Ketika Doa Dijawab Tanpa Menunggu Lama

 



“Kadang, doa tidak perlu menunggu lama untuk dijawab—karena Allah tahu kapan hati kita siap menerimanya.”

Pagi ini saya berbincang ringan dengan suami tentang satu hal yang selalu membuat saya takjub: betapa Allah itu Maha Memudahkan. Segala sesuatu yang kita inginkan, bahkan hal sederhana sekalipun, bisa datang begitu cepat ketika hati kita benar-benar tulus memintanya.

Kenapa saya menyampaikan hal tersebut pada suami karena semalam saya menonton beberapa konten tentang jungle at home—konsep rumah yang penuh tanaman hijau. Rasanya adem sekali melihatnya.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah sri rezeki merah, tanaman yang indah dan bisa tumbuh meski tanpa sinar matahari langsung.

Dalam hati saya berucap pelan, “Ya Allah, saya ingin punya tanaman itu di rumah.”

Pagi-pagi sekali, saya mengemas air rimpang untuk dikirim ke tetangga yang sudah seperti ibu bagi saya. Sudah menjadi kebiasaan kami saling memberi.

Saya sering mengirimkan rimpang, dan beliau pun tak pernah lupa membalas dengan perhatian yang hangat.

Saat tiba di rumahnya, mata saya tertuju pada sesuatu yang membuat saya tersenyum—di depan rumahnya tumbuh sri rezeki merah, persis seperti yang semalam saya lihat.

Saya spontan berkata, “Mah, boleh tidak saya minta sedikit sri rezeki yang di depan itu? Saya ingin menanamnya di dalam rumah.”

Beliau tersenyum dan menjawab, “Boleh dong, ambil saja, sekalian dengan akarnya, mamah ambilkan pisau.”

Subhanallah. Saya benar-benar terharu. Belum 24 jam berlalu sejak saya menginginkannya, Allah sudah mengirimkan jawabannya lewat tangan orang yang saya sayangi.

Tak lama kemudian, satu lagi tetangga datang—beliau juga sudah seperti ibu bagi saya. Ia mengatakan bahwa anaknya memiliki 50 pot yang tidak terpakai dan ingin memberikannya kepada saya. Padahal, kemarin saya sempat berpikir untuk membeli pot baru. Lagi-lagi, Allah menjawab sebelum saya sempat bergerak.

Saya menatap suami dan berkata pelan, “Lihat, Allah itu menjawab doa saya begitu cepat. Kadang saya belum benar-benar meminta pun, Dia sudah mengirimkan.” Kami tersenyum bersama, dan hati saya bergetar. Bukan karena tanaman atau potnya, tetapi karena saya kembali diingatkan: setiap niat baik, sekecil apa pun, tidak akan luput dari perhatian Allah.

“Jika kita menanam doa dengan keyakinan, maka Allah akan menumbuhkannya dengan keindahan.”

Gerakan Literasi Islami, Dari Penulis untuk Indonesia


Bismillahirrahmanirrahim.

Gerakan Literasi Islami terus meluas, menjangkau hati-hati yang mencintai ilmu dan pena. Kami akan mengerahkan penulis-penulis INDSCRIPT di seluruh Indonesia untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah terdekat di domisili mereka. Inilah bentuk nyata dari semangat berbagi dan berdakwah melalui tulisan.

Saya pribadi merasa sangat bangga menjadi bagian dari gerakan ini—sebagai penulis sekaligus trainer yang hadir langsung di tengah para pelajar. Gerakan Literasi Islami tidak hanya menyapa satu lapisan pendidikan saja, tapi menjangkau dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga universitas.

Masya Allah, Tabarakallah… bulan Oktober ini saja, agenda kami sudah begitu padat! Bandung, Bekasi, hingga Serang menjadi lokasi awal dari rangkaian kegiatan yang penuh makna ini. Kami hadir membawa semangat menulis, berbagi inspirasi, dan menanamkan cinta literasi islami di setiap langkah.

Mari bergabung bersama Indscript Creative. Bersama pena, kita sebarkan cahaya.

Bersama literasi, kita lahirkan generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia.

Indscript Terus Bergerak Bersama Para Penulis



Hari demi hari, langkah demi langkah, INDSCRIPT terus bergerak — bukan sendiri, tapi bersama para penulis yang tumbuh menjadi penggerak literasi.

Per 1 Oktober, kami membuka Sales Academy For Writers, ruang belajar yang melahirkan para penulis yang bukan hanya bisa menulis, tapi juga memahami bagaimana tulisan menjadi kekuatan yang menggerakkan umat.

Dari sana, lahirlah penulis-penulis yang produktif, berani tampil, hingga berjiwa sosial.

Bukan sekadar menulis untuk diri sendiri, tapi menulis untuk memberi manfaat.

Bukan sekadar menerbitkan buku, tapi membawa buku itu ke sekolah-sekolah, memperkenalkan literasi sebagai bagian dari ibadah, sebagai jalan dakwah.

Dan yang luar biasa, mereka yang pernah menjadi murid sejak tahun 2013 di Sekolah Perempuan Indonesia kini menjadi penggerak utamanya Gerakan Literasi Islami, ada yang menjadi relawan, ada pula yang turun langsung mengajar di sekolah-sekolah.

Inilah yang kami sebut sebagai ta’awun literasi — kolaborasi yang lahir dari cinta, dikuatkan oleh silaturahmi, dan digerakkan oleh niat lillahi ta’ala.

Setiap kegiatan, setiap kolaborasi, setiap gerakan…

adalah bukti bahwa Indscript tidak pernah berjalan sendiri, kami tumbuh karena ada para penulis yang terus menyalakan semangat perubahan.


Sales Academy For Writers akan mendorong pertumbuhan di Gerakan Literasi Islami menjadi lebih massif di seluruh Indonesia.


Dari satu pena, bisa lahir seribu perubahan.

Dan dari satu niat, bisa mengalir keberkahan tanpa batas.

1.000 Rupiah Per Buku Untuk Gerakan Literasi Islami Dari Indscript Creative dan Joeragan Artikel


Dengan segenap kerendahan hati dan semangat yang membara, kami, Indscript Creative dan Joeragan Artikel, dengan bangga mempersembahkan sebuah ikrar yang akan mengukir jejak kebaikan di bumi pertiwi. 

Tepat pada tanggal 6 Oktober 2025, kami akan memulai sebuah gerakan yang bukan sekadar janji, melainkan sebuah aksi nyata yang menggetarkan jiwa.

Bayangkanlah: setiap buku yang terjual, setiap lembar ilmu yang tersebar, akan membawa serta sebuah harapan baru. Dari setiap penjualan buku, kami akan mengalokasikan Rp. 1.000, sebuah nilai yang kecil namun berdaya raksasa, untuk disalurkan sepenuhnya kepada Emak Pintar Indonesia dan Sekolah Perempuan Indonesia yang akan dikelola langsung oleh Ibu Kartikowati.

Ini bukan sekadar donasi, ini adalah investasi masa depan, jembatan menuju pencerahan bagi mereka yang haus akan ilmu.

Kami tidak akan berhenti di situ. Dengan langkah tegap dan hati yang tulus, kami akan merambah setiap sudut sekolah-sekolah di Indonesia dengan target 1000++ sekolah kami datangi, membawa obor gerakan literasi islami yang mencerahkan akal dan jiwa. Lebih dari itu, kami akan menyentuh denyut nadi perekonomian rakyat kecil, UMKM-UMKM yang gigih, komunitas-komunitas yang bersemangat, hingga institusi-institusi yang menjadi pilar bangsa. Kami akan menghadirkan pendidikan dan edukasi literasi yang relevan, praktis, dan memberdayakan, membuka cakrawala baru bagi mereka untuk bertumbuh dan berkembang.

Masya Allah, ini adalah deklarasi kesungguhan kami yang tak tergoyahkan! Ini adalah bukti nyata bahwa Indscript Creative dan Joeragan Artikel tidak hanya berbisnis, tetapi juga berbakti. Kami secara sungguh-sungguh, dengan segenap daya dan upaya, menggarap kegiatan edukasi literasi ini untuk semata-mata memberikan dampak yang jauh lebih besar, lebih luas, dan lebih mendalam bagi kemajuan Indonesia tercinta.

Bersama, kita akan menulis babak baru dalam sejarah literasi bangsa!

Jika Anda ingin berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Literasi Islami bisa langsung kontak Ibu Atie di nomor +62 878-2466-5032.



Mari menyatukan kekuatan!

Untuk Para Penulis Hebat: Teruslah Menyebarkan Inspirasi!



Sahabat-sahabat penulis yang luar biasa, dengan rasa bangga dan haru, kami ingin mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan semangat dalam menyebarkan buku-buku yang penuh inspirasi.

Setiap kata yang dituliskan adalah cahaya yang menerangi, setiap cerita yang dibagikan adalah jembatan yang menghubungkan hati.

Sungguh luar biasa melihat bagaimana karya yang telah menyentuh begitu banyak jiwa.

Terlebih lagi, kami sangat mengapresiasi penulis yang telah menembus angka 250 eksemplar! Ini adalah pencapaian yang membanggakan dan bukti nyata bahwa tulisan memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan menginspirasi.

Jangan pernah berhenti menulis, jangan pernah berhenti berbagi. Teruslah berkarya, teruslah menyebarkan kebaikan. Karena setiap buku yang  ditulis adalah investasi abadi bagi peradaban dan kemanusiaan.

 

Selamat sekali lagi, para penulis hebat! Teruslah berkarya dan menjadi inspirasi bagi kita semua.


Bismillah, buku SAAT AKU TAHU ALLAH TAK PERNAH PERGI menyentuh 600++ eksemplar penjualan per hari ini, insya Allah menuju 1.000 sebelum pra launching yaaaa....


Penasaran juga dengan buku tersebut? Order langsung ke https://www.instagram.com/bukuindscript?igsh=MTFzbmc5aTNvZnRyMA==

Selamaaat untuk semua penulisnya ❤❤❤❤

Sekolah Perempuan Indonesia Dampingi Perempuan di Rumah Ruth: Menguatkan, Menginspirasi, dan Menumbuhkan Harapan Baru



Sekolah Perempuan Indonesia (SPI)  mengunjungi Rumah Ruth, sebuah rumah singgah yang menaungi belasan perempuan dengan kehamilan yang tak diinginkan. 

Kondisi mereka tidaklah mudah—penuh dengan luka, air mata, dan pergulatan batin. Namun, di tengah kerapuhan itu, SPI hadir untuk menjadi sahabat, telinga yang mendengar, tangan yang merangkul, dan hati yang menguatkan.

Pada kesempatan ini, SPI tidak hanya membawa buku-buku inspiratif, tetapi juga berbagi pengalaman nyata dalam mendampingi perempuan yang sedang berada di masa sulit. Pesan utama yang dibawa adalah: setiap perempuan bisa bangkit, asalkan ia mau memperbaiki diri dan mengubah kebiasaan.

Metode pendampingan dilakukan dengan empat langkah sederhana namun berdampak:
1. Menyadari apa yang dirasakan saat ini.

2. Menentukan langkah yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik.

3. Menyusun tindakan nyata menuju perubahan positif.

4. Menumbuhkan rasa syukur dalam keseharian.


Dari langkah sederhana itu lahirlah kebiasaan baru: jurnaling syukur setiap pagi dan malam, membuat agenda harian, berolahraga, menjaga shalat dan bacaan Al-Qur’an, serta meniupkan afirmasi positif kepada janin yang dikandung.

Momen paling menggetarkan terjadi ketika para ibu diajak berbicara kepada janin mereka—meniupkan doa, cinta, dan afirmasi positif. Air mata pun berjatuhan, menghadirkan suasana penuh haru sekaligus penuh harapan.

“Masya Allah, luar biasa. Kami percaya, setiap perempuan berhak menjadi lebih kuat, lebih hebat, lebih baik, dan lebih taat,” ujar tim Sekolah Perempuan Indonesia.

SPI berkomitmen untuk terus hadir, menjadi bagian dari perjalanan perempuan-perempuan Indonesia agar mereka mampu bangkit dan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan kepada Allah.

Indscript Creative: Mendorong Gerakan Menulis Novel Bersama Kak Reffi Dinar



Indscript Creative tidak hanya fokus pada penulisan non-fiksi dan biografi tokoh, tetapi juga membuka ruang bagi para penulis yang mencintai dunia fiksi. 

Melalui program penulisan novel, Indscript menghadirkan mentor khusus yaitu Kak Reffi Dinar, salah satu penulis produktif yang lahir dari berbagai kompetisi menulis dan kini karyanya telah diterbitkan oleh penerbit besar, termasuk Gramedia Pustaka Utama.

Kak Reffi Dinar bukan hanya penulis yang penuh prestasi, tetapi juga bagian dari perjalanan Indscript. Berawal sebagai penulis grade A yang dipercaya menggarap proyek-proyek premium, kini beliau hadir sebagai mentor yang membimbing penulis-penulis fiksi di Indscript agar dapat menghasilkan karya berkualitas dan bertanggung jawab.

Dalam sharing session via Zoom yang digelar pada 17 September 2025, lebih dari 22 peserta hadir dengan antusias untuk belajar langsung dari Kak Reffi.

Salah satu pesan penting yang beliau sampaikan adalah: “Menulis novel itu bisa dimulai dari kegelisahan diri.” Selain itu, beliau menegaskan bahwa AI bisa dimanfaatkan sebagai sarana brainstorming ide, tetapi tetap bukan pengganti proses kreatif penulis.

Yang menarik, Kak Reffi juga menekankan bahwa menulis novel tetap membutuhkan riset yang serius. Fiksi bukan berarti boleh menulis sesuka hati tanpa dasar. Justru, sebuah novel yang baik adalah yang mampu memadukan imajinasi dengan realitas, sehingga tetap relevan dan bisa dipertanggungjawabkan.


Bagi Indscript Creative, menghadirkan mentor untuk dua jalur penulisan—fiksi dan non-fiksi—adalah langkah penting. Karena setiap penulis memiliki passion yang berbeda, dan dengan bimbingan yang tepat, karya mereka dapat berkembang maksimal.

Gerakan menulis novel bersama Kak Reffi Dinar ini menjadi bukti bahwa Indscript terus membuka ruang literasi yang lebih luas. Tidak hanya melahirkan penulis non-fiksi, tetapi juga membangun ekosistem kreatif bagi lahirnya novelis-novelis baru Indonesia.

Indscript Creative: Menggerakkan Literasi, Menebar Dampak di Tengah Ketidakpastian



Indscript Creative merupakan pelopor agensi naskah para penerbit buku di Indonesia dan bermetamorfosa menjadi spesialis dalam penulisan buku biografi para tokoh hingga pengusaha, lalu 2020 menjadi indie Publisher yang memadukan penerbitan buku sekaligus pendampingan penjualan buju. 

Sejak berdiri, Indscript tidak hanya berfokus pada menghasilkan karya-karya berkualitas, tetapi juga konsisten melahirkan penulis-penulis baru melalui berbagai pelatihan dan komunitas yang dibangun.

Gerakan literasi ini terus menjadi ruh utama Indscript. Melalui pelatihan menulis, para penulis tidak hanya diajak untuk berkarya, tetapi juga untuk menghadirkan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. 

Bagi Indscript, sebuah buku bukan sekadar karya tulis, tetapi jalan dakwah, ruang inspirasi, sekaligus sarana untuk memperkaya jiwa dan menebar kebaikan.

Buku antologi Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi, sebuah himpunan tulisan dari 49 penulis yang lahir sebagai pengingat bahwa setiap ujian hidup selalu memiliki makna dan rahmat Allah yang menyertai menjadi salah satu buku yang akan dilaunching untuk menyempurnakan jiwa-jiwa yang sedang merasa kosong di era saat ini.

Buku Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi menanamkan keyakinan agar tidak kehilangan harapan dalam setiap fase kehidupan.

Gerakan-gerakan literasi ini terbukti membawa dampak positif, khususnya di tengah ketidakpastian yang dialami masyarakat saat ini. 

Oleh karena itu, Indscript Creative terus menggaungkan kampanye besar: Ayo menulis buku, ayo membaca! Karena dari literasi, lahirlah perubahan, keseimbangan baru, dan optimisme untuk masa depan bangsa.

Babak Baru Penulis: Dari Menulis ke Menjadi Promotor

Masya Allah, 1 Oktober 2025 akan menjadi awal yang bersejarah. Hari itu bukan hanya menandai dimulainya sebuah program Sales Academy, tetapi juga sebuah babak baru bagi para penulis.

Penulis tidak lagi hanya sekadar menulis buku, tetapi juga belajar bagaimana menjadi promotor untuk karya yang mereka hasilkan.

Inilah misi dari Sales Academy for Writers, sebuah program yang kami siapkan untuk melatih penulis agar mampu mempromosikan buku dengan percaya diri, sekaligus membangun branding dirinya sebagai seorang penulis.

Kegiatan di Sales Academy ini sangat lengkap, mulai dari latihan harian seperti membangun database pembaca, membuat konten, hingga mempraktikkan strategi promosi secara konsisten.

Setiap penulis akan belajar bahwa aktivitas sederhana sehari-hari, jika dilakukan dengan disiplin, bisa menghasilkan dampak besar: semakin banyak orang membaca buku, semakin banyak pahala mengalir, dan tentu saja semakin besar peluang mendapatkan cuan dari dunia menulis.

Tidak hanya itu, kami menghadirkan Zoom 3 kali dalam seminggu sebagai sarana melatih public speaking. Di sinilah penulis belajar bicara dengan lebih percaya diri, mempresentasikan buku mereka, bahkan berdiskusi dengan calon pembaca.

Yang lebih indah lagi, di Sales Academy ini penulis tidak hanya belajar, tetapi juga bisa menjadi mentor bagi penulis lain sesuai dengan keahliannya. Contohnya, Ibu Tuti yang piawai dalam public speaking akan berbagi ilmu melatih suara dan intonasi. Vie Asano dengan kemampuannya dalam membuat konten akan menjadi mentor bookfluencer, membimbing penulis lain agar lebih kreatif dalam promosi. Ada juga Ibu Julia Pasca yang mahir dalam editing video, siap mendampingi penulis belajar cap cut sederhana untuk promosi buku di media sosial.

Masya Allah, inilah wujud ta’awun—saling tolong menolong—antara penulis, penulis bukan hanya tumbuh untuk dirinya sendiri, tetapi juga menguatkan penulis lain. Sebuah ekosistem yang penuh keberkahan, guyub, dan saling mengangkat satu sama lain.


Sudah masuk ke grup Sales Academy? Kontak ke https://www.instagram.com/bukuindscript?igsh=MWE1Z2R3YzhvdDh4bQ== untuk link kelasnya khusus untuk penulis di Indscript



Begitu banyak cerita di buku Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi, termasuk empat lima kisah yang saya ulas ini di zoom awal estafet Zoominar penulis dimulai.

Kisah pertama adalah kisah saya sendiri. Saya seorang pengusaha yang empat kali mengalami kebangkrutan, membagikan pengalaman saya.

Saya sangat menyadari menuju kebangkrutan keempat adalah kesalahan saya karena melupakan Allah, bisnis kami kehilangan arah.

Dari sanalah, saya kembali kepada Allah dan membangun bisnisnya di atas fondasi keimanan.

Ibu Firdaus, dengan kesabaran dan doa yang tak pernah putus, berhasil membimbing putranya yang sempat dianggap "nakal" hingga meraih kesuksesan. Kisahnya adalah bukti bahwa iman dapat mengubah segalanya.

Ibu Hasna, di tengah kehamilan anak ketiga dimana kedua anak sebelumnya masih balita dan kesibukannya sebagai penerima beasiswa di Jeddah, sempat merasa khawatir dan gelisah dengan kehamilannya ini. Namun, Allah mengirimkan orang-orang yang menguatkan imannya. Beliau belajar bahwa setiap anak adalah amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Ibu Lucy, dengan keteguhan hati yang luar biasa, menceritakan perjuangannya merawat putranya yang menderita epilepsi akibat kegagalan imunisasi. Kisahnya adalah cerminan dari kekuatan iman seorang ibu yang tak pernah menyerah.

Terakhir, Ibu Arie Widowati berbagi tentang lika-liku kehidupannya saat masih lajang, pencarian jodohnya, hingga akhirnya menemukan pasangan hidup karena keyakinannya.

Perjalanan hidup bersama suami yang berani mengambil risiko dalam bisnis beliau ceritakan, bahkan sempat mengalami kerugian besar, beliau belajar bahwa setiap ujian adalah cara Allah untuk menguji keimanan kita. Ketika sang suami sakit dan akhirnya meninggal Ibu Arie menyadari betapa berharganya kehadiran orang yang selama ini menjadi imam dan pemimpin keluarga.

Semoga kisah-kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk senantiasa menjadikan iman sebagai sandaran dalam menghadapi setiap ujian hidup, serta menjadikan setiap kesulitan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Buku Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi memang buku perjalanan taat kita semua.