Berikut ini merupakan pengalaman mereka yang telah berhasil menjadi ‘seseorang’ dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Pengalaman-Pengalaman-pengalaman ISTIMEWA mereka ini dikutip dari Buku 1 seri kekayaan yang tersembunyi ‘Menjual Matahari’ kompas. Jakarta.2000
Pengalaman istimewa si KREATIF
Di dunia ini tidak ada yang mustahil. Setiap orang dianugerahi bakat khusus yang dapat dimanfaatkan bagi diri sendiri, sesama, dan masyarakat. Salah satu bukti itu adalah Rangga Gautama, lelaki yang tidak tamat SD ini dan sehari-hari bekerja sebagai tukang sayur dengan pola pikir kreatifnya sukses menghasilkan sebuah karya spektakuler.
Dia memanfaatkan limbah kaca cermin yang dinilai tidak berguna bagi banyak orang menjadi maket bangunan dan hasilnya begitu indah, kemilua dan menakjubkan
Limbah kaca cermin dipotong sekecil mungkin. Hanya beberapa milimeter, mirip batang korek api. Punggung kaca yang telah dipotong, dibersihkan dengan alat tusuk gigi lalu dilumuri lem silikon dan dibiarkan sampai setengah kering. Selepas itu satu persatu potongan kaca dirangkai dan direkatkan bentuk bangunan yang dikehendaki.
Proses kreatif yang dilakukan Rangga dalam merangkai maket bangunan pun tergolong unik. Dia tidak pernah melakukan survei terhadap seluruh bangunan yang hendak dibuat maker. Bahkan dia pun jarang mendesain sebelum mengerjakannya. Rangga semata-mata mengandalkan insting dan naluri yang konon selalu menuntunnya untuk bekerja. Dan hasilnya kurang lebih 98 persen menyerupai bangunan asli.
Bangunan yang pernah dibuat adalah Menara Eiffel, masjidil Haram, Mesjid Istiqlal, Tugu Monas, Tugu Khatulistiwa, Candi borobudur dan Logo Surya Citra Televisi (SCTV). Karya-karyanya di jual ratusan juta.
Dia dinilai sebagai pelopor, penemu, dan pemrakarasa ilmu seni memotong sereta merangkai serpihan kaca cermin terhalus di
Kata Rangga
“Saya pikir ini merupakan satu-satunya karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga tidak boleh di sia-siakan dan harus dijalankan sebagai panggilan hidup.”
Pengalaman Istimewa si BUTA HURUF
Kamit, seorang buta huruf dari Desa Banaran, kecamatan Malo, Bojonegoro ternyata mampu menghasilkan uang jutaan rupiah setiap bulannya.
Bekas penggembala sapi ini sudah menggeluti pekerjaan pematung sejak remaja. Tak terhitung berapa jumlah patung hewan yang sudah dihasilkannya, karena dia tak pernah mencatatnya
Dia tidak pernah duduk di bangku sekolah, sejak kecil dia menjadi penggembala sapi di tanah kelahirannya di Tinawun, Malo.
Inspirasi untuk mematung hewan ini datang ketika dia sedang menggembalakan sapinya. Saat ditinggal ‘merumput’ oleh sapi-sapinya, dia hanya menghabiskan waktu dengan melamun hingga ketika menemukan tanah liat kamit kecil tiba-tiba terinsirasi untuk mengolahnya menjadi patung hewan. Patung perdana dengan bahan
Dia tak pernah bosan membentuk patung persis dengan aslinya. Akhirnya Kamit mendapatkan jalan, yaitu membentuk patung hewan dari kayu jati. Inilah awal Kamit terjun menjadi pematung hewan dan meninggalkan pekerjaann sebagai penggembala sapi.
Kata Kamit
“ Posisi santai itu membawa pikiran orang yang sters menjadi santai dan kendur kembali.”
Pengalaman Istimewa Si PUTUS SEKOLAH
Silvester Otmudy, merupakan seorang yang putus sekolah SMEA Negeri Ambon jurusan tata Buku yang melihat peluang mengadaptasi berbagai jenis patung peninggalan zaman animisme sebagai patung simbol pemujaan masyarakat terhadap sesuatu yang diyakini sebagai berkekuatan magis.
Patung-patung purba karya masyarakat kuno yang bernilai tinggi itu ternyata masih dapat dijumpai di pelososk desa propinsi seribu pulau Maluku, seperti Tanimbar walau dengan konsisi yang memprihatinkan karena kurang terawat. Karena patung-patung tersebut masih mengundang kekaguman para pecinta seni dan pelancong penggemar obyek wisata budaya dan alam, maka, Silvester membuat karya ekonomis dari patung-patung itu.
Ia membuat pelbagai model patung dengan berbagai ukuran sebagai cinderamata bagi wisatawan nusantara dan mancanegara, maupun bagi pencinta karya seni patung sendiri.
Bermodalkan pisau lipat dan pahat murahan, pemuda putus sekolah –karena keterbatasan biaya- itu mencoba membangkitkan patung-patung Andasa yang telah tenggelam dalam perjalanan zaman. Ia membuat batu-batu keras menjadi patung-patung kecil.
Mematung batu keras dengan peralatan sederhana seperti pisau lipat dan pahat, memang bukanlah pekerjaan enteng. Pekerjaan ini memerlukan ketekunan dan kesabaran yang cukup tinggi. Kalau tidak tekun dan sabar, pekerjaan yang sudah hampir rampung dapat saja menjadi sampah seketika karena salah meletakkan pahat ketika memukulkan palu.
Semangat kerda dan inovasinya adalah modal yang sangat berharga dalam hidupnya
Kata Silvester
“Saya bukan seniman patung atau pematung. Saya hanya perajin patung batu Amdasa yang ingin maju dan berkarya lebih baik di hari ini dari apa yang saya kerjakan kemarin.”
Pengalaman Istimewa si TEKUN
Seorang nelayan yang sangat kekurangan bernama Iing Solihin terinspirasi untu membuat barang kerajinan dari cangkang di samping gubuknya.
Nelayan di pantai Tarahan, lampung Selatan menuturkan pengalamannya ketika mengubah nasib dari nelayan menjadi perajin wadah lampu hias, bberbagai pigura, gorden dan hiasan lemari berbahan dasar cangkang kerang yang berbau amis.
Untuk menghilangkan bau amis pada cangkang kerang dia berkonsultasi dengan kantor dinas perindustriaan dan mendapatkan rumus dengan merendamnya dalam air kaporit. Maka tahun 1980an dia mulai mencari nafkah tambahan dengan membuat kerajinan dari cangkang kerang.
Upaya solihin bahkan ditiru oleh keluarga nelayan lainnya. Sebanyak 90 kepala keluarga kemudian bisa mencari nafkah tambahan dengan membuat krajinan cangkang kerang. Barang-barang ini dijual di kios-kios kerajinan di Jalan Soekarno-Hatta, Tarahan – pinggir Bakauheni-Bandarlampung – Lampung Selatan.
Melalui ketekunan dan keterampilannya, lulusan sekolah dasar ini melakukan transformasi struktur, walaupun barang-barang yang diolahnya masih berkaitan dngan pekerjaan nelayan. Malah pekerjaannya itu mampu nilai tambah cukup tinggi, dari barang-barang buangan tak berghunan menjadi barang hiasan bernilai ekonomis walau alat-alat yang digunakan sangat sederhana seperti gunting, tang, dan gergaji triplek.
Rumus Sukses Solihin
Hinaan tidak membuat dia malu dan menyerah justru memotivasinya untuk terus maju dan menunjukkan kemampuannya
Pengalaman istimewa si IMAJINATIF
Hidup prihatin tiga bersaudara Rona, Rani, dan Roni tidak membuat mereka menyerah pada hidup. Kalau anak kecil mengisi liburannya dengan piknik, saat mereka masih duduk di sekolah dasar mereka harus membantu ekonomi keluarga dengan menjadi pedagang asongan. Dagangannya, pelbagai aksesoris seperti gantungan kunci, gelang, kalung, dan sebagainya buah karya Rani dan Roni.
Pelbagai pengalaman pahit yang pernah mereka terima kini malah menuai buah dan membuat semua orang terkagum-kagum.
Ketiganya pantas mengundang decak kagum karena di usia yang masih belia bisa mendapatkan penghasilan lumayan dan membiayai sekolah sendiri. Lebih dari itu mereka menciptakan lapangan kerja bagi puluhan bahkan ratusan orang lainnya seperti pemuda karang taruna dan ibu-ibu yang tidak bekerja.
Ya, mereka telah menciptakan produk yang lahir dari proses kreativitas yang mengandalkan imajinatif. Produk mereka berciri khas suku Inidan, baik berupa topeng tiga dimensi, hiasan dinding, pipa perdamaian, aksesoris sampai perlengkapan perang yang kesemuanya sudah menembus pasar Korea, Australia, Kanada, Norwegia, P[erancis, Amerika, Malaysia, dan Singapura. Di dalam negeri jangan ditanya lagi.
Bahan yang mereka gunakan untuk berkreasi adalah limbah, Sebut saja bulu ayam, bulu sisa pembuatan boneka, sisa-sisa kulit dari industri sepatu, kayu bekas peti kemas, karung goni, dan sebagainya.
Kunci kesuksesan mereka
- Kami menerima kritik dan saran dari orang lain untuk kemudian memperbaharui hasil karya secara terus menerus
- Disiplin dalam bekerja adalah modal kesuksesan
Sekali ditanam, benih tidak akan pernah mengecil – hanya tumbuh –
Henry David Thoreau
Imajinasi adalah layang-layang tertinggi yang bisa diterbangkan seseorang
Lauren Bacall
No comments:
Post a Comment