Ngobrol dengan Janin teteh Nanit dan Janin Dede Ammar! ^^




Ketika anak pertama saya lahir -Nanit- saya bahagia luar biasa, mengalahkan kebahagiaan ketika saya akan menikah dengan ayahnya hehehehe...Saking bahagia dan terharunya, selama 4 hari setelah melahirkan Nanit saya didera 'lebay' tingkat tinggi yaitu seringnya memandang Nanit sambil berurai air mata xixxi.
Jujur saja, memiliki anak pada saat itu seperti mimpi ^^, gimana nggak mimpi, wong penjajagan sama ayahnya Nanit aja hanya 2 minggu, 1 minggu kemudian persiapan nikah, dan kemudian setelah menikah Allah langsung menitipkan Nanit dalam rahim saya...Saya kira, saya bakalan telaaaat nikah, bahkan udah siap-siap aja kalo-kalo nggak ada yang mau sama saya hahahaha
Namun, kesukaan saya akan anak dan keinginan saya menjadi seorang ibu telah menjadi salah satu hal yang mengikat kuat dalam pikiran saya. Saya ingin membesarkan seorang anak dengan penuh cinta dan mendidik dengan cara terbaik, melebihi cara orangtua saya membesarkan saya...kok begitu? pastinya setiap orangtua punya cara membesarkan anak dan dalam rekam jejak saya, hal yang positif dalam pendidikan orangtua saya akan ditiru, sedangkan hal yang negatif akan saya ganti dengan sesuatu yang baru.
Well, kemudian pendidikanpun dimulai....
Ketika hamil Nanit, pada usia kehamilan muda yaitu hingga 3 bulan, saya memutuskan keluar kerja. Di awal-awal kehamilan, seperti juga calon ibu yang lain saya didera MABOK BERAT! muntah hingga belasan kali sehari, alhasil, berat badan bukannya naik malah turun :(. Demi rasa cinta pada sang buah hati...cieee....saya keluar kerja!
Keputusan saya untuk keluar kerja adalah pilihan yang terbaik bagi saya. Bukan hanya untuk anak saya, tapi untuk saya sendiri. Bersama janin Nanit, saya terus berkreasi... Maklum saja, seharian di rumah hanya berdua dengan janin Nanit sambil menunggu ayahnya pulang kerja.
Apa yang saya lakukan dengan Janin Nanit pada saat kami hanya berduaan saja di rumah tidak lain adalah mengobrol ^^. Kami mengobrol tentang apa saja, tak sungkan saya mengajak janin Nanit untuk ikut serta dalam kegiatan harian seperti membaca, mengajaknya mandi, memasak, bener-bener mengobrol, seolah-olah janin Nanit sudah ada di hadapan saya :)...Saya begitu percaya bahwa pendidikan anak dimulai sejak dalam kandungan, bukan setelah dia lahir, itu sebabnya ada begitu banyak 'obrolan positif' yang saya lakukan dengannya. Bahkan, panggilan Nanit memang sudah ada jauh-jauh hari sebelum dia lahir. Keluarga dan sahabat sempet protes, kalo bayi saya nanti laki-laki gimana? karena usg tidak 100% tepat. Aaah....saya sudah yakin kalau anak saya perempuan! Dan saya begitu yakin, janin Nanit kelak akan tumbuh seperti yang perjanjian kami saat dalam kandungan..! haaaa...perjanjian? hehehehe
Dengan janin Nanit juga saya bersama-sama membangun Indscript Creative ^^.....So, berapa usia Indscript Creative adalah (usia Nanit + usia Nanit dikandung - 3 bulan)=sekian -males itung ah-
Kegiatan di rumah akhirnya menjadi kegiatan yang juga menyibukkan, bedanya kalo waktu kerja sibuk dengan ngurus perusahaan orang, kalo setelah keluar kerja sibuk membangun perusahaan sendiri. Keterlibatan janin Nanit dalam setiap aktifitas bagi saya adalah satu hal yang mendidik, saya melibatkannya seolah-olah kami adalah patner, bukan saya sendiri yang bekerja/beraktifitas.
Banyak hal ajaib yang saya alami ketika mengandung Nanit, salah satunya adalah dengan keterlibatan dia dalam keseharian salah satunya adalah saya jadi bisa mengatasi semua problem kehamilan. Jika saya sedang kurang mood atau lelah, saya kompromi dengan nanit untuk tetap semangat bersama saya dan saya bisa terus semangat akhirnya. Aktifitas keseharian saya ketika awal-awal membangun Indscript Creative memang sangat sibuk, sehingga membutuhkan semangat yang tiada matinya dan bersama janin Nanitlah saya melakukannya. So, akhirnya tidak ada perubahan antara ketika hamil dan tidak hamil. Saya tetap bisa aktif tanpa hambatan. Makasih teteh Nanit!
Kegiatan mendidik nanit sejak dalam kandungan itu berbuah manis. Sejak Nanit lahir, Nanit bukanlah bayi yang rewel, bahkan jika ada yang nanya, "begadang dong sekarang?" saya dan suami geleng-geleng kepala, pola tidur saya dan suami sejak nanit lahir tidak berubah, kami tidak bangun karena tangisan (karena memang Nanit tidak pernah menangis malam), Nanit hanya beraha ehe minta susu dan kemudian nanit dan saya akan tidur bersama kembali :)
Nanit terus tumbuh menjadi anak persis seperti yang pernah kami 'obrolkan' ^^
Ketika hamil anak kedua, pola pendidikan sejak dalam janinpun saya terapkan. Dan, panggilan dede Ammar melekat sebelum anak kedua saya lahir ^^. Kini, dede Ammar memiliki tipikal bayi seperti kakaknya, teteh nanit...dede Ammar tidak rewel dan membuat orangtuanya begadang, bahkan saudara kami yang menginap di rumah pas pagi-pagi protes "disini ada bayi nggak sih? kok nggak kedengeran nangisnya?" wkwkwk...Terakhir, saya harap dede Ammar akan tumbuh menjadi anak persis seperti yang pernah kami 'obrolkan' juga ^^

_catatan ini dibuat disela-sela meeting bisnis cantik via ym_ gegegege