(Salah satu liputan mengenai aktivitas saya di dunia penulisan yang kemudian menjadi bisnis)
Saya
sangat berbangga, belum sampai setahun usia website emakpintar.asia namun sudah menetaskan
puluhan ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak pernah menulis menjadi semakin
terampil menulis. Tak aneh sebenarnya, karena
memang tak ada alasan perempuan tidak bisa menulis.
Jadi
apa ya yang membuat masih saja ada perempuan yang malas menulis? Berikut ini
ternyata alasannya:
1. Merasa TIDAK AHLI Menulis.
“Saya
masih perlu belajar menulis. Tulisan
saya masih belum bagus.” Itu barangkali
yang sering saya dengar mengenai alasan perempuan tidak mulai menulis.
Maka,
saya selalu bangga pada perempuan yang penuh semangat
untuk belajar hal baru bahkan berani menerjang zona nyaman. Tapi,
ini bukan alasan untuk tidak memulai menulis.
Jadi penulis itu nggak instan, semua butuh proses. Learning by doing. Semakin sering menulis, tulisan akan semakin
baik.
2. Merasa TIDAK PUNYA WAKTU.
“Kerjaan
saya banyak. Selesai tugas yang satu,
tugas yang lain sudah menunggu.” Alasan ini
paling banyak yang dengar padahal waktu Anda, waktu
saya, dan waktu perempuan-perempuan lain sama. Sama-sama 24 jam. Kalau saya bisa, Anda juga pasti bisa. Kalau perempuan lain bisa menulis, seharusnya perempuan
lainnya tak punya alasan untuk tidak menulis karena masalah waktu.
3. Merasa NGGAK MOOD Menulis.
“Saya
kurang bisa ngawal mood saya, sehingga saya
belum bisa konsisten menulis.” Alasan ini juga banyak saya dengar, heeeem. Itulah
sebabnya seringkali saya mengajak para Ibu Rumah
Tangga membuat target menulis untuk diri sendiri, misalnya menulis 5 lembar
setiap hari. MEMAKSA menulis menendang mood J.
Tapi
masa Ibu Rumah Tangga ditarget menulis? Mungkin itu pikiran
sebagian dari Anda. Target adalah sesuatu yang harus dimiliki semua orang. Bukan hanya pebisnis, bahkan anak Anda,
sebagai seorang pelajar juga harus menetapkan target jangka pendek dan jangka
panjangnya. Jadi tak ada salahnya kalau
Anda memasang target untuk diri Anda sendiri,
bukan?
4. Merasa GAGAL (sebelum menulis)
Saya takut orang
menertawakan tulisan saya...
Saya takut
ditolak penerbit...
Saya takut
gagal...
Gagal mungkin akan
mengecewakan kita, tapi jauh lebih gagal dan kecewa jika kita tidak melakukan
apapun dalam hidup ini. Saya juga pernah
gagal dan kecewa dalam perjalanan karir saya.
Namun saya memilih untuk terus bergerak. Apabila saat itu saya berhenti,
saya tidak akan pernah ada di posisi saya saat ini.
Sekali
lagi, menjadi seorang penulis itu adalah proses, seperti proses
metamorphosis. Jangan takut untuk
menjalani prosesnya. Nikmatilah metamorphosis
Anda sebagai seorang penulis hingga suatu saat akan tampak keindahannya.
Siap belajar dari nol teh
ReplyDelete