Semua Orang Bisa Jadi Penulis



(Bersama Kepala Sekolah dan alumni Sekolah Perempuan)


Sekolah Perempuan akan berusia 3 tahun di bulan Agustus 2016 ini.  Waktu bergulir dengan cepat.  Tantangan, hambatan hingga pencapaian datang silih berganti, demikian juga dengan penyempurnaan yang dilakukan oleh kami yang terlibat di dalamnya.  Sekolah ini kami dirikan berdasarkan keyakinan kami bahwa semua orang bisa jadi penulis.
Keyakinan yang kuat diiringi ikhtiar yang tak kalah kuat sedikit demi sedikit membuahkan hasil.  Dari terbit satu buku ke buku yang lainnya dengan penuh perjuangan.  Kesabaran sangat diuji. Namun niat kami untuk memberdayakan perempuan untuk produktif dengan menulis tak akan berubah.
Alhamdulillah, saya selalu semangat melihat para perempuan bersemangat meniti mimpinya jadi penulis buku.  “Semua dimulai dari tidak bisa menjadi bisa karena dibiasakan.  Jadi teruslah berlatih menulis setiap hari,” pesan saya.
Terkadang, ada rasa kekhawatiran dan ketidakpercayadirian para perempuan untuk bergabung dengan sekolah perempuan ataupun untuk memulai menulis.  Ketakutan hanya akan menghambat.  Tidak percaya diri membuat kita berhenti bergerak.  Dobrak rasa takut dan tidak percaya diri dengan menambah ilmu menulis dan menjalankan ilmu yang didapatkan.
Menulis bukan bakat, hanya 3M yang membuat kita bisa menjadi penulis, yaitu menulis, menulis dan menulis.  Konsistensi.  Membangun konsistensi dimulai dari sekarang, besok, dan selanjutnya.  Mudah? Tidak! Tapi pasti bisa dilakukan.
Berulang kali saya mengatakan ini pada setiap pertemuan dengan para perempuan dimanapun berada.  Kita harus berterima kasih sama internet.  Untuk perempuan, kita amat diuntungkan dengan era saat ini.  Jika dipergunakan dengan baik akan mampu meningkatkan wawasan, keterampilan, serta potensi, termasuk keterampilan dan potensi menulis para perempuan dengan optimal. 
Kewajiban kita sebagai ibu dan istri janganlah dijadikan alasan.  Waktu 24 jam memang serasa tak cukup untuk melakukan semua tugas yang tak pernah ada habisnya.  Selesai tugas yang satu, tugas yang lain sudah menunggu.  Saya sendiri biasa menulis saat Subuh, saat anak-anak sedang terlelap.  Saat mereka terbangun, saya sudah siap mengirimkan tulisan pesanan untuk klien terbaik.
Jadi walau bagaimanapun, satu hari hanyalah 24 jam.  Bisa atau tidak, harus dicukupkan waktu tersebut.  Jika saya bisa, saya yakin Anda juga pasti bisa.





No comments:

Post a Comment