Terasakah jika, mungkin ada
penyakit di hati ini?
Iri pada perempuan yang dianggap
lebih beruntung.
Dengki pada perempuan yang
dianggap lebih sukses.
Sebal pada perempuan yang lebih
aktif.
Jijik pada perempuan yang
dianggap nggak pantas.
Perasaan-perasaan yang
menggelayut di hati dan jadi pengikis pahala.
Terutama ketika..
Iri, dengki, sebal, dan jijik
berubah menjadi ghibah bahkan fitnah.
"Jeng, ternyata dia
itu...."
"Sssst, tahu nggak kalau si
dia..."
"Ini mah gue denger dari
orang yang terpercaya kalau dia itu..."
"Ampun deh si itu, dia bla
bla bla ternyata, oh pantesan ya...."
Dulu, obrolan semacam ini ada di
pertemuan nyata: arisan, kumpul santai, hingga netangga
Sekarang, kita bisa kok
menangkap iri, dengki, sebal, dan jijik melalui status yang berseliweran.
Sangat mudah ditangkap
energinya!
BAHKAN, tidak iri, dengki,
sebal, dan jijik itu tidak lagi butuh alasan dan tidak butuh kenal.
Perempuan bisa saling
mengghibah, menghujat, mengejek, menghina, memblackcampaign, hanya karena
kabarkabur dari temannya yang baru menshare, baru dengar, baru tahu, pun
temannya tidak kenal orang yang dihujat tersebut *naudzubillah
Perbincangan antar penghuni di
social media kadang membuat saya miris, alih-alih menambah kebaikan dengan
menyebarkan kebaikan melalui status justru bisa mengikis kebaikan diri sendiri
*naudzubillah
Anda tidak akan benar-benar mengenal orang jika tak pernah bergaul dengannya
JADI, berhentilah Bu, untuk
menggunjing seseorang yang Anda sendiri tidak pernah mengenalnya
Berhentilah menghina seseorang yang Anda sama sekali belum bertemu dengannya
Berhentilah menghina seseorang yang Anda sama sekali belum bertemu dengannya
Kita perempuan, mari rasakan
perasaan sesama perempuan yang menjadi tertutuh, terfitnah, dan tersakiti.
Kita perempuan, dan tempatkan
diri menjadi dirinya.
Enakkah rasanya jika
digunjingkan?
Bahagiakah jika dighibahkan
apalagi difitnah?
Ingat Bu, status kita sejarah
kita.
Ingat Bu, status kita adalah
diri kita.
Ingat Bu, tulisan kita bisa
menjadi ancaman untuk kita sendiri.
Tulisanmu Harimaumu.
Jika sebelum ada social media,
"Mulutmu harimau yang bisa menerkammu"
Setelah ada social media,
"Statusmu pembunuh pahalamu dan mencekik masa depanmu"
Hati-hati dengan status yang
kita tujukan pada perempuan lain, sekali lagi.
BERBAIKSANGKALAH pada sesama
perempuan
Jika pun ada perempuan salah,
tegurlah baik-baik melalui inbox personal.
Jika ada yang salah, ajaklah
bertemu dan diskusi dengannya.
TAK PERLU, kau sebarkan aib di
social media sehingga lebih banyak orang yang "tak tahu" menjadi tahu
dan akhirnya ikut terbakar, terpancing, dan mengikuti gerakanmu. *Naudzubillah.
Q.S. Al Hujarat ayat 12 :
Dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mat? Tentu kamu merasa jijik...
THE POWER OF EMAK harus
digunakan untuk jalan kebaikan bukan keburukan.
BURUK SANGKA pasti ada dalam
diri kita tapi tak perlu mengeluarkan isi hati sehingga orang lain tahu dan
ikut berburuk sangka, bukan?
Allah Maha Menutupi aib manusia,
maka alangkah celakanya kita yang membuka aib manusia lainnya. Khawatirkanlah
aib diri sendiri dan berterimakasihlah pada Allah karena sudah menutupi aib
kita.
Tidak ada manusia sempurna
selain manusia yang ditutupi aibnya oleh Allah
No comments:
Post a Comment