Selama saya di Yogya, saya memang baru satu kali bertemu dengan orang yang menurut saya sangat menakutkan cara bersikapnya. Tapi memang bukan hanya saya yang menganggapnya demikian, orang di sekeliling sayapun menganggap beliau memang ‘angker’
Antara ‘menakutkan’ dan ‘segan’ terdapat perbedaan yang sangat jauh. Saya sama sekali memisahkan antara dua arti kalimat itu.
SEGAN lebih didominasi karena rasa hormat kita kepada seseorang. Saya segan kepada orang yang memiliki toleransi tinggi, disiplin, memiliki habluminalloh dan habluminannas yang baik.
MENAKUTKAN merupakan karakter yang dimiliki oleh orang yang bersikap otoriter, merasa benar sendiri, kasar, tidak memiliki rasa hormat pada sesama, dan seringkali menggunakan tekanan fisik untuk membuat orang menuruti kemauannya. Takut akan timbul karena paksaan sesuatu seperti takut setan, takut pada preman dll sedangkan segan timbul karena kesadaran pribadi hati kita.
Ya, buat saya beliau sangat menakutkan! Walaupun saya sendiri tidak takut pada sikap ‘angkernya’ namun saya tidak mau menghabiskan banyak energi untuk meluruskan jalannya. Saya pernah dicaci maki, di anggap tak tahu aturan, dan sumpah serapah lainnya padahal saya tidak tahu kesalahan yang saya lakukan (Bayangkan tekanan itu dilakukan padahal kita baru kenal 4 hari!). Beruntung saya memiliki mental baja dan menganggap radio butut, kepadanya saya masih selalu tersenyum (walau dibalas ungkapan sinis!), bahkan beberapa hari yang lalu setelah kepergian saya dari tempat kost yang dimilikinya saya sengaja bershilaturahmi, bersalaman, mengajaknya mengobrol, dan meminta maaf karena tak sempat berpamitan. Apa yang beliau lakukan pada saat itu hanya diam memang, tapi saya tahu beliau menghargai kunjungan saya. Suatu pagi, saya bertemu dengannya dan menyapanya, beliau tersenyum! Pagi itu saya merasa menang. Saya sudah mulai belajar membalas penghinaan dengan senyuman!
cerita yogya03 : antara angker dan segan
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment