapa teori saja.
(Yogyakarta, 8 Oktober 2005)
Training dari Trainer 'kelas bawang'
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment