Berpikir menjadi orang lain? No..no..no!

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga

Pada satu waktu kamu merasa bahagia dengan kehidupanmu, di lain waktu kamu merasa menjadi orang yang paling menderita. Lantas, ketika itu kamu berharap menjadi orang lain agar kebahagiaan itu enggak pernah surut dari diimu. Kamu membayangkan bahwa bergelimangnya harta akan membuatmu bahagia, kecantikan akan membuatmu happy, dan kemenangan akan membuatmu merasa dia atas awan. Well, sayang banget ya soalnya hidup itu bukan cuma untuk menikmati hal yang seneng-seneng aja. Hidup juga berarti menikmati pahit, asin, dan asam.
Ada juga hal dimana kamu merasa bahwa hidupmu hanya dilimpahi ketidakberuntungan. Lantas kamu mengutuk Tuhan dan memaki-maki diri, kenapa kamu dilahirkan seperti itu. Kamu tidak bahagia dengan kehidupanmu. Puiih, bahagia menjadi keinginan semua orang, bukan hanya kamu. Tapi, sayang sekali deh bahwa kebahagiaan itu bukan diciptakan oleh keadaan melainkan oleh dirimu sendiri.
Siapa bilang menjadi kaya membuatmu bahagia? Buktinya banyak juga kejadian bunuh diri berasal dari orang-orang kaya. Siapa bilang kepopulran membuat manusia bahagia? Buktinya banyak sekali manusia popular melakukan hal-hal aneh yang membuatnya malah menjadi terlihat tidak bahagia. Siapa bilang kecantikan membuat manusia bahagia? Kalau kecantikan itu tidak dikemas dengan baik maka justru akan mendatangkan malapetaka. So..jadi apakah kamu masih tetap mengatakan bahwa kebahagiaan diciptakan oleh keadaan?Tidak! BAHAGIA ADALAH PILIHAN! Dan kamu berhak memilih menjadi bahagia, siapapun dirimu!
So, jangan siksa dirimu terus menerus untuk menyesali keadaan dan berharap kamu dilahirkan menjadi orang lain karena itu TIDAK MUNGKIN. Sekali lagi tidak mungkin. Kamu adalah dirimu, kamu hanya bisa merubah keadaan menuju lebih baik namun tidak untuk menjadi orang lain yang kamu inginkan. Tidak bisa, tentu saja karena setiap manusia itu berbeda dan unik. So, jika orang lain bisa bahagia dengan keunikan dan keadaan yang dimilikinya, kenapa kamu tidak?
Jadilah orang yang berpikir BAGAIMANA bukan SEANDAINYA. Pemikir "seandainya" telah menghabiskan banyak waktu untuk berputar tapi tidak beranjak kemana-mana, karena dalam pikirannya yang kusut hanya ada pertanyaan penuh sesal, "Seandainya saja saya melakukan ini dan itu…seandainya keadaan saya berbeda…seandainya saja dia tidak memperlakukan saya dengan tidak adil…"begitulah yang terus berputas di kepalanya tapi dia tidak melakukakan apapun untuk menjadikan segalanya lebih baik. Berbeda dengan pemikir "Bagaimana" tidak membuang energihanya untuk merenungi kejadian yang sudah lewat ketika kesulitan bahkan ketika bencana menimpa dirinya. Ia selalu memiliki solusi terbaik, karena ia mengetahui bahwa hidup menyajikan banyak jalan keluar. Ia bertanya pada dirinya, "Bagaimana saya dapat melalui persoalan yang rumit ini secara kreatif? Bagaimana supaya saya bisa melakukan segalanya dengan lebih baik?" bukan "seandainya" melainkan "Bagaimana." Itulah rumus sukses kamu untuk tetap melangkah walau sempat terjatuh.

No comments:

Post a Comment