KEBEBASAN DARIMU, MA adalah DUKUNGAN UNTUK ANAK-ANAKMU (Ketika otoriter tidak berlaku dalam kesuksesan anak-anak dalam keluarga)



Baru-baru Ustazah kondang cantik dan pemeran utama film "Ketika Cinta Bertasbih", Oki Setiana Dewi, membeberkan fakta yang mengejutkan tentang adik-adiknya. Dalam postingannya Oki MENGATAKAN DUKUNGANNYA TERHADAP PILIHAN HIDUP ADIK-ADIKNYA.

Diketahui bahwa Oki memiliki dua adik perempuan. Adik yang kedua berprofesi sebagai seorang dokter, sudah menikah dan cantik. Adik bungsunya berprofesi sebagai youtuber yang terkenal. Dukungan itu ia terkhusus ia tujukan kepada Ria Ricis, sang adik bungsu. 

Terlebih kepada adik bungsunya, Ria Ricis yang kini telah menjelma menjadi seorang selebram.

Ia juga menceritakan bagaimana ibu mereka dulu ketika masih kecil-kecil tidak pernah memaksakan untuk unggul di prestasi akademik pada masing-masing anak. Kelebihan dan kekurangan mereka bertiga saling support satu sama lain. Bahkan Oki mengungkapkan, Ria lemah dalam prestasi akademik. Tapi siapa sangka kini, justru si adik yang lemah prestasi sekolah itu yang paling berjasa dalam keluarga besar mereka.

Terakhir Oki tak lupa menyampaikan rasa terimakasihnya atas pengorbanan sang adik, Ria Ricis yang sangat membantu perekonomian keluarga untuk biaya pendidikan, pengobatan dan sebagainya.
Banyak diantara netter yang memberikan emoticon menangis haru atas saling support ketiga perempuan hebat itu.

Ahh, indahnya persaudaraan mereka...
Apa yang dialami oleh Oki Setiana Dewi seperti yang saya rasakan. Meski saya dan mama tak pernah cocok dalam beberapa hal, NAMUN mama tak pernah memaksakan kehendaknya terkait dalam perjalanan hidup saya...

Dulu...
Saat sekolah, mama tak pernah memaksa saya jadi juara dan memang prestasi sekolah saya biasa-biasa saja, mama tak pernah keberatan.

Saat berkarir, mama mengizinkan saya pergi kemanapun tanpa merasa khawatir, "Mama yakin eneng bisa dan InsyaAllah bisa jaga diri".

Saat memilih jodoh, mama menyerahkan semua pada pilihan saya.

RUMAH SAYA mungkin tidak full of happines sewaktu kecil, tapi kedua orangtua bukan tipe pemaksa, kedua orangtua kompak mendukung anak-anaknya mau jadi seperti apa dan seperti siapa.

MAMA mungkin bukan ibu yang sempurna, seperti saya yang jauh dari sempurna sebagai seorang anak namun KEBEBASAN yang mama berikan pada anak-anaknya telah membuat kami BERTUMBUH dengan sempurna.

Semoga mama bukan hanya bisa menyaksikan sukses anaknya di dunia, tapi kami sekeluarga bisa dipersatukan di surga, Aamiin.

Rumah Sudah Cukup dan Terasa Luas Jika Dikelola Oleh Hati Yang Gembira



JIKA Anda berkunjung ke rumah saya, kemungkinan akan sangat sedikit pernak-pernik yang terlihat di depan mata. Dimanakah saya menyimpan perlengkapan kecil yang sering membuat rumah berantakan? di bawah kasur.

Mengubah bawah ranjang menjadi gudang terinspirasi dari hobi saya melihat video rumah ala Jepang. Mahalnya lahan di Jepang membuat mereka sangat kreatif menyulap rumah mungil untuk beragam kebutuhan.

Ini yang membuat saya akhirnya berpikir berulang-ulang untuk memperlebar lahan rumah, ataupun menambah ruangan di rumah alias renovasi. Saya lebih suka MENATA ULANG atau MENDESAIN ULANG setiap ruangan menjadi MULTIFUNGSI ala-ala orang Jepang.

Mau mencoba membuat gudang di bawah ranjang karena ukuran rumah Anda sama mungilnya dengan rumah kami? Sila dicoba saja...
Caranya adalah:
Pertama, Membagi lahan bawah ranjang menjadi 4 buah sama besar
Kedua, Membuat kotak yang dibuka dari atas sama besar
Ketiga, Gabungkan keempat kotak tersebut seperti puzzle di bawah ranjang Anda

Mungkin saja, jika pagi hingga sore rumah kami penuh dengan orang, ya karyawan, ya tamu, TAPI menjelang malam rumah menjadi sepi karena hanya berpenghuni orangtua dengan dua anak dan satu nenek. ALHASIL, rumah yang besar bukan prioritas kami.
Rumah sudah cukup dan terasa luas jika dikelola oleh hati yang gembira.

Bicara tentang hati yang gembira.
Kemarin mama tanya berat badan saya berapa sekarang? 
Udah turun 8 kilo,  mah...  Jawab saya
Loooh belum turun lagi ya?
Iyaaaa, jawab saya
Mama bilang,  "mungkin kamu sulit turun ampe banget karena tiap hari kamu bahagia."
Saya tersedak, "apa hubungannya,  Ma?”
Mama sudah ngeloyor pergi..
Mama mengatakan tiap hari saya bahagia, itu jadi do'a ya, Ma... Amiiiin

NULIS JUGA BISA JADI BISNIS (Ketika penulis memiliki sense bisnis)



Dulu, ketika buku pertama saya launching, sebuah novel berjudul, "Izinkan Aku Mencinta" dalam bedah buku yang diselenggarakan tahun 2004 dengan percaya diri saya mengatakan, "Menulis Bisa Jadi PROFESI"

Tiga tahun kemudian, tahun 2007 saya resign dari pekerjaan dan memutuskan berPROFESI sebagai PENULIS, membangun bisnis di dunia penulisan yang pada masa itu masih dilirik sebelah mata bisa menjadi sebuah bisnis menggiurkan.

Saya tetap melangkah dengan percaya diri sambil menyusun strategi.
 
Siapa yang menduga INDSCRIPT tetap langgeng hingga saat ini, usia bisnis hampir 10 tahun dengan pencapaian:
Menerbitkan lebih dari 3.000 judul buku bersama para penerbit di Indonesia
Memiliki lebih dari 200an penulis yang langsung dimanajemeni oleh Indscript
Memiliki komunitas yang dilatih jadi penulis berjumlah lebih dari 18.000 anggota
Diakui secara nasional dengan mendapatkan lebih dari 8 penghargaan di Indonesia
Memiliki jaringan penerbit yang tangguh seperti Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar Swadaya Grup, dan penerbit keren lainnya

Siapa yang menduga? Semua yang TAK TERDUGA bisa DIWUJUDKAN karena KEYAKINAN dan KESERIUSAN MELANGKAH.
Seperti halnya kelas Berbisnis Tulisan bersama saya, kang Tendi Murti, dan kang Dewa Eka Prayoga sangat serius melahirkan pebisnis di dunia penulisan.

Tidak memang mudah jadi penulis
Harus berjuang menuliskan naskah hingga selesai dan ini butuh peluh
Setelah naskah selesai harus menjajakan pada penerbit dan ini butuh ekstra kesabaran
Setelah ACC penerbit pun harus menunggu hingga tuntas bisa terbit
Oke kalau terbit, kalau mendadaak penerbit cancel terbitkan?
Heeeeffff berjuang lagi!

Seperti itulah perjuangan seorang penulis, penulis itu harus punya mental yang tangguh.
Maka kita harus mempersiapkan diri untuk menikmati prosesnya denga penuh kebahagian, karena memang jalannya tidak selalu manis 

Tapi sepadan kok perjuangan dengan hasilnya.  MENULIS BUKU itu seperti MEMAHAT SEJARAH.  Usia manusia tak abadi, bukulah yang membuat ABADI

Teteh, saya mau jadi penulis buku, gimana awalnya?
Saya jawab:
AWALNYA ADALAH BERANI NULIS!
Sayangnya kebanyakan ingin jadi penulis tapi nggak PEDE dan BERANI MENULIS, hiks