Hidup ini memiliki siklus. Hidup ini juga memiliki pola. Demikian ujar salah satu tokoh muslim di Indonesia, Ustad Syamsul Arifin.
Apa yang terjadi di Indonesia tahun 1998, kini kembali terasa: ketidakpuasan yang lahir dari pajak yang mencekik, harga yang melangit, hingga kesulitan mencari kerja. Semua ini membuat rakyat merasa tertekan, sementara para wakil rakyat justru bergelimang fasilitas, seolah hidup sebagai raja dari upeti rakyatnya sendiri.
Namun saya tidak ingin berhenti di keluhan. Ada hal besar yang harus kita pahami: setiap pola ketidakpuasan, setiap siklus kerusakan, akan selalu diikuti dengan lahirnya keseimbangan baru. Dunia tidak pernah diam. Hidup kita pun tidak pernah stagnan. Ada masa-masa sulit, tapi pasti akan ada masa yang lebih baik.
Tugas kita hari ini bukan sekadar mengeluh, tapi menyadari bahwa keseimbangan baru sedang menuju kita. Maka saat itulah, kita harus siap mengambil bagian. Siapkan solusi, siapkan karya, siapkan kontribusi. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, jangan mudah terprovokasi. Tetaplah yakin bahwa Allah sudah menuliskan jalan keluar untuk bangsa ini.
Bagi saya, solusi itu adalah literasi. Menulis, berbagi gagasan, menyebarkan kebaikan, menyemai optimisme. Karena dengan tulisan, kita bisa menenangkan hati, menebarkan harapan, sekaligus menguatkan sesama.
InsyaAllah, tanggal 9 September Indscript Creative dan Sekolah Perempuan Indonesia akan kembali hadir ke kegiatan-kegiatan offline, menemani para pebisnis yang tengah lesu, menguatkan mereka agar bangkit menjadi pasukan literasi. Karena saya percaya, literasi adalah bagian dari keseimbangan baru yang akan lahir di negeri ini.
Sahabat, jika saya berkomitmen untuk menjaga semangat literasi saya, maka pertanyaannya adalah: Anda akan mengambil bagian di sisi mana?
Insya Allah, akan segera lahir buku https://www.instagram.com/p/DN9-PyAEv6D/?igsh=MTc4ZzZjd21yd29nZQ== sebagai bagian gerakan positif untuk menyebar inspirasi bagi umat. Sudah menjadi salah satu penulisnya?
No comments:
Post a Comment