Berhenti Mendendam


"Teh, saya tidak bisa melupakan rasa sakit saya karenanya"
"Teh, saya salah apa? Masalah yang timbul ini melukai saya hingga bernanah. Saya benciiii sekali padanya."
"Teh, kalau saya tidak memaafkannya, salahkah?"

Well, curhat seperti ini nyaris harus saya baca atau dengar jika saya sedang menerima konsultasi bisnis, yang entahlah, selalu nyerempet -akhirnya-pada urusan pribadi, meski saya selalu wanti-wanti, "pisahkan urusan bisnis dan pribadi. Dengan saya konsultasinya bisnis aja ya."

Sakit hati, benci pada seseorang, dan akhirnya menyimpan perasaan marah hingga berlumut di dalam diri. Berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan ada yang akan mengingatnya seumur hidup.
"Bu, lepaskan dendam. Saat ibu melepasnya, pintu-pintu rezeki, kebaikan, dan segala hal yang manis akan terbuka dengan sendirinya. Dendam, sakit hati, dan marah hanya membuat ganjalan dalam langkah kita."ujar saya

Jangan tanya, kenapa setiap saat kita gelisah. Dendam telah mengotori kebahagiaan
Jangan tanya, kenapa hati selalu resah. Dendam telah mengacak-ngacak perasaan.
Jangan tanya, kenapa langkah begitu berat. Dendam hanya akan menambah kaki ini dengan sejumlah beban.
Jangan tanya, kenapa rezeki begitu seret. Dendam menutup peluang dan yang diperlihatkan hanya sejumlah kesulitan.
Saya dan kita semua tidak akan berjalan lurus tanpa belokan.

Kita tak akan melangkah tanya bertemu masalah.
Kita tak akan menerima kejadian manis saja, pahit pasti hadir didalamnya.
Jika kita sudah paham, bahwa hidup dan berinteraksi tak selalu lurus dan manis, lalu kenapa masih ada dendam di hati?
Aaah, anggap saja sakit hati, marah, beda pendapat, konflik, prasangka, atau apapun yang tidak mengenakkan hati hanya sebuah JALAN menuju step yang lebih tinggi.
Memang, tak ada untungnya mendendam.
Fokus saja pada tujuan yang dicapai, bukan fokus pada siapa saja yang berhasil menyilet luka di hati kita ^^
Siap melepaskan dendam?
Mari, kita lakukan sama-sama....

No comments:

Post a Comment