“Mbak, apakah artikel atau buku-buku mbak dimuat karena mbak memiliki kedekatan secara personal dengan editor atau redaksinya?” begitu kira-kira pertanyaan dari seorang audience pada acara Talk Show kepenulisan beberapa waktu lalu, dan pertanyaan ini sering saya dapatkan di beberapa acara lain, atau secara pribadi masuk ke email.
Mas Sony Farid Maulana, penyair puisi dan Pemimpin Redaksi budaya suplemen Khazanah, harian Pikiran Rakyat pernah juga menyampaikan bahwa dalam sebuah media cetak ‘nyaris tidak ada nepotisme’ karena terkait dengan kualitas dari karya yang dihasilkan.
Sebelum saya produktif menulis, artikel yang saya buat seringkali mendapatkan penolakan, rasanya saya nyaris putus asa. Namun beruntung, semangat saya tak pernah padam, saya terus menerus mencoba. Dan akhirnya saya kian terlatih menulis.
Prinsipnya agar tulisan Anda dimuat adalah dengan mempelajari terlebih dahulu segmen pasar, gaya tulisan, dan jenis rublik apa yang ingin Anda tembus. Setelah itu anda bisa langsung mulai menulis. Jika mungkin, mintalah komentar dari redaksi mengenai tulisan Anda kemudian latihlah kemampuan Anda untuk mengoreksi tulisan disesuaikan dengan komentar yang diberikan. Komentar itulah yang akhirnya akan memotivasi Anda meningkatkan kualitas menulis Anda.. Jangan lupa, Anda juga harus mencoba menulis di banyak media massa. Dan selamat, Anda juga akan menjadi penulis yang produktif!
Nepotisme dalam media …
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment