Seperti itukah, Kriteria Pemimpin Harapan Anda? (02)

Saya hanya bisa mengacungi jempol pada sahabat saya. Walau kondisi perusahaan berantakan –lebih secara psikologis- bukan secara arti sebenarnya. Dia masih bisa tersenyum dan berintrospeksi diri.
Untuk seorang yang saya anggap keras seperti sahabat saya itu. Saya mengacungi jempol karena dia sama sekali tidak berubah dalam menghadapi anak-anak buahnya. Dia masih sanggup bersikap netral dan tak nampak raut kekecewaan atas masalah yang mendera, “Saya cuman bisa introspeksi. Kalau memang kepemimpinan saya ada yang kurang, mari kita bereskan. Mundur, masalah gampang. Tapi bagaimana tanggungjawab setelah itu. Jelas, saya ingin membereskan semuanya dengan baik, bukan hanya sekedar mundur.” Begitu katanya sambil tersenyum.
Marahkah dia? Saya lihat tidak! Tapi jelas dia kecewa dengan meluapnya emosi anak buah, tanpa meminta konfirmasi. Jika memang ada yang harus dia berubah, mungkin dia mau berubah.
Tapi balik ke masalah karyawan. Ini sangat komplek. Hasil diskusi saya pagi ini dengan seorang profesional di bidang bisnis. Beliau menyatakan bahkan perusahaan dalam keadaan baik pun selalu saja ada rasa ketidakpuasan karyawan. Mungkin ini terkait dari individu-individu yang tidak pernah merasa puas. Seperti saya, Anda, dan tidak menutup semua dari kita memang adalah manusia yang tak pernah merasa puas, bukan?

No comments:

Post a Comment