PAK, TERIMAKASIH TELAH MEMBERI KAMI MAKANAN DARI JALAN YANG HALAL

Sejak kecil hingga menjelang almarhum bapak sakit, aku paling sering mendengar kata-kata ini dari mulut almarhum bapak
"Sampai kapanpun aku akan memberi makan anakku dari rezeki yang halal. Jika aku tak ada uang, lebih baik berutang daripada menerima suap"
Dan begitulah keadaan ekonomi kami, sangat minim, bapak seorang pengacara yang memilih membela klien miskin daripada mereka yang kaya
Entah berapa banyak tumpukan uang yang bapak tolak demi uang halal yang ingin bapak berikan pada keluarga
Keluarga kami, terutama anak-anaknya kenyang nasehat daripada kenyang fasilitas orangtua
Termasuk saya, perempuan satu-satunya anak bapak, hingga menuju remaja masih dipangku bapak dan diberi banyak nasehat
Biar hidup miskin, tapi iman jangan ikut miskin, Indari....
Nanti kalau kamu sudah besar, jadilah perempuan tangguh, anak perempuanku...
Kelak kamu dewasa, jadilah wanita yang membanggakan...
Aaaaah ada banyak nasehat bapak yang kadang dulu saya pikir, kenapa sih bapak nasehatin terus, tidak mengerti sama sekali
Lalu, di usia saya 14 tahun, bapak stroke dan ekonomi benar-benar jumpalitan, usia saya 17 tahun bapak meninggal
Daaaan.... Ternyata yang menguatkan kami, anak-anaknya adalah Nasehat Bapak!
Kata beliau beberapa waktu sebelum meninggal, "nggak ada warisan apapun yang bisa bapak tinggalkan selain ilmu"
Mengenai utang, ya, kami mewarisi utang bapak yang alhamdulillah sudah kami tuntaskan, kami tahu bapak berutang untuk mencukupkan kebutuhan kami
Dan yang sekarang saya dan kami rasakan bahwa NAFKAH HALAL BAPAKLAH YANG MEMBUAT KAMI ANAK-ANAKNYA BISA TERLINDUNGI DARI MASA KE MASA.
Iya, jika bapak memberi nafkah tidak halal, saya tidak yakin kami bisa selamat hingga sejauh ini, di tengah satu demi satu kesulitan yang menghadang
Bapak sayang, terima kasih sudah memberi kami makan dari jalan yang halal, apa yang bapak berikan pada kami menjadi pelindung kami....
Dari seorang putri yang merindukan bapak,
Indari Mastuti

No comments:

Post a Comment