29 Tips Merekrut dan Bina Reseller

 Yang namanya mau sukses berbisnis, meski dari rumah, tetap harus punya tim, nggak bakalan bisa kalau masih dikelola sendirian. Tapi, banyak yang takut merekrut tim pemasaran alias reseller. Tapi coba deh tips yang satu ini dulu ya:

1. Mulai dengan visi besar kalau dengan merekrut reseller maka bisnis akan menjadi lebih bermanfaat bagi umat
2. Menyiapkan mental kalau punya reseller artinya menjadi leader bagi lebih banyak orang
3. Optimis dengan bersama-sama dengan para reseller maka akan lebih sejahtera bersama
4. Tentukan siapa yang akan direkrut jadi reseller karena nggak semua orang bisa direkrut
5. Siapkan apa kelebihan yang bisa didapat bagi yang join jadi resellermu
6. Mulailah rencanakan pola pembinaan di 30 hari pertama perekrutan
7. Pastikan dirimu jadi role model jaringanmu
8. Kalau masih punya rasa malas, buang dari sekarang agar tidak jadi magnet mendatangkan orang-orang yang pengen sukses tapi malas
9. Luruskan niat rekrut punya reseller sekaligus membantu reseller bertumbuh agar bisa menjadi leader juga
10. Mau menjadi mentor bagi reseller. Kalau minim ilmu? ya Belajar!
11. Perbanyak action dan setiap action bisa jadi sharing di reseller Anda
12. Siapkan grup yang hangat alias aktif, saat reseller join mereka ngerasa happy di dalam grup deh
13. Siapkan kesabaran untuk membimbing lebih banyak orang dengan beragam karakter
14. Jangan baper saat menemukan masalah dalam mengembangkan jaringan reseller
15. Lakukan pendekatan personal dengan para reseller
16. Jadilah problem solver bagi reseller
17. Mulai ajak join kereselleran dari orang yang dikenal
18. Buat program menarik untuk tim reseller. Misalnya, Anda punya program pendampingan bisnis, maka bisa membuat daftar training apa saja yang didapatkan tim reseller setelah bergabung, sehingga memudahkan mereka jualan juga.
19. Sebarkan informasi merekrut reseller tanpa henti.
20. Ucapkan selamat datang pada mereka yang baru join
21. Jangan berhenti untuk berkomunikasi dengan mereka, alokasikan setiap hari berapa lama memaintenance reseller
22. Kasih tahu cara jualan dari nol.
23. Ajarkan ilmu bumi dan ilmu langit sebagai satu kesatuan
24. Jadikan mereka partner diskusi dalam menentukan kebijakan perusahaan
25. Sapalah mereka setiap hari
26. Jangan putus asa, terus sapa mereka. Bisa juga japri mereka yang nggak pernah nongol di grup sehingga mereka merasa kalau kamu kehilangan mereka
27. Baca buku bisnis, praktekkan dan bagikan pengalaman dari buku tersebut
28. Sharing dari pengalaman berbisnis diri sendiri akan makin bikin seruuu saat mengajar mereka
29. Berikan reward, reward, dan reward
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: 1 orang, bunga dan luar ruangan, teks yang menyatakan 'silakan dicoba tipsnyaa'


29 Cara Bisnis Rumahan Anti Stress

 Mana nih suara emak-emak rempong tapi tetap berbisnis dari rumah? Gimana, Mak? Jadinya makin sering bete, stress, dan marah-marah gitu nggak? harusnya sih enggak ya. Coba lakukan trik ini deh:

1. Jangan lupa ibadah sama Allah karena hati akan tenang dan terhindar dari stress
2. Setiap hari harus me time, meski sebentar tidak apa-apa
3. Belajar mengendalikan emosi, ini ada ilmunya lho, biar tahu harus ngapain ketika mau marah
4. Terus latihan mengendalikan emosi
5. Ingat! Kalau terus stres yang rugi adalah diri sendiri, jadi buat apa?
6. Ada masalah? Cari ilmunya dulu!
7. Ada masalah? Cari solusi dengan modal ilmu tadi
8. Luangkan waktu bersama keluarga, tanpa mikir bisnis
9. Minta izin berbisnis dari suami
10. Minta izin juga berbisnis dari anak agar mendukung kegiatanmu
11. Miliki mindset kalau berbisnis ya harus siap menghadapi masalah tapi setiap masalah ada solusi
12. Ubah mindset kalau masalah itu tantangan bukan horor
13. Punya target harian itu bikin ringan mencapai target besar
14. Punya motivasi kuat kenapa harus berbisnis
15. Punya manajemen waktu biar tahu kapan waktunya berbisnis dan bisa fokus
16. Konsisten sama manajemen waktu, kalau dibuat tapi nggak konsisten yang percuma aja dong
17. Setiap hari harus belajar biar bisa menghindari masalah
18. Setiap hari harus bergerak bahkan terbiasa bergerak jadinya produktif terus
19. Mau berproses
20. Bersyukur dengan semua yang dimiliki
21. Penghasilan naik maka pengeluaran tetap, biar nggak stress jika tiba-tiba penghasilan menurun
22. Mengatur rumah agar nyaman untuk berbisnis dan tinggal
23. Hiasi tempat berbisnis agar semangat
24. Olahraga bikin pikiran segar selalu
25. Kenali mood booster-mu agar terus semangat berbisnis
26. Boleh kok sesekali libur seharian nggak berbisnis, asal jangan sering ya
27. Lakukan traveling sambil cari inovasi bisnis, jadi sekali dayung bisa 2 atau 3 pulau terlampaui
28. Luruskan niat berbisnis untuk bermanfaat, bukan mendapatkan penghasilan semata
29. Jangan lupa sedekah yaaa...
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks yang menyatakan 'BoW BoLU dukungan anak BAW dalam bisnis! mampu meminimalisir stress'

29 Alasan Kenapa Keuanganmu Ancur-ancuran

 Ternyata persoalan uang bukan masalah punya uang sedikit atau banyak tapi persoalan kelola uang. Ini saya share 29 alasan kenapa keuangan bisa ancur-ancuran banget.

1. Bisa jadi uang kurang berkah sehingga angus terus. Tanda uang yang berkah adalah selalu merasa dicukupkan.
2. Fokus pada uangnya bukan pengelolaannya. Sehingga akhirnya karena fokus uang ya uang habis, kelola kacau.
3. Tidak memiliki budgeting keuangan, sehingga kapanpun bisa membeli sesuatu tanpa perhitungan. Sehingga tanpa budgeting, uang terus keluar tanpa dipikirkan penting atau tidaknya.
4. Belum bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan, merasa semua prioritas. Biasanya ini terkait dengan pengelolaan keuangan pakai perasaan bukan pakai akal.
5. Standar hidup dan gaya lebih dari penghasilan. Percayalah yang berat adalah GAYA HIDUP!
6. Merasa uang hasil jerih payah sendiri lalu memanjakan diri secara berlebihan dan akhirnya nggak punya uang sama sekali.
7. Melihat uang adalah dewa segalanya, ada uang apapun dibeli lupa ada masa depan yang kudu diurus, akhirnya miskin sebelum waktunya.
8. Nggak ada pencatatan dan nggak bisa koreksi uang jebol di sebelah mana, bisa jadi merasa uang habis nggak jelas padahal jelas keluarnya cuman untuk kebutuhan yang nggak jelas hehehe
9. Saat pendapatan lancar lalu bebas mengeluarkan uang karena merasa uang akan masuk lagi, padahal tidak bisa prediksi juga besok uang masuk berapa kan?
10. Tidak paham soal omzet dan HPP sehingga alokasi HPP tergerus untuk pengeluaran akibatnya kesulitan dana ketika mau produksi atau restock produk.
11. Uang hasil usaha tersedot untuk beban masa lalu baik itu utang bisnis atau utang pribadi.
12. Melakukan pembelian peralatan atau mesin yang mahal padahal masih bisa makloon atau sewa.
13. Tidak berani memangkas biaya pengeluaran karena berada di zona nyaman dan akhirnya uang habis terus karena pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan.
14. Tidak berani menolak pengajuan pengeluaran bisnis padahal masih bisa ditunda atau bahkan masih tidak perlu.
15. Berutang tanpa perhitungan matang dari mana alokasi untuk membayarnya.
16. Melakukan ekspansi atau perluasan pasar dengan set up cabang disaat cadangan kas belum siap.
17. Mengganti inventaris dengan yang baru padahal yang ada juga masih bisa digunakan.
18. Menambah karyawan baru padahal tim yang ada masih mampu handle pekerjaan jika dilakukan efektivitas bekerja.
19. Pengen keliatan ada padahal nggak ada.
20. Utang kartu kredit bayar minimal ekh tagihan jadi gila-gilaan (mending tutup kartu kredit).
21. Minim ilmu kelola uang tapi nggak mau belajar.
22. Pendapatan dihabiskan di masa kini nggak ada persiapan besok dan nanti di masa yang akan datang apalagi ditambah banyak cicilan.
23. Nabung dari sisa uang (malah kadang nggak bersisa) akibatnya ketika pendapatan jeblok, tak tahu duit mana yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan, akhirnya berutang meski bingung bayarnya darimana kan duitnya jeblok.
24. Sudah mah keuangan ancur, ancur juga kesadaran sedekahnya, menganggap paling nggak punya uang dan paling miskin bahkan untuk kasih pengemis di jalan sekadar 2.000 juga tak mau.
25. Udah tahu pendapatan nggak cukup untuk handle pengeluaran, ekh males pula update skill agar bisa nambah pemasukan alasannya nggak ada waktu!
26. Dikasih peluang penghasilan (padahal gratis) nggak dimanfaatkan maunya dikasih duit doang. Ah!
27. Kalau ada diskonan kalap dan akhirnya nyesel yang dibeli cuman jadi koleksi mata doang.
28. Ngerasa sayang ngeluarin uang buat nambah ilmu keuangan padahal jelas kelola uang berantakan.
29. Selalu mengulangi kesalahan yang sama: membeli keinginan bukan kebutuhan bahkan meski menyadari kondisi keuangan berantakan bahkan nekad ambil utangan.
Sereeem ah kalau kelola uang seperti itu
Tapi, tapi, apakah ada kesalahan yang dikau lakukan disana?
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: 1 orang, bunga, teks yang menyatakan 'keuangan jebol lagi? oh nooooo'

29 Cara Mendidik Anak Memulai Bisnis Sejak Dini

 Banyak pebisnis sekaligus orangtua yang mengaku kerap ponselnya direbut anak ketika berbisnis. Maka solusinya adalah melibatkan anak dalam berbisnis.

Asyik loh melibatkan anak dalam bisnis, tiba-tiba saja Anda jadi memiliki asisten atau partner bisnis hohooo
Mau tahu caranya? Ini dia...
1. Jelaskan kepada anak mengenai bisnis yang Anda geluti, jangan merasa mereka anak-anak dan tidak berhak tahu yang Anda lakukan. Mereka harus tahu!
2. Untuk menghadapi anak-anak, tentu gunakan bahasa yang sederhana agar mudah mereka pahami. Jelaskan jika dia ingin mengetahui apa yang Anda lakukan, seperti halnya Anda kepo dengan apa yang dia lakukan. Saling kepo, saling tahu, saling paham deh.
3. Jangan lupa, ajak anak melihat langsung aktivitas orangtuanya dalam berbisnis, bahkan tidak peduli usia anak berapapun, mereka akan mampu jadi partner Anda di rumah dan di bisnis.
4. Jangan halangi jika anak tertarik berbisnis sejak dini, justru dukunglah dia, kalau khawatir mengganggu sekolahnya, ya ajarkan cara bagi waktunya.
5. Yakinkan kalau anak bukan anak-anak seperti di bayangan Anda, sehingga harus dimanjakan. Mereka harus mandiri sejak dini, tumbuh kemandirian bersama Anda, orang tuanya.
6. Yakinkan jika anak-anak juga seperti orang tua yang sudah dewasa, mereka punya keinginan, punya kebiasaan, punya hasrat, dan melibatkan mereka dengan aktivitas Anda membuat mereka semakin terkoneksi dengan Anda.
7. Ajak anak wilayah kerja Anda, atau biarkan ia melihat Anda membungkus paket, lalu ajak dia melakukannya juga, minta mereka bantu Anda.
8. Minta anak bicara soal bisnis, menyampaikan apa yang mereka lihat dari sosok orang tuanya yang berbisnis.
9. Coba tanyakan apa pendapat anak soal berbisnis, biarkan mereka bicara sesuka mereka, anggukkan kepala Anda, dan antusiaslah saat mereka bicara.
10. Bebaskan ia berbicara, tak perlu didebat bahkan jika menurut Anda dia salah, sampaikan pendapat Anda dengan selembut mungkin.
11. Ajari dan dampingi saat ia mau berbisnis.
12. Biarkan anak berlatih berbisnis sedini mungkin. Ingat, pintu rezeki terbuka lebar dari dagang atau bisnis.
13. Pola pikir anak itu sederhana sedangkan orangtua cenderung rumit, maka jika anak mendapatkan laba Rp 100,- saja sudah bahagia. Apresiasi keberhasilannya menjual.
14. Modalin bisnisnya dan ajarkan cara mengelola uang bisnis.
15. Mentoring bisnisnya, jadilah orang tua sekaligus pelatih bisnis.
16. Tanyakan anak ingin mengunjungi tempat apa, atau mau untuk apa laba bisnisnya? Karena bisa menjadi sumber motivasi berbisnis.
17. Sebaiknya catat dan pajang motivasi bisnis anak
18. Tanyakan, kira-kira ingin melakukan apa di bisnisnya?
19. Siapkan waktu agar anak dan orang tua tidak memegang gadget tapi diganti dengan mengobrol.
20. Bisa juga kepada adik, yaitu ada waktu khusus untuk bermain bersama adik sehingga makin akrab.
21. Buat anak mengerti jaga kesehatan. Anak juga harus belajar tanggung jawab terhadap tubuhnya, yaitu dengan menjaga kesehatan.
22. Ajak anak mencatat kebaikan yang baru saja dilakukannya.
23. Bisa kasih reward buat anak
24. Ajak anak membuat manajemen waktu.
25. Ajak anak menulis semua tugasnya.
26. Apa aktivitas anak di waktu khusus? Agar semangat berbisnis
27. Ajarkan hal sederhana berbisnis, jangan yang ribet-ribetlah untuk anak.
28. Biarkan anak melihat kegiatan bisnis Anda, libatkan terus, dan teruslah dilibatkan.
29. Ajak kerja sama bisnis dengan anak. Hal ini sangat mungkin Anda lakukan jika anak sudah beranjak semakin besar atau remaja. Bagi yang masih anak-anak juga bisa bekerja sama seperti anak menjadi model karena Anda berjualan gamis anak. Tapi pastikan tidak memaksa anak untuk melakukan semuanya ya.
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: 2 orang, teks


29 Kenapa Bisnismu Gagal Terus dan Terus Gagal!

 Memang sih namanya bisnis tak selalu mulus, pasti menghadapi kegagalan juga, tapi kalau gagal terus menerus selama berbisnis maka bisa jadi karena hal ini:

1. Tidak menyertakan Allah dalam setiap langkah sehingga setiap masalah selalu jadi stress, kalau sudah stress ya nggak bisa mikir.
2.Tidak memiliki motivasi yang kuat dalam bisnis, sehingga kalau gagal ya langsung mager namun nggak belajar.
3. Tidak memiliki target yang jelas, katanya sih ngalir aja kayak air padahal airnya udah keruh tuh kudu diganti yang lebih jernih. Artinya karena ngalir aja ya jadi nggak mikir.
4. Bisnis cuman ngisi waktu luang, nggak meluangkan waktu, sehingga selalu saja tidak punya waktu (maklum emak-emak mah kebanyakan sibuk ini itu jadi suka ngerasa nggak punya waktu luang heheh).
5. Nggak berkomunitas sama sesama pebisnis, malahan komunitasnya bukan pebisnis makanya banyak virus nggak bener masuk ke otak akhirnya ya pasrah sama kegagalan.
6. Mager banget sama hal yang kudu dilakukan dalam bisnis misaln ya baca buku atau belajar di training online dengan alasan nggak punya waktu atau duit abis buat modal beli bahan produksi (padahal udah produksi ekh nggak bisa jualnya hoho).
7. Baca buku sih, ikut training juga tapi nggak praktekkin, ibaratnya jadi kolektor ilmu tapi giliran action ngadat di tengah jalan dengan alasan macam-macam.
8. Terlalu takut untuk melakukan hal baru, katanya sih takut gagal dengan ide atau hal barunya, padahal dengan tidak melakukan sesuatu yang baru lebih deket sama kegagalan.
9. Suka ngelabelin diri lebih rendah dari pebisnis lain sehingga ya pencapaian bisnisnya jadi rendah. Misalnya pantas aja dia mah laris, da dia mah artis. Lah emang dirimu kudu jadi artis dulu kalau mau laris?
10. Nggak pedean terus buat nambah networking dengan alasan "gue mah siapa atuh" ya udahlah kalau gitu bersiap gagal terus jualannya, gagal terus bisnisnya.
11. Suka julidan sama orang sukses dan kasih alasan macam-macam kenapa dia sukses, bukannya belajar dari cara dia sukses.
12. Suka nyalahin pasar kalau nggak laku, bukannya ngulik kenapa nggak laku jualannya. Pokoknya seneng nyari kambing hitam.
13. Ngerasa udah ngelakuin semua lalu nggak introspeksi diri kesalahan ada dimana, akhirnya dikasih saran orang mental terus karena mental block banget.
14. Takut ngambil resiko dalam bisnis, maunya main aman aja, padahal makin menantang makin bagus untuk pengalaman bisnis. Akibatnya ya, pengalaman bisnisnya gitu-gitu doang padahal orang udah kemana gitu.
15. Nggak dinamis sama kondisi, misalnya lagi pandemi kayak gini, orang pada berlomba memenangkan pasar dengan jualan online, ekh kamu masih aja bilang, "aku mah gaptek"
16. Nggak terbuka kalau ada masalah di bisnis, nggak nyari mentor buat konsultasi, pecahin sendiri dengan ilmu seadanya, (baca dan belajar aja males) akhirnya kejogrok sendiri bisnisnya.
17. Mudah banget lemah dan nyerah, otot pejuangnya udah ilang karena ditelan masalah. Padahal namanya bisnis ya masalah kan selalu ada.
18. Nggak jadiin kegagalan di masa lalu sebagai pembelajaran, jadi gagal lagi di kesalahan yang sama #aduuuuuuh
19. Ngapain aja buru-buru tanpa perhitungan dan tanpa ilmu akhirnya nyungsep deh.
20. Otaknya penuh sama pikiran negatif sehingga ya ngaruh banget sama langkahnya yang jadi lebih menyurut karena pikiran dan matanya negatif mulu, Ubah deh!
21. Tergantung banget bisnisnya sama orang luar. Misalnya kebijakan pemerintah atau orang lain. Dikit-dikit nyalahin deh. #Doooh
22. Sok gaya jadi pebisnis, lebih besar pasak daripada tiang. Gaya-gayaan padahal duit bisnis udah di titik kehabisan bahkan minusan.
23. Nggak bisa memimpin dirinya sendiri sehingga sulit memimpin orang lain, akibatnya punya team pun selalu berantakan.
24. Nggak ngeriset pasar, main hajar aja ke pasar, main hajar aja keluarin produk. Untung-untungan mulu, akhirnya jebooool modal.
25. Ngandelin orang buat jualan karena ngerasa nggak bisa jualan terus nggak mau belajar jualan. Lah, otot bisnis itu kan kudu bisa jualan!
26. Nggak ada pencatatan keuangan sehingga nggak bisa evaluasi keuangan bisnis. Apa bisnis rugi atau untung, ya entahlah, yang jelas masukin modal teruuus ampe bisnisnya mampus.
27. Nggak misahin duit bisnis dan duit pribadi. Sehingga suka mata ijo mulu kalau liat rekening, duit bisnis dianggap duit pribadi, dibelanjain sesuka hati, akhirnya bisnis modar deh.
28. Sungkanan muluk sama orang akibatnya disetir mulu ama orang. Pemimpin bisnis kok lemah gitu kayak kerupuk disiram air. Yo wis, relain aja kalau bisnismu ikutan lemah. La bisnis itu kan gimana ownernya.
29. Usaha sih, ikhtiar sih, tapi lupa berdo'a, padahal do'a senjatanya manusia dalam berbagai lini kehidupannya.
Kira-kira dirimu melakukan kesalahan yang mana, ciiiin? Ayolah insyaf biar bisnis nggak gagal terus dan terus gagal malah makin berkah dan berlimpah manfaat bagi siapapun, bukan cuman dirimu yang merasakan manfaat bisnis sebagai sang pemilik bisnis, tapi semua orang merasakan manfaatnya.
Let's goooo berubaaaaah lebih baik.
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: teks


SAYA ITU!

 Kalau nulis selalu berpikir paket dengan cara memasarkannya

Nulis jalan, insting jualan juga harus jalan.
Saya nggak mau cuman nulis saja, target saya sebanyak-banyaknya orang membaca tulisan tersebut
Maka, tulisan itu harus dibuat sedemikian bermanfaat.
Contohnya buku ini:
Tahun 2017an saya pernah menciptakan konsep menulis iklan yang sumbernya dari perasaan. Setiap apa yang dirasakan dipostingkan (kecuali nyinyiran, kejudesan, kejulidan, hinaan, dan perasaan negatif tentu tak perlu diposting hehehe).
Akibatnya setiap hari bisa mencapai 20an postingan dengan bahasa yang gue banget, postingan itu nyatanya memang membangun hubungan banget sama friendlist dan memunculkan closingan demi closingan baru
Hasil uji coba itu saya trainingkan dulu dan salah satu peserta yang paling berhasil menggunakan metodenya adalah Runi Adriyani, sekarang beliau saya angkat jadi mentor khusus metode postingan ini yang disebut Heart Selling.
Lalu kemudian dari training saya bukukan, penampakannya di foto ini hahaha #eksiiis xixii
Pengalaman...lalu dituliskan sehingga dipasarkan begitulah kira-kira konsep saya menulis buku.
Dan inilah yang saya latih pada semua peserta di BUKUIN aja!
Tiga grup yang sedang saya kawal di bulan Januari ini
Grup penulis JAMU BISNIS, kisah tentang jatuh bangun berbisnis.
Kalau saya bilang jadi PENULIS PLUS!
Siap yaaaaa?