Manusia tidak mempunyai hak atas jiwanya, hanya memiliki hak untuk mempergunakannya
Bete banget ya ketika kita harus mendapati diri kalau orang yang kamu sayangi harus pergi. Perpisahan yang tidak pernah kamu harapkan akhirnya haru terjadi. Kamu menangis karenanya, kamu bersedih karena kehilangan, bahkan kamu merasa bahwa hidup tidak bermakna lagi tanpanya.
Orangtuamu meninggal kok malah bahagia? Hum, konsep ini jelas akan membuatmu mengerutkan dahi, bukan? tapi, pahamilah kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Memangnya ketika kamu tidak berbahagia atas kepergian mereka, mereka lantas akan hidup kembali. Maksudnya berbahagia di sini, bukan lantas kamu tertawa-tawa pada saat pemakam. Tapi, kamu secara dewasa menyikapi ini dengan baik.
Penyakit yang lama di derita oleh ayahmu membuatnya lumpuh total selama lima tahun. Melihatnya seperti itu tentu saja membuat hatimu miris. Kemudian, akhirnya ayahmu meninggal dunia. Kamu tidak lantas menangis meaung-raung, tapi kamu menyikapinya sebagai jalan yang paling tepat untuk ayahmu. Mungkin Allah lebih memilih membawanya ke surga dibandingkan menderita karena penyakit yang dideritanya.
Kisah cintamu bnerakhir dengan perpisahan. Ini membuatmu merasa berduka. Tak ada semangat lagi untuk belajar, tak ada ide untuk terus berjuang dal;am hidup, semua terasa hampa. Putus cinta kok bahagia? Ya..ya..ya, karena mungkin saja banyak hikmah yang bisa kamu ambil atas perpisahan itu. Siapa tahu, dia memang bukan jodoh yang baik untukmu. Dan ssst, siapa tahu arjuna yang lebih oke datang kepadamu beberapa saat lagi. Berbahagialah dengan perpisahan yang terjadi!
Menderita karena perpisahan? Oke, itu adalah sesuatu yang wajar. Tapi bukan berarti kamu akan mengakhiri hidupmu karenanya. Seperti berita yang terlansir di Koran Tribun Jabar beberapa waktu lalu. Seorang mahasiswi nekad menghabisi hidupnya dengan cara gantung diri hanya karena dia berpisah dengan kekasihnya. Aduh, sayang banget ya masa depan cemerlang yang sudah menantinya?!
Berbahagialah ketika kamu KEHILANGAN
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment