Jangan Menciut Karena HATER!



Kedatangan perempuan ke kantor tak lepas dengan obrolan asyik sekaligus mengharukan, diselingi curhatan.
Seperti kedatangan seorang perempuan suatu hari ke kantor saya belum lama ini.

"Teteh, saya nggak aktif di komunitas lagi, ada hater. Saya merasa nggak enak hati."

Dan saya mengatakan padanya bahwa "Hater sampai kapanpun akan ada, makin bagus bisnisnya makin banyak haternya, TAPI musti jauh lebih banyak MANFAAT bisnisnya. Jadi kenapa harus nggak enak hati? sepanjang semua berjalan sesuai koridor yang benar, teruslah melangkah" kata saya
.
Hater ada dimana-mana, bukan hanya pada artis, pada perempuan biasa juga ada, sampai-sampai ada selorohan yang mengatakan bahwa hater itu sesungguhnya adalah penggemar yang tertunda 😊

Bapak B.J. Habibie pernah berkata, “Jika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka”.

Hater tak perlu dilawan, kita hanya perlu memperlihatkan PRESTASI baru, perubahan diri menjadi lebih baik.
Waktu akan memberikan jalan untuk perubahan lebih baik dalam setiap langkah bagi mereka yang BERUSAHA terus melakukannya.  Walaupun pada akhirnya di mata hater sebaik apapun yang dilakukan tetaplah bikin "eneg" mereka.

Jangan risaukan itu.  Kita tetap bangun networking yang sehat!  Teruslah terpacu untuk terus berusaha dengan sebaik-baiknya dan terus berkeinginan untuk berbagi dan mendapatkan energi positif dalam hidup.  Milikilah sikap-sikap positif untuk selalu menjaga serta mempererat kebersamaan dan kekompakan.  Saling menghargai, berjiwa besar, menerima kritik, saling memaafkan serta saling berbagi.

Jadi, kenapa harus resah kalau ada hater? Lebih baik tetap melangkah dan teruslah MENYEMPURNAKAN DIRI.   

Jangan karena ada hater, Anda malah mundur dari komunitas. Rugi! Komunitas itu tempatnya networking dan networking itu penting.  Anda, saya, dan semua orang pasti sudah sangat memahaminya.  Mungkin saja tidak dalam waktu dekat networking kita memberi dampak positif, tetapi di masa depan bisa jadi networkinglah yang menyebabkan bisnis kita makin banyak menjaring pelanggan dan semakin berkembang.

Jadi, setiap ada yang membenci, di manapun, adalah saatnya KOREKSI DIRI, jangan lupa tetap terus minta sama Allah untuk MEMAPAH LANGKAH KAKI.

IKHLAS Itu Meringankan



Kemarin saya diskusi dengan seorang sahabat yang, "Saya merasa frustasi karena harus menanggung biaya semua keluarga besar saya dan itu besar banget" begitu katanya

Kami lalu mengobrol dan saya terlebih dahulu lebih banyak membaca teks per teks yang dia tuliskan di layar WA.
Apa yang dia rasakan sangat manusiawi, iya manusiawi sekali, karena manusia memiliki batas kekuatan untuk bertahan, meski kemudian melompatinya menjadi lebih KUAT

"Semua saudara saya merasa bahwa saya itu kaya, tinggal di luar negeri dan wajib menolong saudara yang miskin" ucapnya lagi.

Setelah saya mendapatkan kesempatan untuk diskusi, akhirnya saya membuka pengalaman kami (saya dan suami) dalam menjalankan roda ekonomi kami, "Kami memiliki pengeluaran 6 kali lebih kecil dibandingkan apa yang kami keluarkan untuk orang lain. Berat? Nggak, malah senang luar biasa, karena setiap hari kami merasa hidup kami lebih bermanfaat. Memiliki saudara yang kekurangan bukan beban, melainkan lahan dan ladang untuk menambah kebahagiaan dan pahala untuk kita. Allah akan memberi jalan untuk rezeki kita dan bersyukur kita menjadi jalan rezeki bagi orang lain. IKHLAS saja dan itu akan MERINGANKAN" ujar saya.

Obrolan berakhir dengan kata-kata "Adem perasaan saya sekarang, In.”

Alhamdulillah....
 
Sebagai sahabat kami memang jarang mengorek kisah masing-masing, karena memang tidak perlu dikorek, tapi semoga persahabatan ini terasa ketika kami saling membutuhkan, kami selalu siap saling mendampingi satu sama lain, saling berbagi, saling menasihati, Aamiin YRA.
Teman-teman berbahagialah jika Anda dianggap menjadi SUMUR REZEKI, yang orang akan menimba manfaat sepanjang hari.  Niscaya air sumur tidak akan pernah habis karena ditimba.

InsyaAllah seperti itulah kehidupan orang-orang yang selalu ikhlas dan lapang membantu saudara-saudarannya, Allah tidak akan mengeringkan rezekinya, justru terus menambahkannya, lagi dan lagi.
Dan semoga dengan BISNIS yang dijalankan teman-teman menjadi SAWAH SUBUR yang isinya PADI KEBAIKAN yang siap terus dipanen dan dibagi-bagikan pada saudara-saudara di sekitar teman-teman semua.  

Semoga Allah senantiasa memudahkan ikhtiar kita.

Lebih Baik Menjadi Full Time Mom atau Working Mom?



Judul di atas berkesan membenturkan dua profesi Full Time Mom dan Working Mom ya?  Padahal dua profesi itu pasti punya pertimbangan masing-masing.  Tidak perlu saling benturan.  Bahagia saja dengan apapun profesi yang kita pilih.

“Pekerjaan kamu apa sekarang?” tanya seorang teman, sebut saja A, pada teman sekolahnya yang kembali bertemu setelah bertahun-tahun, sebut saja B.
“Saya adalah ibu rumah tangga yang juga berbisnis tulisan,” jawab teman sekolahnya bangga.
“Kalau kamu?” tanya B pada A.
“Saya bekerja di Perusahaan X sebagai supervisor,” jawab A mantap.
“Kamu sudah menikah?” tanya B kembali.
“Ya, saya sudah punya 3 anak “ jawab A sambil tersenyum.
“Wah…kamu hebat ya mengurus 3 anak dan berkarier di luar rumah,” puji B pada A.
“Kamu juga hebat, full di rumah dan berbisnis pula,” puji A pada B.

Percakapan seperti di atas adalah percakapan yang umum terjadi. Bahkan kemungkinan besar terjadi pada diri kita pada saat bertemu teman lama baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya.

Pekerjaan rumah tangga memang tidak ada habisnya.  Setiap hari, pekerjaan selalu ada.  Namanya juga rumah, tempat tinggal yang selalu ada orang tinggal di dalamnya sudah pasti akan selalu ada hal yang harus dikerjakan agar rumah tersebut layak dihuni.  Sebagai contoh, rumah harus selalu dibersihkan karena pasti kita tidak mau untuk tinggal di tempat yang kotor.  Apakah memerlukan jasa asisten rumah tangga (ART) untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga?

Melihat sepak terjang para Full Time Mom dan Working Mom membuat saya dan Dian Akbas tertarik untuk menuliskannya dalam buku kami yang berjudul Full Time Mom vs Working Mom.  Dua profesi yang mau tak mau harus dipilih oleh seorang wanita yang berpredikat sebagai ibu, yang tidak jarang menimbulkan pro kontra antara peran keduanya.  Banyak yang membanding-bandingkan keduanya.  Full Time Mom lebih baik dari Working Mom ataupun sebaliknya.

Jadi lebih baik menjadi Full Time Mom atau Working Mom?  Untuk mengetahui jawabannya Anda harus baca buku Full Time Mom vs Working Mom.  Silahkan PO ke http://bit.ly/PODailyForMom ya.