Narasi Cinta dan Rida Ilahi: Kisah Dian Aryanti, Sang Founder Ciomy yang Bertawakal Sepenuhnya



Di tengah gemerlap dunia bisnis yang serba cepat, penuh strategi, dan sering kali mengukur kesuksesan dari angka-angka, ada kisah yang mengalir lembut—kisah tentang hati yang sepenuhnya bersandar kepada Allah.

Itulah kisah Dian Aryanti, sosok di balik lahirnya Ciomy, yang percaya bahwa kekuatan terbesar dalam bisnis bukan sekadar strategi, melainkan tawakal dan izin Allah. 

Baginya, setiap langkah dalam berbisnis harus dimulai dari niat yang lurus, dijalankan dengan doa yang terus bergaung, dan diserahkan hasilnya kepada Sang Maha Mengatur.

Dian meyakini bahwa setiap kata yang ia tulis adalah doa, dan setiap cerita adalah jembatan antara hati manusia dengan kasih sayang Ilahi.

Ia berkata dengan penuh keyakinan:

“Bisnis ini bisa tumbuh besar bukan hanya karena promosi atau strategi, tetapi karena Allah izinkan doa-doa kami mengudara melalui tulisan yang tulus.”

Pernyataannya mengingatkan kita bahwa sehebat apa pun kemampuan manusia dalam menulis, merancang, dan berstrategi—semuanya tak akan berarti tanpa izin dari Allah.

Ada kalanya kita menyaksikan bisnis yang tetap bertumbuh meski pemiliknya tak memahami teori marketing apa pun. Di situlah letak keajaiban yang tak bisa dijelaskan oleh logika, karena Allah yang memberi izin rezeki mengalir.

Dian sering mengatakan, “Yang paling penting bukan seberapa keras kita berjuang, tapi bagaimana kita merayu Allah agar Dia berkenan meridai setiap langkah kita.”

Itulah makna sejati dari tawakal—bekerja sekuat tenaga, lalu menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah dan saya ada di dalam circle para pengusaha yang belajar taat, tawakal dan ikhtiar sesungguhnya pun dibimbing oleh beliau, Masya Allah.

Saya kemudian merasakan semangat itu saat menemukan kisah Dian dalam unggahan seorang blogger Indscript di Instagram. Dalam tulisannya, ia menceritakan betapa bahagianya bisa bertemu Dian Aryanti di acara Jumpa Penulis yang diselenggarakan oleh KMO (Komunitas Menulis Online).

KMO sendiri didirikan oleh Tendi Murti yang merupakan penulis internal Indscript di tahun 2008-2009, beliau adalah penulis bertalenta, dan atas izin Allah telah menjadikan KMO menjadi rumah bagi banyak penulis buku, termasuk yang tergabung dalam KBM (Komunitas Bisa Menulis) yang dibesut oleh Asma Nadia dan Isa Alamsyah.

Melihat foto Dian di acara Jumpa Penulis KMO, saya tersenyum haru. Ada cahaya ketulusan yang terpancar dari dirinya—seorang perempuan yang menulis bukan hanya dengan tinta, tetapi dengan iman dan cinta kepada Allah.

Unggahan blogger itu menggambarkan betapa inspiratifnya sosok Dian, hingga mampu menyalakan semangat banyak orang untuk berkarya, berbisnis, dan beribadah sekaligus.

Dari kisah Dian Aryanti, kita belajar bahwa tawakal bukan berarti pasif. Tawakal adalah ketika kita menyiapkan segalanya dengan ikhtiar terbaik, lalu menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah dengan hati yang ridha. Dan di situlah Ciomy berdiri—bukan sekadar merek dagang, melainkan sebuah doa yang menjelma menjadi karya.

Pertemuan Tak Terduga di FORSIL: Kisah Inspiratif TV Harmoni dan Dakwah Literasi



Perjalanan saya mengenal TV Harmoni dimulai dari sebuah grup khusus di FORSIL (Forum Silaturahmi) yang beranggotakan tokoh-tokoh Jawa Barat. 

Di tengah kesibukan dan dinamika forum, satu nama mencuri perhatian saya: TV Harmoni. Mereka begitu aktif meliput berbagai kegiatan FORSIL, menghadirkan wajah-wajah inspiratif dan cerita-cerita penuh makna dari berbagai pelosok Jawa Barat.

Saya terkesan dengan dedikasi TV Harmoni dalam menyebarkan semangat positif dan nilai-nilai luhur melalui tayangan-tayangan mereka. 

Dari situlah, saya mulai mengikuti perkembangan TV Harmoni dan mengagumi komitmen mereka dalam menghadirkan konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi.


Takdir membawa saya lebih dekat dengan TV Harmoni. Hari ini atas izin Allah saya mendapat undangan dari Teh Rinna, sosok di balik layar TV Harmoni, untuk menjadi salah satu narasumber dalam program mereka pada 12 November 2025. 

Saya merasa terhormat dan senang sekali bisa berkontribusi dalam menyebarkan semangat literasi, yang merupakan passion saya.

Pada tanggal 12 November, saya akan berbagi wawasan dan pengalaman tentang Dakwah Kreatif: Tetap Bicara dan Tetap Menulis, Semua Menyala Untuk Bumi Allah.

Saya ingin mengajak mengajak pemirsa TV Harmoni untuk menggali potensi diri dalam berdakwah melalui tulisan dan perkataan, serta bagaimana literasi dapat menjadi senjata ampuh untuk menyebarkan kebaikan dan inspirasi di tengah masyarakat.

Kisah saya dengan TV Harmoni adalah bukti nyata bahwa pertemuan tak terduga dapat membawa berkah dan inspirasi. Saya berharap, melalui kolaborasi ini, kita dapat bersama-sama menebar kebaikan dan menyalakan semangat literasi di seluruh penjuru Jawa Barat, bahkan Indonesia.

 

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan dan mengikuti program inspiratif ini. Mari bersama-sama mendukung TV Harmoni dalam misinya untuk menebar kebaikan dan inspirasi melalui layar kaca!

Hubungan Journaling dengan Pemulihan di PUSPA Kota Bandung



Gerakan Literasi Islami yang digaungkan oleh Indscript bukan sekadar mengajarkan cara menulis yang baik, tapi menanamkan kesadaran bahwa setiap tulisan bisa menjadi jalan dakwah dan penyembuhan.

Menulis bukan hanya urusan kata, tapi cara menata hati, menenangkan pikiran, dan membangun kedekatan dengan Allah.

Nilai inilah yang saya jadikan diskusi dengan ketua PUSPA Kota Bandung, Ibu Salmiah Rambe atau seringnya disapa Teh Mia. Forum PUSPA Kota Bandung — sebuah forum yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Bandung.

Dalam banyak kasus kekerasan dan trauma yang ditangani oleh PUSPA, saya memberikan ide untuk memasukan journaling menjadi salah satu metode sederhana namun efektif untuk membantu proses penyembuhan para korban, baik anak-anak maupun perempuan dewasa.

Journaling bukan sekadar menuangkan perasaan di atas kertas. Ia adalah bentuk self-healing, terapi hati yang Islami. Dalam Islam, kita diajarkan untuk muhasabah—merenungi diri dan memperbaiki niat. Journaling sejatinya adalah praktik muhasabah dalam bentuk tulisan. Saat seseorang menuliskan rasa sakit, marah, takut, dan syukurnya, maka ia sedang berproses menuju ketenangan dan penerimaan atas takdir Allah.

Di banyak penelitian juga disebutkan, journaling membantu mengurangi kecemasan, depresi, dan tekanan emosi. Namun ketika dikaitkan dengan nilai-nilai Islam, menulis jurnal menjadi lebih dalam maknanya: bukan hanya menyembuhkan, tapi juga menguatkan iman.

Itu sebabnya, saya melihat pentingnya menghubungkan Gerakan Literasi Islami dengan PUSPA Kota Bandung. Karena keduanya memiliki semangat yang sama — memberdayakan dan menyembuhkan melalui tulisan. Bila setiap perempuan dan anak yang terluka diberi kesempatan untuk menulis, ia bukan hanya sedang bercerita, tapi sedang membangun kembali keimanan dan harga dirinya.

Gerakan Literasi Islami percaya bahwa pena bisa menjadi bagian dari ibadah. Dan di tangan para pejuang PUSPA Kota Bandung, pena itu juga menjadi alat untuk menyelamatkan jiwa.


“Setiap tulisan yang lahir dari hati yang berdoa, akan selalu menemukan jalannya untuk menyembuhkan.”

Bertumbuh Bersama Zaman: Kisah dari Kunjungan ke Seger Snow, Perusahaan Legend di Bandung



Hari ini, saya berkunjung ke Seger Snow, sebuah perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1954.

Saat melangkah ke dalamnya, saya seolah sedang melihat perjalanan panjang tentang ketekunan, adaptasi, dan cinta terhadap warisan keluarga.

Perusahaan ini kini dikelola oleh generasi ketiga yaitu Pak Trisno  dan luar biasanya adalah bagaimana semangat muda itu dihadirkan tanpa menghapus akar nilai yang telah dibangun sejak puluhan tahun lalu.

Saya bersama Ibu Fifie Rahardja, sahabat yang juga dikenal sebagai penggerak Bank Sampah Bersinar, banyak belajar dari kunjungan ini.

Kami dibuat kagum karena metamorfosa perusahaan yang dulunya konvensional kini bertransformasi menjadi perusahaan yang sangat Gen Z.

Ruangan-ruangan live streaming, area packing orderan online, bahkan dapur uji coba produk serta setiap sudutnya menunjukkan satu hal: keberanian untuk berubah.

Menurut Pak Trisno, sang pemilik, kunci dari semua keberhasilan ini hanya satu — kemauan untuk beradaptasi dengan teknologi.

Bagi saya, kalimat itu menampar lembut. Karena dalam dunia literasi, hal yang sama juga berlaku: penulis yang bertahan adalah penulis yang mau belajar dan beradaptasi.

Yang membuat kunjungan ini semakin bermakna adalah ketika kami menyadari bahwa ternyata kami memiliki satu benang merah perjuangan — literasi.

Seger Snow telah melakukan gerakan literasi digital di sekolah-sekolah,

saya bergerak dengan literasi menulis,

dan Ibu Fifie dengan literasi pengelolaan sampah.


Bayangkan jika tiga gerakan ini bersatu.

Bukan hanya sekadar kolaborasi, tapi sinergi dakwah dalam bentuk paling nyata: menebar ilmu, kesadaran, dan kebaikan yang memberi keberkahan.

Kunjungan ke Seger Snow hari ini bukan hanya menambah wawasan bisnis,

tapi juga mempertegas keyakinan bahwa inovasi dan nilai-nilai spiritual bisa berjalan beriringan. Bahwa perubahan bukan ancaman, melainkan bagian dari amanah besar untuk terus bertumbuh bersama zaman.

MENATA HIDUP, MENYELAMATKAN BUMI


 
“Kita tidak bisa mengubah dunia sekaligus, tapi kita bisa memulainya dari rumah—dengan niat yang lillah.”

Beberapa waktu terakhir, saya banyak merenungkan tentang bagaimana kehidupan yang saya jalani ini bisa menjadi lebih baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bumi yang Allah titipkan. Dari renungan itu lahirlah tekad untuk menjalani tiga hal: Zero Waste, swasembada pangan, dan hidup minimalis.

Saya membaca berbagai berita tentang potensi krisis pangan yang mungkin melanda dunia, dan saya tak ingin hanya menjadi penonton. Setahun terakhir, saya mulai belajar untuk swasembada pangan di rumah. Masya Allah, hasilnya sungguh luar biasa.

Pagi ini, misalnya, saya melakukan pruning pada pohon cabai di atap rumah. Daun-daun cabai yang rimbun saya olah menjadi tumis sederhana. Rasanya nikmat, bukan karena bumbunya, tapi karena dari sana saya belajar: tidak semua yang kita konsumsi harus dibeli.

Langkah berikutnya adalah menjalani hidup dengan prinsip Zero Waste. Di rumah, kami mulai memilah sampah. Sampah basah saya ubah menjadi kompos untuk tanaman, sementara sampah kering kami setorkan ke Bank Sampah Bersinar. Bahkan limbah dari percetakan INDSCRIPT pun kini tidak lagi berakhir di tempat pembuangan, tetapi ditabung dan dikelola dengan lebih bertanggung jawab. Masya Allah, ini terasa ringan di hati—karena setiap langkah kecil menjaga lingkungan sejatinya adalah ibadah yang disukai Allah.

Satu hal lagi yang terus saya pelajari adalah hidup minimalis.
Saya mulai menata ulang gaya hidup: mengurangi pengeluaran, menggunakan apa yang benar-benar dibutuhkan, dan menjaga keseimbangan. Di rumah, listrik kini dimatikan lebih awal. Udara di lantai atas pun kini mengalir lebih bebas, sehingga tak perlu lagi memakai AC. Hasilnya nyata: tagihan listrik turun dari empat ratus ribu menjadi dua ratus ribu. Tapi yang paling penting, hati terasa lebih ringan, lebih tenang.

Bagi saya, minimalisme bukan tentang membatasi diri, melainkan membebaskan diri dari hal-hal yang tidak perlu, agar energi dan rezeki bisa digunakan untuk hal yang lebih bermakna.

Saya ingin semangat ini juga menular.
Karena saya hidup di tengah komunitas penulis, saya merasa tanggung jawab itu harus dimulai dari sini.

Maka saya ingin mengajak:
Ayo, para penulis!
Kita tidak hanya menulis untuk menginspirasi, tapi juga untuk meneladani. Mari kita mulai dari diri kita sendiri—menerapkan tiga hal ini: Zero Waste, swasembada pangan, dan hidup minimalis.

Jika para penulis memulainya, maka gelombang kebaikan ini akan menyebar melalui setiap tulisan yang lahir dari tangan-tangan yang mencintai bumi dan Tuhannya.

“Ketika hidup kita makin sederhana, maka syukur dan keberkahan pun makin melimpah.”

Ketika Doa Dijawab Tanpa Menunggu Lama

 



“Kadang, doa tidak perlu menunggu lama untuk dijawab—karena Allah tahu kapan hati kita siap menerimanya.”

Pagi ini saya berbincang ringan dengan suami tentang satu hal yang selalu membuat saya takjub: betapa Allah itu Maha Memudahkan. Segala sesuatu yang kita inginkan, bahkan hal sederhana sekalipun, bisa datang begitu cepat ketika hati kita benar-benar tulus memintanya.

Kenapa saya menyampaikan hal tersebut pada suami karena semalam saya menonton beberapa konten tentang jungle at home—konsep rumah yang penuh tanaman hijau. Rasanya adem sekali melihatnya.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah sri rezeki merah, tanaman yang indah dan bisa tumbuh meski tanpa sinar matahari langsung.

Dalam hati saya berucap pelan, “Ya Allah, saya ingin punya tanaman itu di rumah.”

Pagi-pagi sekali, saya mengemas air rimpang untuk dikirim ke tetangga yang sudah seperti ibu bagi saya. Sudah menjadi kebiasaan kami saling memberi.

Saya sering mengirimkan rimpang, dan beliau pun tak pernah lupa membalas dengan perhatian yang hangat.

Saat tiba di rumahnya, mata saya tertuju pada sesuatu yang membuat saya tersenyum—di depan rumahnya tumbuh sri rezeki merah, persis seperti yang semalam saya lihat.

Saya spontan berkata, “Mah, boleh tidak saya minta sedikit sri rezeki yang di depan itu? Saya ingin menanamnya di dalam rumah.”

Beliau tersenyum dan menjawab, “Boleh dong, ambil saja, sekalian dengan akarnya, mamah ambilkan pisau.”

Subhanallah. Saya benar-benar terharu. Belum 24 jam berlalu sejak saya menginginkannya, Allah sudah mengirimkan jawabannya lewat tangan orang yang saya sayangi.

Tak lama kemudian, satu lagi tetangga datang—beliau juga sudah seperti ibu bagi saya. Ia mengatakan bahwa anaknya memiliki 50 pot yang tidak terpakai dan ingin memberikannya kepada saya. Padahal, kemarin saya sempat berpikir untuk membeli pot baru. Lagi-lagi, Allah menjawab sebelum saya sempat bergerak.

Saya menatap suami dan berkata pelan, “Lihat, Allah itu menjawab doa saya begitu cepat. Kadang saya belum benar-benar meminta pun, Dia sudah mengirimkan.” Kami tersenyum bersama, dan hati saya bergetar. Bukan karena tanaman atau potnya, tetapi karena saya kembali diingatkan: setiap niat baik, sekecil apa pun, tidak akan luput dari perhatian Allah.

“Jika kita menanam doa dengan keyakinan, maka Allah akan menumbuhkannya dengan keindahan.”

Gerakan Literasi Islami, Dari Penulis untuk Indonesia


Bismillahirrahmanirrahim.

Gerakan Literasi Islami terus meluas, menjangkau hati-hati yang mencintai ilmu dan pena. Kami akan mengerahkan penulis-penulis INDSCRIPT di seluruh Indonesia untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah terdekat di domisili mereka. Inilah bentuk nyata dari semangat berbagi dan berdakwah melalui tulisan.

Saya pribadi merasa sangat bangga menjadi bagian dari gerakan ini—sebagai penulis sekaligus trainer yang hadir langsung di tengah para pelajar. Gerakan Literasi Islami tidak hanya menyapa satu lapisan pendidikan saja, tapi menjangkau dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga universitas.

Masya Allah, Tabarakallah… bulan Oktober ini saja, agenda kami sudah begitu padat! Bandung, Bekasi, hingga Serang menjadi lokasi awal dari rangkaian kegiatan yang penuh makna ini. Kami hadir membawa semangat menulis, berbagi inspirasi, dan menanamkan cinta literasi islami di setiap langkah.

Mari bergabung bersama Indscript Creative. Bersama pena, kita sebarkan cahaya.

Bersama literasi, kita lahirkan generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia.

Indscript Terus Bergerak Bersama Para Penulis



Hari demi hari, langkah demi langkah, INDSCRIPT terus bergerak — bukan sendiri, tapi bersama para penulis yang tumbuh menjadi penggerak literasi.

Per 1 Oktober, kami membuka Sales Academy For Writers, ruang belajar yang melahirkan para penulis yang bukan hanya bisa menulis, tapi juga memahami bagaimana tulisan menjadi kekuatan yang menggerakkan umat.

Dari sana, lahirlah penulis-penulis yang produktif, berani tampil, hingga berjiwa sosial.

Bukan sekadar menulis untuk diri sendiri, tapi menulis untuk memberi manfaat.

Bukan sekadar menerbitkan buku, tapi membawa buku itu ke sekolah-sekolah, memperkenalkan literasi sebagai bagian dari ibadah, sebagai jalan dakwah.

Dan yang luar biasa, mereka yang pernah menjadi murid sejak tahun 2013 di Sekolah Perempuan Indonesia kini menjadi penggerak utamanya Gerakan Literasi Islami, ada yang menjadi relawan, ada pula yang turun langsung mengajar di sekolah-sekolah.

Inilah yang kami sebut sebagai ta’awun literasi — kolaborasi yang lahir dari cinta, dikuatkan oleh silaturahmi, dan digerakkan oleh niat lillahi ta’ala.

Setiap kegiatan, setiap kolaborasi, setiap gerakan…

adalah bukti bahwa Indscript tidak pernah berjalan sendiri, kami tumbuh karena ada para penulis yang terus menyalakan semangat perubahan.


Sales Academy For Writers akan mendorong pertumbuhan di Gerakan Literasi Islami menjadi lebih massif di seluruh Indonesia.


Dari satu pena, bisa lahir seribu perubahan.

Dan dari satu niat, bisa mengalir keberkahan tanpa batas.

1.000 Rupiah Per Buku Untuk Gerakan Literasi Islami Dari Indscript Creative dan Joeragan Artikel


Dengan segenap kerendahan hati dan semangat yang membara, kami, Indscript Creative dan Joeragan Artikel, dengan bangga mempersembahkan sebuah ikrar yang akan mengukir jejak kebaikan di bumi pertiwi. 

Tepat pada tanggal 6 Oktober 2025, kami akan memulai sebuah gerakan yang bukan sekadar janji, melainkan sebuah aksi nyata yang menggetarkan jiwa.

Bayangkanlah: setiap buku yang terjual, setiap lembar ilmu yang tersebar, akan membawa serta sebuah harapan baru. Dari setiap penjualan buku, kami akan mengalokasikan Rp. 1.000, sebuah nilai yang kecil namun berdaya raksasa, untuk disalurkan sepenuhnya kepada Emak Pintar Indonesia dan Sekolah Perempuan Indonesia yang akan dikelola langsung oleh Ibu Kartikowati.

Ini bukan sekadar donasi, ini adalah investasi masa depan, jembatan menuju pencerahan bagi mereka yang haus akan ilmu.

Kami tidak akan berhenti di situ. Dengan langkah tegap dan hati yang tulus, kami akan merambah setiap sudut sekolah-sekolah di Indonesia dengan target 1000++ sekolah kami datangi, membawa obor gerakan literasi islami yang mencerahkan akal dan jiwa. Lebih dari itu, kami akan menyentuh denyut nadi perekonomian rakyat kecil, UMKM-UMKM yang gigih, komunitas-komunitas yang bersemangat, hingga institusi-institusi yang menjadi pilar bangsa. Kami akan menghadirkan pendidikan dan edukasi literasi yang relevan, praktis, dan memberdayakan, membuka cakrawala baru bagi mereka untuk bertumbuh dan berkembang.

Masya Allah, ini adalah deklarasi kesungguhan kami yang tak tergoyahkan! Ini adalah bukti nyata bahwa Indscript Creative dan Joeragan Artikel tidak hanya berbisnis, tetapi juga berbakti. Kami secara sungguh-sungguh, dengan segenap daya dan upaya, menggarap kegiatan edukasi literasi ini untuk semata-mata memberikan dampak yang jauh lebih besar, lebih luas, dan lebih mendalam bagi kemajuan Indonesia tercinta.

Bersama, kita akan menulis babak baru dalam sejarah literasi bangsa!

Jika Anda ingin berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Literasi Islami bisa langsung kontak Ibu Atie di nomor +62 878-2466-5032.



Mari menyatukan kekuatan!

Untuk Para Penulis Hebat: Teruslah Menyebarkan Inspirasi!



Sahabat-sahabat penulis yang luar biasa, dengan rasa bangga dan haru, kami ingin mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan semangat dalam menyebarkan buku-buku yang penuh inspirasi.

Setiap kata yang dituliskan adalah cahaya yang menerangi, setiap cerita yang dibagikan adalah jembatan yang menghubungkan hati.

Sungguh luar biasa melihat bagaimana karya yang telah menyentuh begitu banyak jiwa.

Terlebih lagi, kami sangat mengapresiasi penulis yang telah menembus angka 250 eksemplar! Ini adalah pencapaian yang membanggakan dan bukti nyata bahwa tulisan memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan menginspirasi.

Jangan pernah berhenti menulis, jangan pernah berhenti berbagi. Teruslah berkarya, teruslah menyebarkan kebaikan. Karena setiap buku yang  ditulis adalah investasi abadi bagi peradaban dan kemanusiaan.

 

Selamat sekali lagi, para penulis hebat! Teruslah berkarya dan menjadi inspirasi bagi kita semua.


Bismillah, buku SAAT AKU TAHU ALLAH TAK PERNAH PERGI menyentuh 600++ eksemplar penjualan per hari ini, insya Allah menuju 1.000 sebelum pra launching yaaaa....


Penasaran juga dengan buku tersebut? Order langsung ke https://www.instagram.com/bukuindscript?igsh=MTFzbmc5aTNvZnRyMA==

Selamaaat untuk semua penulisnya ❤❤❤❤