[RELIGI] Umroh Membuat Kami Tak Berjarak ( Catatan MenantuUntukMertua)



Pernikahan saya tahun ini menjelang 8 tahun. Sejak menikah, satu kali saya merasa cemburu pada suami yaitu ketika di awal pernikahan kami, beliau rajin menyambangi rumah mertua. Wajah saya cemberut saat beliau pamit menjenguk mertua, setelah itu saya tersadar__ satu kali itu saya tersentak saat suami mengatakan, "sampai kapanpun aa adalah anak lelaki yang bertanggungjawab pada ibunya. Terimalah mama seperti ibumu sendiri." Ucapan itu saya terima di dua minggu pernikahan kami. Saya cemburu...


Waktu bergulir terus sesudahnya, hubungan saya dan mertua terus berkembang dengan hebatnya. Beliau memang ibu saya. Kami kian dekat dari hari ke hari hingga bertahun-tahun dan kini.
Pernahkah kami berselisih? Memahami kelebihan dan kekurangan kami adalah kuncinya, mamah melengkapi apa yang tidak saya miliki, demikian sebaliknya.
Saya tak pandai memasak, mamah yang memasak untuk kami setiap pagi. Saya pun mengajari mamah menulis buku dan kini mamah sudah menulis lebih dari 50 judul buku.
Saat saya didera kesibukan kerja, mamah mertua siap menemani anak-anak di rumah. Kami sudah seperti partner kerja, sahabat baik, dan ibu anak.


Perjalanan umroh kami kali ini pun memahat kedekatan yang teramat sangat, hingga saya mengatakan, "terima kasih ya, mah, sudah menjadi mertua yang hebat buat saya." Dan kisah kami memang hebat!
Bukan hanya kedekatan yang terus menguat bahkan selera kami makin serupa, misalnya ketika kami menyukai roti dan krim keju serta menyantapnya di sela-sela obrolan asyik kami. Hingga tidak ada satupun yang menduga bahwa kami sebetulnya adalah sepasang menantu dan mertua
Bismillah, mah....kita akan bersama-sama merancang mimpi di tahun ini.


No comments:

Post a Comment