Petikan cerita inspiratif tokoh di Indonesia; Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan)


Saya lahir dari keluarga pendidik. Sejak kecil, saya sudah dididik bahwa saya adalah bagian dari bangsa Indonesia. Saya harus berbakti.

Kecintaan saya pada angka tumbuh sejak dini. Matematika dan ekonomi bukan sekadar pelajaran, tapi cara memahami dunia dan memperbaikinya. 

Dunia akademik saya masuki dengan semangat, walau tak selalu mudah jadi perempuan yang bicara tegas tentang ekonomi.

Perjalanan saya membentang dari kampus, ke lembaga riset, lalu ke kementerian. 

Ketika ditunjuk menjadi Menteri Keuangan, saya tahu beban ini besar: mengelola keuangan negara dengan jutaan nasib rakyat di dalamnya. 

Saya pernah dijatuhkan, dituding, bahkan diminta mundur. Tapi saya terus berdiri.

Pemerintahan itu bukanlah tembok. Ia terdiri dari manusia, perjuangan, dan keputusan-keputusan berat yang mempengaruhi banyak nyawa.

Saya sempat mengabdi di Bank Dunia. Dari sana, saya belajar bahwa keadilan sosial dan pembangunan tak cukup dengan teori.  Harus ada keberanian untuk mengeksekusi. Dan ketika saya dipanggil kembali jadi Menteri Keuangan, saya tahu inilah bentuk nyata cinta saya kepada tanah air.

Saya seorang ekonom, seorang ibu, dan pelayan negara. Di balik angka dan kebijakan, saya selalu percaya: tugas ini adalah ibadah.  Dan saya akan terus bekerja, dengan hati, dan untuk Indonesia.

No comments:

Post a Comment