AIR MATA BAPAK

Seringkah Anda melihat lelaki menangis?
Saya sering melihatnya
Saat Bapak lumpuh, Bapak bukan lagi lelaki kuat yang saya kenal
Saya melihat Bapak sungguh lemah
Bapak mudah menangis
Suatu hari Bapak juga menangis melihat saya baru beberapa hari keluar SMA, saya udah pakai baju kerja, "Indari kerja di perusahaan asuransi, doakan ya, Pak" pamit saya
Bukan anggukan yang saya dapatkan.. tapi saya melihat air mata yang mengalir
Saya paham kenapa Bapak menangis karena cita-cita Bapak sangat besar
Bapak ingin menyekolahmu hingga sarjana #katanya
Bapak ingin meninggalkanmu dengan banyak ilmu #ujarnya
Kamu serius sekolah aja, urusan cari uang itu urusan Bapak #pesannya
Air mata Bapak ini saya maklumi, karena dia anak remajanya langsung bekerja padahal baru selesai SMA, ijazah belum ada, mungkin Bapak nggak tega :')
Air mata Bapak ini adalah air mata terakhir yang saya lihat
Selang beberapa hari kemudian Bapak meninggal dan saya sangat kehilangan beliau
Saya kehilangan momen menyuapinya
Saya kehilangan momen mengeramasi rambutnya
Saya kehilangan momen mengobrol dengannya
Dan saya kehilangan tawa Bapak yang samar terdengar di tengah sakitnya saat saya melucu di depannya
Ketika Bapak meninggal, mulut saya tak mengucapkan sepatah katapun selain, "Indari ikhlas Bapak pergi duluan, pergilah dengan tenang ya, Bapak"
Tangisnya saya keluar setelah pemakaman Bapak, saya melihat kamar Bapak yang kosong...
Bapak kemana.....
Bapak.....
Hati saya menjerit, saya akan sangat merindukanmu, Pak....
Lihatlah dari jendela surga ya, Pak, Indari akan mewujudkan semua mimpi yang pernah Indari sampaikan ke Bapak
Jadi sarjana? saya sekarang sarjana, Pak, Indari bekerja sambil kuliah dan ternyata bisa kan jadi sarjana?
Jadi istri yang penurut? sebisa mungkin Indari ingat apa kata Bapak agar jadi istri penurut dan alhamdulillah suami Indari seperti Bapak, sangat bertanggungjawab pada keluarga
Jadi wanita kuat? sedang berusaha, Pak, minimal Indari nggak cengeng sekarang...
Pak, lihat dari jendela surga ya, ini Indari, anak perempuanmu yang sedang berjuang hingga kini selalu mengingatmu, mengingat nasihatmu

No comments:

Post a Comment