Tinggalkan Hardselling, Mulailah HEART SELLING!



Akun facebook saya mulai penuh kembali.
Setelah bersih-bersih udah mulai masuk teman baru.
Follower bertambah terus.
TAPI...
Mau ngeremove teman itu kayak sedang PHK karyawan, antara ada dan tiada J
Tapi mau nggak mau harus dilakukan juga, soalnya pertemanan di FB memang sangat terbatas dan saya belum mau (lagi) bikin FP karena merawatnya alamaaaaak males :)

Dulu pernah punya FP sudah punya likers 7Ribuan kepaksa dihapus karena kurang dirawat dan kembali ke FB personal yang menurut saya memang sangat personal.

Dari tahun 2009 memang hanya merasa sreg dengan facebook personal, deal pengerjaan project BIOGRAFI pun dari FB personal, jadi nggak bisa ke lain hati.

Iya benar, deal demi deal datang dari FB personal termasuk tadi malam, alhamdulillah deal bikin satu buku untuk seorang public figure senilai *tetot *rahasia gegara salah satu status saya tentang dunia penulisan.

Baiklah, mau bersih-bersih lagi aaah.

Pssst, yang saya bersihin dari friendlist bukanlah teman-teman yang aktif berinteraksi dengan saya tapi yang...
1. Yang tidak pernah nyetatus (bisa jadi pasif akunnya)
2. Yang nggak ada profile pic
3. Yang tidak pernah berinteraksi sama sekali dalam kurun waktu 1 tahun
4. Yang statusnya "SARA"
5. Yang suka TAG dan SPAMMING
Jadi bukan Anda ya, yang rajin kasih inspirasi ke saya dengan status kerennya, yang masang profile menawan, yang suka bersahutan di dan yang nggak pernah tag n spamming.

Loh Teh katanya broadcast boleh?
Bedakan broadcast dengan tag atau spamming di inbox atau di status orang.

Tag atau spamming itu hardselling.  Secara sederhana yang dimaksud dengan hard selling adalah ketika jualan, langsung mengajak orang untuk beli produknya. Biasanya konsep ini digunakan karena ingin produk langsung laku.  Padahal di zaman yang tingkat persaingannya tinggi, tugas semua penjual bukan hanya sekedar produk laku tapi harus mengedukasi, menginspirasi, membangun trust, dan akhirnya pembeli jadi loyal. Hardselling terlihat jika kita menggunakan tagging dan spamming lalu misalnya dengan embel-embel, "murah loh bun, beli yuk" Atau, "diskon mak, ayo serbu!
Mulai sekarang tinggalkan hardselling, mulailah HEART SELLING!
Sudah pada ikutan trainingnya kan?

No comments:

Post a Comment