-
-
Sebagian besar hari ini
tanggal 4 Desember 2017 sejumlah wilayah di Indonesia sedang mengadakan tes dan
evaluasi terhadap anak-anak sekolah Sekolah Dasar.
Untuk itulah diperlukan
dukungan penuh dari kedua orangtua terhadap anak atas proses yang akan ia
jalani. Menyalurkan perasaan penerimaan atas kelebihan dan kekurangan si anak
akan jauh lebih baik dari pada menyalurkan kecemasan pada anak.
Selain faktor IQ, anak
sangat membutuhkan kondisi ideal agar sukses dalam belajar. Kondisi ideal akan
didapatkan anak jika orangtua menanamkan nilai-nilai positif tentang pendidikan
anak, memberi perhatian dan reward yang tepat dari setiap upaya anak,
pendampingan yang penuh kasih sayang tidak disertai tuntutan dan intimidasi.
Bagaimana saja bentuk
dukungan kita sebagai orangtua ketika mendampingi anak dalam menjalani tes
sekolah?
BERBAIK SANGKA,
BERFIKIR POSITIF, BERSIKAP, BERKATA DAN BERPERILAKU BAIK. Segala hal yang
dikemas dengan dengan negatif akan menghasilkan pesan yang negatif juga. Dan inilah
yang akan ditangkap oleh anak. Sangat disayangkan anak akan merasa mudah goyah
rasa percaya dirinya bila mendapati dirinya tidak mempunyai prrestasi sebaik
temannya yang lain. Dianjurkan kepada orangtua untuk tidak MENAKUT-NAKUTI ANAK
dan mengkondisikan ia tidak pandai. Hentikan tindakan ini!
MEMOTIVASI DAN
MENDAMPINGI SERTA MEMBERIKAN DUKUNGAN PADA ANAK. Adalah tugas orangtua untuk
mempersiapkan anak dalam menyongsong masa depannya dengan cara terus
memotivasi, mendampingi serta memberikan dukungan semangat pada anak. Tapi yang
harus diingat ialah:
- Jangan menyalahkan orang lain atau hal
lain diluar diri si anak ketika ia tidak memenuhi harapan yang telah
digadang-gadang orangtua.
-Orangtua tidak memaksakan sebuah
kebenaran yang diyakini berdasarkan pengalaman kita sebagai orangtua. Ingatlah bahwa
masa berubah tentu pola asuh dan media belajar akan berubah sesuai dengan
zamannya. Sebab, tugas orangtua adalah memberikan fasilitas yang optimal
terhadap keberhasilan belajar anak, bukan memaksakan kehendak yang dimaui oleh
orangtua semata.
-Mengenalkan anak pada cara belajar yang
efektif. Ketika anak belajar, orangtua pun turut serta. Bimbing mereka membuat
intisari, rangkuman tentang pelajaran yang telah diberikan guru. Sangat baik
sekali bila dilanjutkan dengan ajang diskusi bersama. Hal ini akan memberikan
dampak yang luar biasa terhadap anak, baik dari sisi semangat, daya ingat dan
rasa percaya dirinya yang maksimal.
- Membiasakan berorientasi pada proses. Belajar
adalah proses dari memahami sesuatu. Maka ketika hasil akhir belum sesempurna
yang diharapkan, tengoklah kembali apa proses yang sudah kita jalani bersama
anak. Sebab menjalani proses belajar jauh lebih penting dari sekedar mematok
hasil akhirnya. Sangat bijaksana lagi bila ayah bunda memberikan reward atas
usaha yang ia lakukan pada proses ini.
- Anak adalah anak, dan ia bukanlah Anda. Jangan
jadikan gengsi Anda sebagai tameng demi meraih keberhasilan belajar anak. Karena
ketika Anda ternyata lebih memilih gengsi atas pencapaian anak, itu bukanlah
pendampingan yang sebenarnya dan akibatnya anak akan lelah dengan segala
harapan yang disandarkan pada dirinya.
- Emosi baik itu menular. Isi penuh diri
anak dengan menularkan emosi baik seperti semangat yang membara, keyakinan pada
diri sendiri, optimisme dan hati yang bersih. Lalu perhatikan apa yang
terjadi...
Anda
akan tercengang...
Ketahuilah wahai para
orangtua, bahwa tidak ada kata lelah dan putus asa ketika mendampingi anak. Apapun
situasinya. Antusiasme dan sikap ceria orangtua akan membrikan rasa aman,
nyaman pada dalam meng-eksplorasi dirinya. Dan hal ini akan menjadi pondasi
kuat bagi tumbuhnya kesadaran mandiri untuk mengoptimalkan potensi anak.
Selamat menempuh ujian
anak-anakku...
No comments:
Post a Comment