(Menyikapi Maraknya Kasus Perceraian di Media dan Imbasnya
pada Masyarakat)
-
-
Perceraian
bukan pembuka jalan
kebahagiaan atas rumitnya masalah yang terjadi di dalam rumah tangga Anda. Dan salah satu kata
yang tidak boleh dipermainkan adalah adalah CERAI.
Perceraian
merupakan akhir dari sebuah pernikahan Ketika suatu perkawinan sering diwarnai
pertengkaran,
merasa tidak bahagia,
ketidaksetiaan pasangan atau masalah lainnya seringkali orang berpikir untuk
segera mengakhiri pernikahan tersebut dengan pasangan hidup. Dianggap
sebagai solusi terbaik bagi banyak pasangan yang menikah.
Alasan lain bercerai
adalah memberi pasangan hidup PELAJARAN,
sebagai jalan keluar yang baik untuk mengakhiri rasa sakit hati. Tetapi
dengan bercerai tidak berarti Anda
bebas dari masalah ada masalah-masalah yang dihadapi.
Menurut
angka statistic,
menunjukkan bahwa angka perceraian semakin lama semakin membesar. Itu
seringnya terjadi pada 10 tahun
pertama perkawinan.
Karena perceraian ini banyak
dilakukan oleh kaum selebriti yang membuat perceraian menjadi masalah pilihan
gaya hidup.
Tahukah
Anda akan banyak sakit hati dan ketidakbahagiaan
akibat dari sebuah perceraian?
Jadi, mana
mungkin bisa dikatakan perceraian itu merupakan sebuah awal KEBAHAGIAAN dari menutup sebuah
sakit hati yang terjadi di dalam pernikahan.
Mari kita lihat dampak terdekat akibat
dari perceraian:
Pertama, ANAK.
Posisikan diri Anda ketika menjadi
seorang anak dari orang tua yang bercerai.
Sangat besar kemungkinan
anak akan TERLUKA, TERSAKITI, KEHILANGAN
KASIH SAYANG dan MENJADI TIDAK BAHAGIA hidupnya
mulai sejak perceraian
sampai hari-hari berikutnya.Tidak
ada anak yang tidak terluka melihat orang tua bercerai. Berita
perceraian itu terhadap anak yang akan tetap sedih terluka sakit hati dan
mentalnya terpuruk.
Sangat
sedikit sekali anak yang menjadi korban
perceraian itu MAMPU BAHAGIA
KEMBALI seperti layaknya ketika ia masih
memiliki orang tua yang lengkap hidup dalam satu atap, saling menyayangi, kasih mengasihi dan
saling mencintai dalam
sebuah keluarga yang sakinah mawadah warohmah.
Itu baru dampak terhadap
anak. Dapatkah Anda bayangkan bahwasanya
untuk menciptakan sebuah KEBAHAGIAAN
itu diawali dengan sebuah RASA SAKIT?
Sejatinya
MEMBANGUN KEBAHAGIAAN
itu adalah dengan fondasi CINTA, KASIH
SAYANG, SALING PERCAYA dan KOMITMEN
dalam sebuah keluarga.
Jika
ada yang mengatakan perceraian sebagai salah satu jalan bahagia karena sakit
hati dengan sebuah pernikahan,
mungkin itu adalah pilihan terkecil dari
sekian orang yang belum menemukan bahagia yang sebenarnya dalam pernikahan.
Lantas bagaimana caranya
pasangan untuk senantiasa berbahagia di dalam pernikahan yang sedikit banyaknya
mengandung kisruh permasalahan dan pertengkaran?
Sangat
banyak artikel yang menceritakan,
yang menganjurkan,
bagaimana selayaknya
pasangan pernikahan untuk bahagia.
Pasangan yang supaya tidak
terjebak dalam kemelut yang berujung perceraian. Sangat banyak.
Namun
menurut saya,
satu hal yang perlu diingat adalah bahwa ketika Anda menikah, di sana ada RIDHO ALLAH SWT, RIDHO ORANGTUA, RIDHO SANAK SAUDARA,
RIDHO MASYARAKAT dan PENDUDUK LANGIT yang menyaksikan. Bagaimana dua insan
berusaha berjalan menyempurnakan sebagian agamanya untuk BERDAKWAH BERSAMA bersama di bumi Allah. Ini patut menjadi pikiran, supaya PIKIRAN BURUK untuk mengakhiri
pernikahan tidak menjadi pilihan ketika ada masalah.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment