Buku di rumah saya tak terhitung
jumlahnya. Saking banyaknya, kadang buku
saya taruh di sofa, di meja, di pinggir TV, di setiap sudut rumah saya
berada. Beberapa waktu yang lalu malah ada ribuan buku yang kami
bereskan dan sebagian telah didonasikan ke berbagai perpustakaan umum atau
perpustakaan sekolah. Alhamdulillah
berdus-dus buku telah disumbangkan.
Saya memang seorang penikmat buku sejak
kecil, buku telah memompa semangat saya untuk memilih karir menjadi seorang
penulis. Banyak pembelajaran tentang hidup saya
dapatkan dari buku. Dari buku saya
semakin siap menghadapi setiap episode kehidupan, menjadikan tiap episode
sebagai ajang saya untuk belajar.
Membuka mata saya bahwa hidup akhirnya merupakan satu pembelajaran ke
pembelajaran lainnya.
Kesukaan saya membaca buku membuat saya
bisa menulis tentang apa saja. Bisa
mengkolaborasikan pemikiran saya dengan pemikiran orang lain.
Saya begitu suka membaca, hingga saya bisa
membaca 2-3 buku dalam satu hari.
Lalu, kenapa saya hanya meluangkan waktu membaca Al-Qur'an satu halaman saja sehari? Padahal Al-Qur’an adalah pedoman hidup ummat Islam. Seharian kemarin tiba-tiba saya merasa sedih.
Kegelisahan ini saya sampaikan pada suami.
"Bolehkah Al-Qur'an itu saya bawa-bawa seperti halnya buku dan saya baca dimana-mana seperti halnya buku?"
Suami saya mengatakan, "Allah mempermudah kita, membaca Al Qur'an tidak selalu harus duduk menghadap kiblat, menggunakan mukena. Al Qur'an siap kamu baca dimanapun seperti halnya buku. Kecuali tidak kamu baca di kamar mandi seperti halnya buku-buku itu."
Kegelisahan seketika saya memudar.
Semoga membaca Al-Quran tidak lagi hanya satu halaman per hari. Ya, saya pasti bisa!
O ya, saat ini saya juga harus mempersiapkan diri menjadi nara
sumber di Olimpiade Al Qur’an bersama Komunitas One Day One Juz (ODOJ). Saya akan mengupas, Bangga Menjadi Muslimah! Bagaimana Muslimah Bisa Berprestasi dan Untuk
Apa Berprestasi?
Adakah yang bisa ketemu saya di sana?
Bekasi, 9 November 2016?
No comments:
Post a Comment