Sabtu pagi adalah saat saya dan marketing yang lain saling melontarkan pendapat dan permasalahan di lapangan melalui sebuah meeting mingguan.
Sabtu pagi kemarin, saya berujar bahwa saya mulai hari senin ini saya tidak ada di Jogja untuk beberapa lama, karena ada kota baru yang akan saya garap. Untuk sementara trainer saya berikan kepada kader yang sudah saya tunjuk. Saat itu suasana berubah sendu.
“Kalau mbak ngga ada, gimana dong kami?” Tanya seorang diantaranya. Saya tersenyum dan menyakinkan mereka bahwa dengan atau tanpa saya mereka harus terus semangat. “Buatlah target perusahaan itu menjadi target pribadi, sehingga pencapaiannya bukan beban melainkan suatu keharusan.” Ujar saya. Dan saya juga mengatakan bahwa kader yang sudah saya tunjuk tak kalah seru dalam memotivasi mereka.
Sore-sore saat bangun tidur, saya membuka sms dari salah satu marketing, “Teh iin masih di jogja kan?kurang semangat nih kalau tidak ada teh iin”demikian bunyinya. Lagi-lagi saya hanya tersenyum sambil mengirimkan sms balasan, “Masih di Jogya dong. Cuman saya kan harus bentuk struktur di tempat lain. Jangan khawatir, semua tempat akan saya perhatikan. Terus semangat ya!? Senin pagi saya masih di Jogja kok.”
Saya menganalisa kejadian ini sebagai dampak dari kedekatan psikologis antara saya dan marketing yang lain. Secara positif, perasaan ini dapat mendongkrak motivasi mereka mencapai target dan mendorong’sense of belonging’ terhadap perusahaan. Negatifnya, dikhawatirkan jika individu yang telah memotivasi beralih konsentrasi, ini akan mengacaukan system atau budaya kerja.
Akhirnya setelah dianalisa semalaman, juga berbekal dari advice atasan saya, Ir.Ridwan Yusuf Baginda . Saya putuskan satu minggu sekali saya akan meeting dengan mereka, walau pun saya sedang berada di kota yang lain (tentunya dengan jarak yang rasional dong!). Jika tidak, secara periodik saya akan berkomunikasi dengan mereka, baik melalui telpon atau sekedar berSMS…..Mudah-mudahan segalanya berjalan lancar.Amin.
Sebuah Keterikatan Psikologis antara kami semua…
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment