Kisah Saya dan Suami (Bagian Kedua)



KOK BISA SANTRI AA GYM menikah dengan yang banyak gaya banget, aaaah nggak akhwat banget, pernyataan sekaligus pertanyaan itu muncul dari banyak orang, mengagetkan, sekaligus mungkin mengkhawatirkan.

Itulah JODOH, jika memang ada yang mengatakan lelaki baik untuk perempuan baik, saya mungkin mengatakan "Lelaki baik mengubah perempuan menjadi lebih baik melalui sebuah perjodohan yang menjadi rahasia Allah"

Sangat tidak cocok untuk sebagian orang hehehe, untuk lingkungan suami saya tidak cocok, pun untuk lingkungan pergaulan saya.

Saya berkali-kali mendapatkan SMS menjelang pernikahan
"Serius nikah sama dia?"
"Pendekatan dulu atuhlah, nikah kok kayak beli es krim di swalayan"
Saya dan suami seperti bumi dan langit
Dia santun, saya serampangan
Dia lembut, saya keras
Dia rapi, saya berantakan

TAPI, Allah Maha Menjodohkan karena do'a saya pada saat milad ke-27
Saat tumpeng datang, saya dan team di kantor berdoa bersama
"Teh, make a wish, mau apa di usianya sekarang" tanya seorang team
"Aku nggak mau apa-apa, gue pengen kawiiiin" jawaban saya bikin semua tertawa
Kata-kata ini yang kemudian membuat saya mendapatkan jodohnya, siapa yang menduga si santunlah yang berani meminang saya....
"Teh, serius mau nikah?" tanyanya beberapa hari kemudian
"Iyalah...masa nggak mau, udah tua saya mah" jawab saya
"Kalau saya melamar teteh?" tanyanya
Ekspresi saya bagaimana saat dia mengatakannya?
SAYA JAWAB "IYA" UNTUK MENERIMA HANYA DALAM KURUN WAKTU SEDETIK, ketika dia bertanya, "Kalau saya melamar teteh gimana?"
Saya langsung jawab "IYA, SAYA MAU!"
Saat itu, saya tidak berpikir banyak hal, yang tertancap di kepala saya bukan:

Berapa banyak hartanya
Seberapa ganteng dia
Segagah apa lelaki di depan saya
Lelaki di depan saya itu...Karirnya masih biasa saja
Punya motor doang itu juga masih kreditan kali *maaf ya, Ayah hahaha
Gajinya pasti lebih besar saya 

SAYA HANYA MENGINGATNYA sebagai...
Lelaki sholeh...
Lelaki baik...
Lelaki santun...
Lelaki yang bisa mendidik saya...
Apalagi yang saya cari di dunia ini sebagai pendamping saya? Saya menikah bukan karena uangnya, gantengnya, tapi butuh imam yang mendidik saya
Buat saya dia itu keberuntungan...
Buat dia, mungkin saya adalah tantangan berat untuk diluruskan hahahaha

No comments:

Post a Comment