6 Langkah Mencatat Keuangan Bebas Ribet



(Salah satu karya alumni Sekolah Perempuan based on bisnis yang dijalankan)


Banyak yang bertanya mengenai keuangan sederhana untuk pebisnis seperti apa? Saya mengatakan kuncinya adalah mencatat keluar dan masuk uang dengan sangat detil. Bahkan keluar uang hanya 100rupiah saja harus dicatat untuk apa.
Sayangnya memang tidak mudah melakukan semua ini, rasa malas biasanya mendera atau karena sering meremehkan RECEH yang keluar atau yang masuk ke dalam rekening atau kas J
Biasanya saya meminta Ibu-ibu membeli buku kas dua buah, satu digunakan untuk BUKU KAS satunya lagi untuk BUKU BANK.
Pagi ini, saya mendapatkan masukan dari suami saya yang berperan sebagai finance di Indscript. Beliau mengatakan, “Jika diminta membeli dua buku kas, akan menambah beban mereka maka beli saja dulu SATU BUKU dan ajarkan dulu untuk KONSISTEN mencatat keluar masuk di BUKU KAS. Setiap ada uang masuk dicatat dan setiap ada yang keluar, meski itu RECEH jangan diabaikan. Untuk BUKU BANK cukup dengan mengeprint REKENING KORAN sebulan sekali atau BUKU TABUNGAN atau lebih simple lagi mengecek transaksi melalui internet banking.”
Heeeem, jauh lebih simple rupanya! Maka, kalau masih juga malas, aaaah terlalu! Xixixi
Jadi, saya nggak akan minta beli dua buku kas lagi ya, awalnya buku bank tujuannya untuk mencatat keluar masuk uang di bank seperti halnya kalau buku tabungan. Sekarang, ternyata CUKUP SATU BUKU saja dan setiap bulan PRINT saja ebanking Anda J. Tapi, PASTIKAN SETIAP HARI kita tahu SALDO kas dan REKENING kita ya...
So, secara mudahnya, berikut ini step-step pencatatan keuangan bagi pebisnis dari kalangan perempuan yang nggak mau RIBET J
1.       Catat setiap keluar uang dan masuk uang disertai peruntukkan uangnya. Termasuk bila ambil uang dari bank atau ATM maka harus dicatat sebagai uang masuk di Buku Kas. Begitu pun bila setor uang ke rekening kita maka harus dicatat sebagai pengeluaran di Buku Kas
2.       Jika tidak punya waktu buka excel atau mungkin nggak punya laptop, pergilah ke toko buku, beli BUKU KAS. Harganya cuman belasan ribu, efeknya bisa untuk belasan tahun J
3.       Catat dan simpan semua bukti transaksi, bila belum sempat mencatat maka pisahkan bon atau kuitansi yang belum dicatat di tempat terpisah dan segera lakukan pencatatan begitu sempat.
4.       Pisahkan antara uang pribadi dengan uang untuk bisnis.
5.       Selalu lakukan Cash Opname, yaitu mencocokkan antara uang untuk bisnis secara fisik dengan saldo akhir pada Buku Kas setiap hari tutup jam operasional.
6.       Arsipkan bukti-bukti transaksi setiap bulan dan simpan masing-masing dalam satu map atau amplop serta beri tulisan di amplopnya sesuai bulan transaksi.


2 comments:

  1. Selamat sore Teteh...
    Untuk usaha yang sudah berjalan tapi belum punya pembukuan, masih bisa kah dilakukan pembukuannya?
    Bagaimana caranya Teh?
    Terima kasih atas masukannya Teh :)

    ReplyDelete
  2. Selamat sore Teteh...
    Untuk usaha yang sudah berjalan tapi belum punya pembukuan, masih bisa kah dilakukan pembukuannya?
    Bagaimana caranya Teh?
    Terima kasih atas masukannya Teh :)

    ReplyDelete