Finally
lengkap sudah mentor kelas BISNIS PENULISAN, bakal jadi grup vokal satu emak
dan dua bapak muda. Saya, Indari Mastuti
bersama Tendi Murti dan Dewa Eka Prayoga.
Hmm…yang
nggak kenal dengan Dewa Eka Prayoga?
Buat
yang belum kenal, tulisan ini adalah tulisan Dewa Eka Prayoga, yang saya kutip
untuk Anda semua agar kenal atau lebih mengenal sosok beliau. Silahkan disimak.
Selain membaca, menulis adalah hobi saya.
Tapi tahukah Anda, awalnya Saya tidak
tertarik sama sekali dengan dunia kepenulisan...
Buku pertama Saya dikritik habis oleh pakar-pakar kepenulisan. Memang sih, angka penjualannya cukup memuaskan, tapi kritikan mereka membuat Saya berpikir, "Sepertinya Saya tidak punya Bakat menulis"
Buku pertama Saya dikritik habis oleh pakar-pakar kepenulisan. Memang sih, angka penjualannya cukup memuaskan, tapi kritikan mereka membuat Saya berpikir, "Sepertinya Saya tidak punya Bakat menulis"
Satu tahun berlalu, Saya benar-benar
berhenti menulis. Malas, tulisannya jelek.
Namun, skenario Allah berkata lain. Ketika itu Saya mengalami kebangkrutan besar. Nggak ada yang bisa Saya lakukan selain mencurahkan isi pikiran Saya dalam sebuah buku, terbitlah "7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula", best seller dalam 1 bulan.
Saya berpikir. Dan terus berpikir.
Mungkin ini jalan hidup Saya. Karena
tidak mungkin dua buku Saya tersebut menjadi Best Seller jika Allah tak
mengizinkan.
Saya merenung.
Saya mencoba menggali motivasi
terkuat kenapa Saya harus rajin menulis dan menuangkannya dalam bentuk buku.
Saya menemukannya.
Dan setelah Saya menemukannya, Saya
tidak pernah berhenti menulis, bahkan ketika harus melawan sakit sekalipun.
Inilah alasan Saya:
Pertama, Bermanfaat untuk Banyak
Orang.
Saya terus berpikir, "Apa yang
harus Saya lakukan agar bisa terus bermanfaat bagi banyak orang sementara Saya
bisa diam di rumah bersama anak dan istri tercinta?"
Saya sempat rajin mengisi seminar
dimana-mana. Sebulan bisa 8-10x. Tapi Saya menyadari, akan ada akhirnya. Dimana
ketika Saya sakit, maka Saya tidak bisa berbagi lagi.
Memuangkannya dalam bentuk buku
adalah solusi terbaik. Lalu Saya rajin menulis buku, bahkan 2-3x dalam setahun,
hanya karena ingin bermanfaat bagi banyak orang.
Bukankah sebaik-baiknya manusia
adalah yang bermanfaat bagi sesamanya?
Kedua, Meninggalkan Jejak di
Kehidupan.
Saya takut kematian. Jujur, rasanya
dosa yang diperbuat terlalu banyak ketimbang kebaikan yang dilakukan.
Saya terus merenung, "Kalau Saya mati nanti, orang2 merasa kehilangan gak ya?". Atau pertanyaan, "Kalau Saya mati nanti, hal apa yang bisa Saya tinggalkan di muka bumi?"
Saya terus merenung, "Kalau Saya mati nanti, orang2 merasa kehilangan gak ya?". Atau pertanyaan, "Kalau Saya mati nanti, hal apa yang bisa Saya tinggalkan di muka bumi?"
Saya menemukan jawabannya. Bukulah
salah satunya.
Menulis buku akan menjadi jejak yang
bisa kita tinggalkan di bumi. Suatu saat, Saya cucu kita ditanya, "Oh,
kamu cucunya Pak Dewa ya? Beliau semasa hidupnya menginspirasi banget. Saya
banyak belajar dari kisah dan pengalamannya di buku-bukunya".
Ahh... senang sekali rasanya, jika
nama kita diingat walaupun kita telah tiada. Bayangkan nama itu Anda.
Ketiga, Meleverage Income dan
Kebaikan.
Betul, tidak bisa dipungkiri, selain
kebaikan yang ter-leverage (seperti yang Saya jelaskan di poin pertama tadi),
menulis buku juga dapat meleverage income Anda.
Saya sudah merasakan. Dan terus
merasakannya.
Tak terhitung sudah, income yang Saya
terima dari hasil penjualan buku, mungkin 1 milyar lebih. Lupa.
Tentu agar incomenya banyak, jualannya kudu jago. Buku Anda harus best seller, bahkan Mega-Best Seller. Baru hasilnya bisa Anda nikmati dan rasakan.
Tentu agar incomenya banyak, jualannya kudu jago. Buku Anda harus best seller, bahkan Mega-Best Seller. Baru hasilnya bisa Anda nikmati dan rasakan.
Tahun ini, di tahun 2017, Saya tak
hanya bersemangat untuk menelurkan buku-buku baru, tapi juga ingin membantu
kawan2 untuk mampu menulis buku dan menerbitkannya. Apapun genre bukunya, tak
harus bisnis, sesuai keahlian dan passion Anda.
Alhamdulillah, setelah berbincang
dengan partner Saya di KMO Indonesia, Mas Tendi Murti (Penulis yang sudah
melahirkan banyak buku, baik sebagai Writer maupun Ghost Writer), akhirnya kami
memutuskan membuka kelas dengan topik: BERBISNIS TULISAN.
Tak hanya kami berdua, kami pun
mengajak Teh Indari Mastuti (Penulis yang udah malang melintang di dunia
kepenulisan dan menghasilkan banyak karya), yang siap berbagi pengalaman dan
strategi memonetize tulisannya agar menjadi pundi-pundi rupiah.
Kelas
pertama yang kami bertiga usung terbatas hanya untuk 250 orang dan alhamdulillah
langsung terisi dalam waktu yang relative singkat. Apakah Anda salah satu pesertanya? Jika
belum, jangan sampai Anda ketinggalan untuk kelas berikutnya ya.
No comments:
Post a Comment