Surat terbuka untuk sahabat-sahabatku...

Sahabat sejati adalah orang yang datang ketika yang lain meninggalkan

Surat terbuka untuk sahabat-sahabatku....
Salah satu sahabatku marah padaku, dia mengatakan “Sebulan lalu kamu bilang akan ke rumahku dan mengajakku jalan. Mana? Kamu malah seolah lupa SMS pun tidak!” lalu aku menjawab, “Maaf, aku sibuk kerja.”
Sahabatku satunya menelponku, dia tidak marah tapi menghentak perasaanku, “Aku hanya takut kamu ada apa-apa karena sekian lama tidak pernah berkirim kabar, bahkan nomor hpmu kamu ganti tanpa pemberitahuan, akibatnya kutelp tulalit terus. Untung aku langsung berinisiatif menelpon rumahmu dan akhirnya aku dapat telponmu yang baru. Ya syukur kalau kamu sehat ya?” lalu aku menjawab, “Maaf, aku baru pulang dari luar kota.”
Sahabatku yang satunya lagi langsung teriak, “Boin..lu jahat banget nomor telpon ganti nggak bilang-bilang! Lu jahat!!!!” lalu aku menjawab, “Maaf, aku belum sempat.”
Trus..trus...banyak sahabatku yang merasa aku telah menghilangkan diri dari mereka dan lagi-lagi alasannya adalah KERJA!
Well...walau frekuensiku dengan mereka untuk berinteraksi sangat terbatas tapi ketika waktu itu tiba (waktu dimana aku luang) aku akan selalu mengejutkan mereka dengan wujudku...”Hai...im coming!” lalu kami akan menghabiskan waktu bersama yang secara kuantitas –sebentar- namun secara kualitas –mengagumkan-. Sayangnya, seringkali aku dianggap nggak peduli dengan mereka karena selepas itu aku akan kembali ‘terbang’ dan mendarat lagi dalam waktu yang sukar ditentukan..
Aku bukan tidak mencintai mereka...seperti yang kutulis tempo lalu, sahabatku selalu kubawa dari semua masa dari TK, SD,SMP, SMA, kuliah, hingga sahabat baru yang tak sengaja...mereka adalah sahabatku! Dan terima kasih karena hingga kini -walau intensitas komunikasi berkurang banyak- kalian tetap memberiku perhatian dan menyimpanku dalam benak. Terima kasih!
Aku hanya...aaah..terkadang bukan tak ingin berkabar dan bertemu tapi seperti burung aku adalah mahluk yang sedang menyusuri langit, dari satu titik ke titik tanpa lelah dan kuharap kelak muaranya kutemukan. Entah dimana, sampai akhirnya aku memilih untuk berhenti dan tumbuh dewasa serta menua bijaksana di sana.
Aku sangat mencintai kalian, disini, di hatiku!

Jakarta, 16 September 2006

No comments:

Post a Comment