Rasulullah SAW pernah
bersabda tentang utang, “berhati-hatilah kamu dalam berutang,
sesungguhnya utang itu mendatangkan kerisauan di malam hari dan mendatangkan
kehinaan di siang hari (HR. Baihaki).”
Rasanya sudah cukup
jelas dari penjelasan diatas bahwa sebenarnya sebisa mungkin menghindari yang
namanya berutang kepada orang lain, bagaimanapun sulitnya kondisi Anda. Namun sebagai
manusia yang saling membutuhkan satu sama lainnya, ‘KEBUTUHAN BERUTANG’ tidak
dapat dihindarkan begitu saja. Utang disini bermakna luas, selain materi dan
kebendaan lainnya hutang juga menyangkut perkara utang budi baik.
Kali ini saya akan
membahas utang yang berkaitan dengan kebendaan, materi atau uang. Utang merupakan
pemberian harta kepada orang lain dengan perjanjian bahwa suatu saat akan
dikembalikan dalam jumlah yang sama.
Syariat Islam
membolehkan adanya transaksi utang piutang sesama umat. Sebab hal ini
menunjukkan tali silaturahmi yang baik dan rasa peduli terhadap kebutuhan
saudara seiman dan akan mendatangkan
pahala bagi yang memberikan utang tersebut. Bahkan Allah sendiri memberikan
semacam garansi kepada pemberi utang yakni kebaikan yang berlipat ganda.
Subhanallah...
Hal ini tercatat dalam
surah Al-Baqarah: 245. “Barangsiapa yang meminjami Allah dengan
pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan ganti kepadanya yang
banyak. Allah menahan dan melapangkan rezki dan kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Dalam Islam perihal utang piutang dikenal dengan nama AL-QARDH. Jadi, persoalan utang piutang
sudah menjadi hal umum dan jamak sebenarnya terjadi dalam kehidupan manusia
sejak zaman dahulunya. Sehingga tidak heran Islam mengaturnya sedemikian rupa
yang tertera dalam Al-Quran dan Hadist sebagai pedoman hidup umat muslim.
Namun yang seringkali
menjadi persoalan adalah teknis pelaksanaan transaksi tersebut. Sebab, tidak
sedikit karena utang menyebabkan seseorang terjerumus dalam pusaran dosa. Makanya
harus diperhatikan secara baik dan detil setiap akan berutang kepada siapapun.
Coba cek apakah cara Anda berutang apakah sudah sesuai dengan aturan islam
atau belum?
Kesimpulannya, ada dua
sisi dari orang yang berutang:
Dari sisi positifnya
ialah, yang berutang akan terbantu dengan transaksi hutang itu.
Dari sisi negatifnya
ialah, orang yang berutang secara tidak sadar akan merasa kurang nyaman selama
ia masih berutang. Dengan kata lain ada kegelisahan dalam hatinya. Sesuai dengan
Hadist Rasulullah diatas, benar adanya. Sebab, saya sendiri pernah merasakannya...
Nah, Anda tentu ingin
terbebas dari utang bukan?
Indscript punya inovasi
terbaru, yakni REPARASI UTANG.
Ikutan bergabung yuk...
No comments:
Post a Comment