Ah, perpisahan itu memang nyata adanya dan seseorang mesti segera menyikapinya. Terpuruk selamanya dalam kepedihan yang menyakitkan, atau segera bangkit dan membalut luka dengan harapan-harapan baru. (Dikutip dari ‘Bukan Lelaki Pilihan’ karya Zis Eno)
Saya tidak tahu apakah karya ini disebut novel atau diary. Yang jelas Zis Eno sudah mengungkapkan mengenai perpisahan dengan sang pujaan hati dengan sangat apik. Saya sampai ikut terhanyut dalam emosinya yang tercabik-cabik di sana. Bersyukur, dalam kurun waktu tak lama Zis sudah kembali dapat menatap masa depan, walau banyak sekali keinginan itu hanya untuk sebagai ajang pembuktian diri pada kekasih yang telah mengkhianatinya, seperti ditulisnya..”Tree, perhatikan aku baik-baik!”
Namun, diantara banyak pembuktian diri itu. Saya sangat pahami bahwa Zis bergulat dengan begitu banyak perih dan luka akibat kehilangan orang yang dicintainya. Well, ternyata semua orang pernah merasakan luka akibat cinta, dan saya tidak nyangka lho Zis yang kukenal sangat cuek ternyata pernah juga patah hati bahkan merasa dirinya bukan lelaki pilihan..wehehehe…becanda Zis!
Tapi jujur, mencari hakikat cinta itu memang tidak mudah! Seperti juga Zis Eno, saya pun tertatih-tatih mencari hakikat cinta sesungguhnya. Saya pernah mencintai dan merasa dicintai, atau dalam arti kata saling mencintai tapi…ternyata kami memilih berpisah, tepatnya mungkin saya memilih berpisah.Mengutip dari tulisan Zis lagi, “Kita berpisah, karena masing-masing di antara kita tidak memiliki kepercayaan diri untuk membangun kebahagian bersama selamanya.” Saya memang memilih berpisah dengannya karena saya mungkin tak percaya diri untuk bisa membahagiakannya. Zis, dua tahun lalu saya berpisah, dan hingga kini saya masih berkelana mencari hakikat cinta sesungguhnya, tapi seperti juga kamu, saya tetap menatap masa depan dengan penuh optimis.
Saya yakin, jika dia membaca tulisan ini. Dia pasti tahu kepada siapa saya tujukan tulisan ini. Seperti kamu menulis novel atau diary itu untuk perempuan bernama Tree, saya menuliskan ini untuk lelaki itu.
Mencari Hakikat Cinta….
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment