Kata-kata, "Aku iri, Bun."
diucapkan oleh Nanit suatu sore.
Cacar yang menimpanya telah
menghasilkan benjolan-benjolan besar di seluruh tubuhnya
"Aku iri pada dede yang
mulus kulitnya" lanjutnya
Padahal sebelum Nanit cacar,
yang pertama cacar adalah adiknya dan Nanit sempat berdoa agar dia juga ikut
sakit biar lebih disayang orangtua
Setelah Nanit cacar, diapun iri
pada adiknya yang sudah sembuh
Saya lalu browsing ke google
dengan kata kunci, "anak-anak disabilitas" dan menunjukkan betapa
banyak anak yang berbeda dengan anak lain
"Ada anak tidak punya kaki,
dia iri pada yang punya kaki"
"Ada anak tak punya tangan,
tapi dia tetap semangat melanjutkan hidupnya"
"Ada anak dengan kecerdasan
di bawah rata-rata dan dia tetap menjadi anak yang bersinar dengan bidang yang
dipilihnya"
"Ada anak yang sakit lebih
parah dan dia iri pada anak yang sehat"
BAYANGKAN saja anak-anak yang
mereka memiliki kekurangan dan tidak bisa melepaskan diri dari kekurangannya,
pasti akan sedih, ya, Nak. Dan, akan jauh lebih sedih ketika anak-anak lain
mengejeknya.
MAKA, jadikan rasa iri itu
menjadi awal untuk merasakan apa yang anak-anak berkebutuhan khusus rasakan.
RANGKUL mereka...
BERSAHABAT dengan mereka...
CINTAI mereka...
Mereka tidak berbeda, mereka
istimewa dengan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Nanit dan Ammar makin paham
(semoga) menjadi anak yang dilahirkan berbeda tetap memiliki hak SAMA untuk
menjadi BINTANG KEHIDUPAN.
Bagaimana agar anak yang lahir
sempurna bisa menerima kondisi anak yang istimewa tanpa mengejek atau
membullynya?
Pertama, Kenalkan pada anak-anak
kita pada anak-anak istimewa tersebut, baik melalui dunia maya maupun dunia
nyata.
Kedua, Latih empatinya untuk
tidak melakukan reaksi secara langsung melihat perbedaan antara dia dan anak
istimewa.
Ketiga, Katakan pada anak bahwa
semua orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan, namun semua anak layak
jadi bintang kehidupan.
Keempat, Tempatkan posisi anak
"seandainya ada di posisi anak istimewa" pasti akan sedih jika diejek
Kelima, Perlihatkan prestasi anak-anak istimewa pada anak-anak kita, "ternyata mereka hebat ya meski hanya memiliki satu kaki?" pertanyaan itu yang sering saya ajukan pada Nanit dan Ammar.
Kelima, Perlihatkan prestasi anak-anak istimewa pada anak-anak kita, "ternyata mereka hebat ya meski hanya memiliki satu kaki?" pertanyaan itu yang sering saya ajukan pada Nanit dan Ammar.
LANTAS, bagaimana jika anak kita yang istimewa? Cacar air saja membuat anak menjadi minder apalagi keistimewaan yang lainnya.
Pertama, Tekankan bahwa dia
berharga, tak peduli kondisinya seperti apa
Kedua, Katakan bahwa orangtua
sangat mencintainya, tak peduli dia dilahirkan seperti apa
Ketiga, Bangun kemampuan dirinya
yang bisa menjadi daya saing yang sama dengan anak-anak lainnya
Keempat, Tingkatkan percaya
dirinya agar dia merasa tidak "berbeda" dengan anak lainnya
Kelima, Latih ketahanan
mentalnya menerima respon negatif masyarakat atau teman atas keistimewaannya
Keenam, Pastikan dia tahu bahwa
dia tetap anak yang punya hak yang sama dengan anak-anak lainnya
Ketujuh, Tingkatkan keyakinan
anak pada Allah dan tetap menyukuri apapun kondisi dirinya
Kedelapan, Gali bakat anak di bidang apa dan kuatkan bakat tersebut menjadi sebuah kelebihan
Kedelapan, Gali bakat anak di bidang apa dan kuatkan bakat tersebut menjadi sebuah kelebihan
BU, saya tidak paham bagaimana
perasaan ibu yang memiliki anak yang istimewa dan luar biasa, namun saya
berdo'a semoga keberkahan, kebaikan, kekuatan, dan cinta kasih selalu ada di
dalam kehidupan Anda, Aamiin.
No comments:
Post a Comment