Mudahkah Menembus Penerbit?


Di tahun-tahun saya memulai karir kepenulisan di tahun 2004, akses masuk penerbitan sangat sulit, belum populer social media untuk pintu awal mengetuk pintu penerbit, dan minim komunitas hingga training kepenulisan yang membuat saya selalu haus untuk belajar apa itu dunia penerbitan.
Modal saya kemudian adalah Percaya Diri untuk mengirimkan naskah dan menyiapkan telinga untuk mendengar kritikan, lalu menyempurnakan naskah kembali.

Editor pertama yang menolak naskah saya adalah Ali Muakhir. Pesan yang pernah beliau berikan untuk saya di perjumpaan pertama kami adalah, "mungkin di penerbit kami ditolak, tapi banyak pintu penerbit lain yang mungkin akan menerimanya." Saya mengambil tumpukan kertas print out dari naskah dengan sedih dan membiarkannya di lemari buku.
Akhirnya awal tahun 2005, naskah yang ditolak tersebut diterima oleh salah satu grup Kompas Gramedia dan langsung diterbitkan 3 jilid. 


Kepercayaan diri meningkat, ya, saya bisa menulis buku! Sejak itulah saya produktif menulis dan kini sudah menerbitkan lebih dari 60 judul buku sejak 2004 - 2014 (tahun ini masih menunggu antrian terbit)
Tahun 2007 saya pun memutuskan mendirikan Indscript Corp sebuah layanan di bidang penulisan_sebuah profesi yang saya cintai___meninggalkan puncak karir yang sebetulnya saya juga sangat mencintai karir tersebut. Dua pilihan yang sulit! 


Mencintai bisnis yang dijalankan memang mampu menjadi obat dari banyaknya persoalan bisnis. Mengawal bisnis tidak semudah mendirikannya, butuh kemampuan lebih untuk membuatnya terus berkembang dan tetap ajeg dari berbagai angin besar.


Seperti halnya bisnis, seperti itu pula penulis. Menjebol penerbitan pun akhirnya menjadikan menulis sebagai profesi bukanlah sesuatu yang mudah___untuk itulah Indscript Copywriting mencoba mentransfer pengalaman menjadi sebuah kekuatan.

No comments:

Post a Comment