Siwilih Nurdayati, Pebisnis Hebat yang Selalu Siap Mengosongkan Gelasnya Setiap Saat



“Bisnis memang butuh mentor yang bisa membuat kita maju.  Seorang Pebisnis selalu butuh update ilmu dan butuh komunitas yang selalu memotivasi kita.”

Demikian menurut Siwilih Nurdayati, seorang perempuan pebisnis pemilik toko Twins Frozen Semarang yang fokus pada bisnis Frozen Food atau makanan beku siap saji.  

Mengawali perjalanan bisnisnya sebagai penjual bukan produsen, beliau mengenalkan produk Frozen Food ke tetangga dengan membagikan sample gratisan pada waktu acara-acara arisan.  Respon positif dari para tetangga inilah yang membuat beliau semakin berkeinginan kuat untuk mengembangkan bisnisnya.  Beraneka makanan beku mulai beliau jual, dari mulai nugget, kentang, sosis, edamame, baso ikan, baso udang, otak-otak serta tempura.

Awalnya bisnis ini beliau kerjakan hanya untuk mengisi waktu luang dan menambah uang jajan anak-anak saja. Dikerjakan tidak dengan serius, tanpa ada pembukuan yang jelas, serta tak pernah menetapkan target omzet apalagi target market.  

Seiring  berjalannya waktu, bisnis beliau mulai menghadapi persaingan-persaingan.  Berbagai cara beliau lakukan untuk menghadapi para pesaingnya ini, antara lain mencari supplier yang menawarkan harga paling rendah namun dengan kualitas yang terbaik.  Beliau juga mulai mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi resellernya.  Pemasaran tidak lagi dilakukan beliau secara online, sesekali mulai menerima pesanan online walaupun masih terbatas.

Sampai pada suatu ketika, beliau menyadari bahwa untuk membesarkan bisnisnya beliau harus belajar ilmu bisnis lebih serius.  Akhirnya beliau memutuskan untuk mengikuti training Reparasi Bisnis.  Sederetan tugas sudah langsung saya berikan pada beliau di pertemuan-pertemuan awal, dari mulai menulis pembukuan yang jelas, mencari kelebihan dan kekurangan dalam menjalani bisnis, serta memasang target bisnis.

PR pertama yang beliau kerjakan adalah membenahi catatan keuangan dengan memisahkan antara kas keuangan harian, kas utang piutang, omzet harian, catatan penjualan serta mulai rapi menyimpan semua nota-nota penjualan.  Selanjutnya beliau mengerjakan PR-PR berikutnya dengan penuh ketekunan.

Alhamdulillah, berkat semangat dan kemauan keras, akhirnya omzet beliau bisa melesat  Omzet yang sebelum mengikuti Reparasi Bisnis hanya sebesar Rp 3-4 juta rupiah sebulan akhirnya meningkat hingga mencapai Rp 13 juta.  Jauh melebihi target yang beliau pasang pada awal mengikuti Reparasi Bisnis, yakni Rp 8 juta. Wow!

Bagi saya, mendampingi beliau seperti sedang menjalin pertukaran ilmu di dunia bisnis.  Beliau adalah seorang pebisnis hebat, namun selalu siap mengosongkan gelasnya agar selalu siap diisi ilmu bisnis setiap saat.

Nah, bagaimana dengan Anda. Sudahkah Anda mengosongkan gelas Anda setiap saat?

No comments:

Post a Comment