PAHLAWAN ITU BERNAMA AYAH



(Puisi mengenang para dokter luar biasa yang berjuang hingga nafas terakhirnya)
Hai Ayah, ini aku anakmu
Aku masih mengenang tatapan terakhirmu
Meski kita saling berjauhan, aku tahu mata itu memandang penuh sayang
Aku sedih, Ayah
Aku tak bisa memelukmu meski itu hari terakhir kita bertemu
Bahkan melihat senyummu pun aku tak bisa, bibir yang terbiasa memanggil lembut namaku tertutup masker agar engkau tak menulariku
Aku rindu, Ayah
Rindu dengan pelukanmu
Namun hingga Ayah menghembuskan nafas terakhir pelukan tak pernah lagi kurasakan
Ayah sibuk dengan para pasien corona yang Ayah tangani
Tapi Ayah..
Meski aku sedih dan rindu, aku bangga pada Ayah
Kelak aku akan jadi seperti Ayah
Aku ingin mengabdi dengan sepenuh hati
Aku tahu Ayah juga sedih dan rindu pada kami, tapi pasien corona jauh lebih penting bagi Ayah
Tak apa, Ayah, aku maklum dan sangat ikhlas
Bagi kami Ayah adalah yang terbaik yang kami miliki
Ayah mengajarkan kami untuk jadi pejuang dan terus berjuang
Jika dulu pejuang, berjuang dengan senapannya
Ayah telah berjuang dengan keahlian Ayah dengan ilmu yang Ayah miliki sebagai dokter
Mungkin Ayah juga merasa takut
Mungkin Ayah juga merasa khawatir
Mungkin Ayah juga merasa sedih
Tapi Ayah hempaskan rasa takut, khawatir, dan sedih demi kehidupan orang lain
Ayah....
Tenanglah bersamaNya
Kami, anak-anakmu akan selalu mengenangmu sebagai PAHLAWAN
Kami, anak-anakmu akan saling menjaga satu sama lain bersama Ibu
Kami akan selalu ingat apa kata Ayah, selama corona ini harus selalu diam di rumah demi keselamatan bersama
Iya Ayah, kami akan mengikuti apa katamu
Do'akan kami selamat dari wabah corona ini
Do'akan kami dan semua manusia di bumi selamat dari wabah corona ini
Kami tak ingin ada anak-anak lain kehilangan Ayah-ayah yang mereka cintai
Kami tak ingin ada anak-anak lain kehilangan Ayah-ayahnya yang seharusnya selalu ada untuk mendampinginya menuju masa depan terbaiknya
Ayah, bagaimanapun juga, engkau adalah PAHLAWAN BAGIKU dan do'aku selalu untukmu
Tertanda,
Anak-anak yang merindukan Ayahnya yang berjuang hingga nafas terakhir akibat Corona
Teruntuk:
almarhum dr. Hadio Ali SpS dan keluarga yang ditinggalkan
almarhum dokter Djoko Judodjoko SpB dan keluarga yang ditinggalkan
almarhum dokter Laurentius P SpKj dan keluarga yang ditinggalkan
almarhum dokter Adi Mirsa Putra Sp THT dan keluarga yang ditinggalkan
almarhum dokter Ucok Martin SpP dan keluarga yang ditinggalkan

No comments:

Post a Comment