“Hari ini saya alami komplen
dari sisi produksi berdasar PO. Saya sempet kaget, pembeli sekarang perlahan
ada sikap otoriter, tapi kurang mempelajari sistem dari si penjual tempat dia
belanja. Maunya kalau salah itu pasti si
penjual. Jadi sikap tegas dan tenang dengan mempertahankan pendapat berdasar
SOPyang kita punya alhamdulillah bisa terselesaikan. Bukan karena kita tidak ingin mencapai
service yang memuaskan tapi kita pun tidak harus menurunkan standard yang sudah
menjadi sistem di kita untuk memenuhi hal tersebut. Telisik, pembeli saya memaknai excellent
services yang tidak pada tempatnya. Alhamdulillah
happy ending untuk kedua belah pihak.”
“Betul, kadang kita sudah bikin
serapi mungkin sistem manajemen kita, tapi pembeli selalu masih merasa bahwa
buyer is a king, padahal bukan berarti kesalahan selalu ada di pihak penjual,
untuk itulah kita memang harus menyelipkan edukasi kepada buyer, tentunya
disesuaikan SOP kita ya...inipun perlahan harus ada penyempurnaan juga. Sebagai buyer online shop, saya pernah kecewa
gara-gara sepatu pesanan ukurannya nggak standar..Sedihnya waktu complain dan minta
ditukar dibilang nggak bisa karena stok terbatas, kalaupun bisa biaya kirim ke OL
shop dan kirim kembali juga ditanggung saya sebagai pembeli. Sejak itu gak
pernah beli di OL shop itu. Kalaupun
belanja online ya ke OL shop yang layanan penukaran barangnya sudah lebih oke.”
“Ada beberapa unsur yang masing
masing produsen punya kebijakan tersendiri dan itu mungkin tidak bisa dipahami
buyer, dan produsen pun tidak sedikit juga punya problem di lapangan, dan
karena sampai kapanpun tidak ada sistem yang sempurna, untuk itulah sebabnya
perlu pemahaman dan pengertian dari kedua belah pihak, dan pastinya selalu ada
win win solution, nah hasil win win solution inilah untuk kita bisa kembali
memperbaiki sistem yang sudah berjalan di kita.
Asal jangan sampai ada pembeli ngotot nggak mau tau. Disinilah SOP alias standard operational procedure sangat dibutuhkan, semacam juklak untuk kita mengelola manajemen bisnis yang dipunyai.”
Asal jangan sampai ada pembeli ngotot nggak mau tau. Disinilah SOP alias standard operational procedure sangat dibutuhkan, semacam juklak untuk kita mengelola manajemen bisnis yang dipunyai.”
Demikian
sharing pengalaman dan diskusi beberapa peserta pendampingan bisnis di Grup WA
kami siang ini. Menarik ya?
Mungkin
Anda juga pernah mendapat komplain pelanggan.
Pernah
kehilangan pelanggan setelah mengajukan komplain?
Bingung
bagaimana cara menangani complain karena belum ada SOPnya?
Nah,
kemampuan seorang pebisnis menangani complain adalah kemampuan yang tidak bisa
datang dengan sendirinya melainkan harus dipelajari.
Saling
sharing dan berbagi pengalaman dengan sesama pebisnis mengenai bagaimana cara
masing-masing pebisnis dalam menangani complain adalah salah satu cara untuk belajar
dan meningkatkan kemampuan complain handling termasuk saling belajar bagaimana
membuat SOP tentang cara menangani complain.
Nah,
melalui grup WA Gabungan
Perempuan Pebisnis ini, para peserta pendampingan bisnis dapat
saling memberikan tips dan ide, bernetworking, serta saling support,. Grup ini merupakan salah satu FASILITAS mengikuti
training pendampingan bisnis yang saya usung, yang tak terasa
sudah beranggotakan lebih dari 250an orang yang telah mengikuti pendampingan
Reparasi Bisnis, Training On Demand, PSC, PBC dan 30 to 30.
Ingin
ikut sharing pengalaman dan belajar bersama mereka? Yuk bergabung!
No comments:
Post a Comment