Dapat Apa dari Reparasi Bisnis?



Itu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para perempuan pebisnis yang masih ragu untuk mengikuti kelas Reparasi Bisnis.  Semoga tulisan tentang pengalaman Kartika Susilowati saat mengikuti Reparasi Bisnis ini, bisa menjawab keraguan itu.

Kartika Susilowati, menjadi agen Tuneeca sudah sejak 2012. Tadinya beliau hanya dropshipper, tapi lama kelamaan beliau mulai berani nyetok. Tahun 2014 beliau vakum karena menderita sakit berat, gagal jantung setelah melahirkan anak ketiga, yang membuat beliau hampir memutuskan untuk berhenti jualan, karena harus banyak istirahat.

Setelah menjalani pengobatan selama 1 tahun beliau dinyatakan sembuh dan memutuskan untuk berjualan lagi. Tapi ternyata nggak mudah kembali berbisnis setelah vakum cukup lama, banyak tantangannya. Pelanggan banyak yang pindah ke agen lain. Harga produk juga terus naik (dari 400 ribuan sekarang menjadi 800rb -1 juta lebih). Banyak agen-agen baru, dan penjual 'nakal' yang hobi banting harga. Mau nggak mau, beliau seperti mulai dari awal lagi.

Dua tahun berjalan bisnis ibu 3 orang anak yang berdomisili di Bogor ini, jalan di tempat. Omzet tak berkembang. Bahkan semakin menurun. Beliau harus memenuhi target belanja ke pusat sementara penjualan makin sulit. Akibatnya stok menumpuk dan modal tidak berputar.
Lagi-lagi beliau nyaris menyerah.

Setelah melalui pemikiran yang mendalam, beliau merasa sayang jika melepas bisnis yang sudah dirintis hampir 5 tahun lamanya. Nah saat itulah beliau teringat dengan kelas Reparasi Bisnis dari Indscript, yang sebelumnya beliau memang sudah sering membaca testimoni atau sharing dari para alumni RB.  Akhirnya beliau memutuskan untuk ikut.

Apa yang beliau dapatkan dari RB?

Pertama, RB membuat beliau lebih kenal dan jadi lebih sayang sama bisnisnya. Setiap hari beliau mendapatkan TEORI, PERTANYAAN, dan TUGAS. Dari situ beliau makin tahu karakter bisnis seperti apa, kelemahan dan kekurangan apa, juga kelebihan bisnisnya dalam hal apa.

Kedua, beliau jadi lebih berani menetapkan target lebih tinggi. Di tengah-tengah proses belajar, saya memang memberikan tantangan untuk menetapkan target.  Beliau 'nekat' pasang target omzet 3 kali lipat dari biasanya Pertengahan bulan, target baru tercapai sepertiganya. Tadinya pesimis bisa terpenuhi. Tapi Alhamdulillaah di akhir bulan target berhasil beliau capai bahkan lebih. Dari pengalaman ini beliau sekarang yakin, beliau bisa kalau  mau!
Kuncinya: prospek dan promosi. Ternyata, inilah dua kesalahan utama beliau selama ini.

Kartika mengakui, dulu beliau jarang berinteraksi dengan pelanggan. Beliau merasa cukup upload foto katalog, lalu menunggu pembeli. Komentar hanya beliau balas seperlunya. Bahkan yang kasih jempol diabaikan.
 
Nah, di RB beliau seolah 'dipaksa' untuk berani memprospek sebanyak mungkin calon pelanggan. Awalnya ragu-ragu. Tapi setelah dipraktekkan, ternyata memprospek nggak 'semengerikan' bayangan. Beliau banyak dapat respon bagus dari pelanggan. Malah ada yang dua hari kemudian, atau seminggu kemudian, closing.
Ketiga, Masalah promosi, beliau juga dapat banyak ilmu baru. Lagi-lagi beliau seolah 'dipaksa' untuk bisa membuat design dan konten promo yang menarik. Sempat merasa sulit di awal, tapi hasilnya sangat terasa. Dengan design yang bagus, pelanggan makin tertarik. Liker dan komen jadi makin banyak. Kesempatan untuk diprospek bukan?

Keempat, Action! Action! Action! Yang sudah sering ikut trainingnya saya pasti sudah hafal.  Di RB, setiap hari ada tugas yang berbeda. Dengan mengerjakan tugas, otomatis para peserta RB sudah melakukan action untuk bisnisnya. Jadi meskipun sering bikin jungkir balik mengerjakannya tapi justru di situlah kelebihan RB dibandingkan training bisnis lainnya, yang kebanyakan hanya kasih teori tapi praktek semaunya.

Kelima, Beliau merasa berubah luar-dalam. Di dalam, beliau bisa menjalankan bisnis dengan lebih efektif, disiplin waktu, administrasi rapi, dan lain-lain. Di luar, ternyata banyak pelanggan dan teman sesama mompreneur yang memperhatikan perubahan seorang Kartika. Malah ada yang tertarik ikut RB gara-gara melihat perubahan itu. Alhamdulillaah.

Demikian pengalaman Kartika Susilowati setelah mengikuti RB.  Sebagai mentor, saya ikut bangga dengan pencapaian beliau.  Saya harap pencapaian ini tidak akan membuat beliau berhenti belajar, berulang kali pesan saya untuk beliau, omzet itu bonus, yang paling penting jangan pernah berhenti belajar!

No comments:

Post a Comment