Tidak ada yang salah dengan
perbedaan yang menjadi salah adalah cara seseorang melihat perbedaan (Indari
Mastuti).
Mengobrol dengan 3 anak SD
kemarin membuat saya semakin terbuka mengenai dunia anak-anak
Obrolan kami dimulai dari seorang anak yang siangnya dibully secara fisik oleh teman sekelasnya hingga matanya merah.
Obrolan kami dimulai dari seorang anak yang siangnya dibully secara fisik oleh teman sekelasnya hingga matanya merah.
Oh begini rasanya ketika anak
kita disakiti, pedih.
TAPI, saya mengingat kembali
pada yang dibully dan yang membully adalah anak-anak yang sama-sama korban.
Pembully adalah anakku juga.
Yang dibully adalah anakku juga.
Kepada yang dibully saya
menguatkannya untuk berubah lebih baik dalam menerima bullyan.
"Lawanlah"
"Percaya dirilah untuk membentengi diri".
"Percaya dirilah untuk membentengi diri".
"Katakan pada yang
membully, kamu tidak akan diam lagi".
"Kuatkan mental untuk
menangkis serangan negatif di sekitarmu".
"Mulailah bergaul dengan
lebih banyak teman, sesama perempuan bisa saling menguatkan".
"Tidak perlu takut melawan,
ada teman, guru, dan orangtua yang akan menemanimu. Jangan biarkan dirimu
terlihat lemah".
"Ayo jadi anak hebat!".
Kata-kata positif terus saya
tanamkan pada anak korban bully.
KARENA anak yang dibully saat
ini merupakan anak yang saya asuh dan saya menjadi wali muridnya, hari ini saya
akan ke sekolah dan berbincang dengan gurunya.
TINDAKAN berbincang dengan
gurunya bukan untuk mengecam, mengancam, atau melakukan pembelaan atas anak
yang dibully, NAMUN akan memberikan penjelasan atas kondisi yang dialami oleh
anak-anak yang mungkin gurunya tak tahu.
ANAK-ANAK masih panjang masa
depannya, mereka butuh pegangan dan role model untuk menapaki satu demi satu
masa depannya.
Untuk korban bullying, saya
lebih menyiapkan anak untuk MELAWAN perlakuan negatif yang mereka dapatkan.
Orangtua bisa mengajari mereka membangun percaya diri, cara melawan dengan
tenang, mempersiapkan kemampuan bela diri, mengajak anak bergaul lebih luas,
menumbuhkan mental hebat pada anak.
BULLYING bisa saja terjadi
ketika pelaku melihat ada anak yang terlalu (terlalu cantik, terlalu istimewa,
terlalu pendiam, terlalu lainnya yang terasa berbeda), mereka melihat yang
berbeda *misalnya anak asuh saya yang terlalu pendiam, untuk anak yang berbeda
dan korban bully harus mulai ditekankan bahwa perbedaan itu pasti ada NAMUN
mereka bisa mengangkis bully dengan kekuatan diri yang mereka miliki.
TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN
PERBEDAAN yang menjadi salah adalah CARA SESEORANG MELIHAT PERBEDAAN.
No comments:
Post a Comment