Nepotisme dalam media …

“Mbak, apakah artikel atau buku-buku mbak dimuat karena mbak memiliki kedekatan secara personal dengan editor atau redaksinya?” begitu kira-kira pertanyaan dari seorang audience pada acara Talk Show kepenulisan beberapa waktu lalu, dan pertanyaan ini sering saya dapatkan di beberapa acara lain, atau secara pribadi masuk ke email.
Mas Sony Farid Maulana, penyair puisi dan Pemimpin Redaksi budaya suplemen Khazanah, harian Pikiran Rakyat pernah juga menyampaikan bahwa dalam sebuah media cetak ‘nyaris tidak ada nepotisme’ karena terkait dengan kualitas dari karya yang dihasilkan.
Sebelum saya produktif menulis, artikel yang saya buat seringkali mendapatkan penolakan, rasanya saya nyaris putus asa. Namun beruntung, semangat saya tak pernah padam, saya terus menerus mencoba. Dan akhirnya saya kian terlatih menulis.
Prinsipnya agar tulisan Anda dimuat adalah dengan mempelajari terlebih dahulu segmen pasar, gaya tulisan, dan jenis rublik apa yang ingin Anda tembus. Setelah itu anda bisa langsung mulai menulis. Jika mungkin, mintalah komentar dari redaksi mengenai tulisan Anda kemudian latihlah kemampuan Anda untuk mengoreksi tulisan disesuaikan dengan komentar yang diberikan. Komentar itulah yang akhirnya akan memotivasi Anda meningkatkan kualitas menulis Anda.. Jangan lupa, Anda juga harus mencoba menulis di banyak media massa. Dan selamat, Anda juga akan menjadi penulis yang produktif!

No comments:

Post a Comment