Masih ingat dengan kasus
pembakaran massal seorang lelaki yang dituduh mencuri?
Siapa yang melakukan?
orang-orang dewasa!
Ingat, itu yang melakukan bukan
anak-anak atau remaja yang sering kita teriakin kalau mereka sedang tawuran
atau melakukan bully pada teman sebaya.
Ini adalah orang dewasa yang
berjiwa kekanak-kanakan.
Oh sungguh menyedihkan...
Ketika perbuatan buruk diikuti
beramai-ramai oleh orang dewasa lainnya
Mungkin saja, yang menendang,
memukul, mengeroyok cuman segelintir orang, lalu kemudian yang melihat ikut
"panas" dan ikut-ikutan melakukannya. Sedih dan sangat miris...
Baiklah saya mau share sedikit
terkait dengan pola didik keluarga berdasarkan pemikiran saya yang awam dan
juga dari beberapa sumber yang saya baca.
Indonesia yang konon dianggap
sebagai negara yang santun ternyata tidak memiliki pola didik yang santun, pola
didik keluarga-keluarga di Indonesia banyak diwarnai kekerasan. Semuanya
terjadi karena orangtua MUNGKIN PERNAH MENDAPAT POLA DIDIK KERAS dari
orangtuanya dulu. Kekerasan terwarisi pada mereka dan diturunkan lagi kepada
generasi selanjutnya.
Warisan pola didik kekerasan,
menurut para pakar psikologi anak, membuat anak-anak tumbuh menjadi pribadi
yang mudah pemarah. Terutama sekali perilaku buruk yang pernah menjadi trauma
akan sangat mempengaruhi jiwa anak. Semua tidak muncul begitu saja, tetapi
didapat dari orangtua dan orang-orang dewasa disekitarnya.
Karena itu jika ingin anaknya
memiliki perilaku sopan dan santun, berikan pola asuh yang baik. Hindari pola
didik keras sejak dini. Anak akan meniru perilaku orangtua saat kecil. Dididik
dengan santun, perilaku anak pun akan sopan. Jika kelak ia berkeluarga ia akan
menerapkan pola didik yang beretika.
Pola didik kekerasan memang
terlihat sangat banyak beredar di masyarakat kita. Beragam alasan muncul
sebagai pembenaran pola asuh yang dilakukan orangtua.
Sebagian beranggapan hanya
dengan kekerasan dan disiplin ketat, anak akan kuat dan mandiri. Orangtua
berharap anaknya kelak bisa hidup tanpa bergantung kepada orang lain.
Dan mirisnya, sebagian lagi
beralasan bahwa pola didik kasar serta penuh kekerasan yang diterapkan ke
anaknya itu sebagai ajang balas dendam pada apa yang diterimanya dulu.
Dalam ilmu psikologi disebutkan
ada dua FAKTOR yang MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDIVIDU ANAK.
PERTAMA, faktor hereditas yang
bersifat alami. Dimana itu adalah hal yang DIWARISKAN dari kedua orangtua
sebagai sifat bawaan.
KEDUA, faktor pemeliharaan atau
pengasuhan dimana LINGKUNGAN berperan menghasilkan pengalaman interaksional
dalam proses perkembangan sejak masih dalam kandungan.
Ketika memberikan pola asuh, orangtua
harus MEMAHAMI KEBUTUHAN ANAK, BUKAN SEKEDAR KEINGINAN ORANGTUA.
Ada tiga hal yang menjadi
kebutuhan anak, yaitu:
kebutuhan pada rasa aman..
kebutuhan atas pengakuan bahwa
ia merasa penting untuk dicintai...
serta kebutuhan untuk mengontrol diri...
serta kebutuhan untuk mengontrol diri...
Semoga mulai hari ini, kita
mulai mampu mendidik anak yang berawal dari mendidik diri sendiri
Lupakanlah pola didik kita di masa lalu.
Lupakanlah pola didik kita di masa lalu.
Buat perubahan pada pola didik
lebih baik untuk anak-anak kita di masa sekarang untuk mewujudkan generasi emas
di masa yang akan datang.
Semoga Allah memudahkan langkah
kita sebagai orangtua Aamiin YRA.
No comments:
Post a Comment