(Salah satu karya alumni Sekolah Perempuan based on bisnis yang dijalankan)
Banyak yang bertanya mengenai keuangan sederhana untuk
pebisnis seperti apa? Saya mengatakan kuncinya adalah mencatat keluar dan masuk
uang dengan sangat detil. Bahkan keluar uang hanya 100rupiah saja harus dicatat
untuk apa.
Sayangnya memang tidak mudah melakukan semua ini, rasa malas
biasanya mendera atau karena sering meremehkan RECEH yang keluar atau yang
masuk ke dalam rekening atau kas J
Biasanya saya meminta Ibu-ibu membeli buku kas dua buah,
satu digunakan untuk BUKU KAS satunya lagi untuk BUKU BANK.
Pagi ini, saya mendapatkan masukan dari suami saya yang
berperan sebagai finance di Indscript. Beliau mengatakan, “Jika diminta membeli
dua buku kas, akan menambah beban mereka maka beli saja dulu SATU BUKU dan ajarkan
dulu untuk KONSISTEN mencatat keluar masuk di BUKU KAS. Setiap ada uang masuk
dicatat dan setiap ada yang keluar, meski itu RECEH jangan diabaikan. Untuk
BUKU BANK cukup dengan mengeprint REKENING KORAN sebulan sekali atau BUKU
TABUNGAN atau lebih simple lagi mengecek transaksi melalui internet banking.”
Heeeem, jauh lebih simple rupanya! Maka, kalau masih juga
malas, aaaah terlalu! Xixixi
Jadi, saya nggak akan minta beli dua buku kas lagi ya,
awalnya buku bank tujuannya untuk mencatat keluar masuk uang di bank seperti
halnya kalau buku tabungan. Sekarang, ternyata CUKUP SATU BUKU saja dan setiap
bulan PRINT saja ebanking Anda J.
Tapi, PASTIKAN SETIAP HARI kita tahu SALDO kas dan REKENING kita ya...
So, secara mudahnya, berikut ini step-step pencatatan
keuangan bagi pebisnis dari kalangan perempuan yang nggak mau RIBET J
1.
Catat setiap keluar uang dan masuk uang disertai
peruntukkan uangnya. Termasuk bila ambil uang dari bank atau ATM maka harus
dicatat sebagai uang masuk di Buku Kas. Begitu pun bila setor uang ke rekening
kita maka harus dicatat sebagai pengeluaran di Buku Kas
2.
Jika tidak punya waktu buka excel atau mungkin
nggak punya laptop, pergilah ke toko buku, beli BUKU KAS. Harganya cuman
belasan ribu, efeknya bisa untuk belasan tahun J
3.
Catat dan simpan semua bukti transaksi, bila
belum sempat mencatat maka pisahkan bon atau kuitansi yang belum dicatat di
tempat terpisah dan segera lakukan pencatatan begitu sempat.
4.
Pisahkan antara uang pribadi dengan uang untuk
bisnis.
5.
Selalu lakukan Cash Opname, yaitu mencocokkan
antara uang untuk bisnis secara fisik dengan saldo akhir pada Buku Kas setiap
hari tutup jam operasional.
6.
Arsipkan bukti-bukti transaksi setiap bulan dan
simpan masing-masing dalam satu map atau amplop serta beri tulisan di amplopnya
sesuai bulan transaksi.
Selamat sore Teteh...
ReplyDeleteUntuk usaha yang sudah berjalan tapi belum punya pembukuan, masih bisa kah dilakukan pembukuannya?
Bagaimana caranya Teh?
Terima kasih atas masukannya Teh :)
Selamat sore Teteh...
ReplyDeleteUntuk usaha yang sudah berjalan tapi belum punya pembukuan, masih bisa kah dilakukan pembukuannya?
Bagaimana caranya Teh?
Terima kasih atas masukannya Teh :)